KOMPAS.com - Kota Semarang menerima kunjungan verifikasi lapangan dari tim penilai Lomba Habitat 2025 tingkat Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Senin (20/1/2025).
Kunjungan tersebut menjadi bagian dari tahapan penting dalam lomba yang menilai inovasi dan upaya penanganan kawasan kumuh di berbagai daerah.
Wali Kota (Walkot) Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu atau yang akrab disapa Mbak Ita menyambut baik dan mengapresiasi kedatangan tim juri.
Dia berharap, upaya yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang dapat dinilai positif dan Kota Semarang bisa meraih prestasi terbaik dalam lomba tersebut.
“Semoga hadiahnya bisa dimanfaatkan untuk pengembangan kawasan khususnya Kelurahan Kauman agar ke depan menjadi lebih baik," ujarnya dalam siaran pers.
Lebih lanjut, Mbak Ita menjelaskan, Pemkot Semarang terus menggencarkan berbagai upaya untuk menghapus kawasan kumuh yang tersisa.
Baca juga: Masih Ada 44 Hektar Kawasan Kumuh, Ini Upaya yang Dilakukan Pemkot Semarang
Dari total 431 hektar (ha) kawasan kumuh yang ada, 192 ha di antaranya berhasil dihapuskan pada 2023 sehingga menyisakan 44 ha pada 2025.
Selain penanganan kekumuhan di kawasan pesisir, Pemkot Semarang juga melaksanakan berbagai inovasi lain, termasuk pengembangan infrastruktur irigasi, perbaikan jalan, program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), dan rehabilitasi kawasan mangrove untuk mendukung keberlanjutan lingkungan.
Mbak Ita mengatakan, berbagai upaya tersebut dilakukan melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk dari masyarakat, akademisi, dan sektor swasta.
“Kami optimistis dapat meraih hasil maksimal dalam Lomba Habitat 2025 sekaligus mencapai target penghapusan kawasan kumuh hingga 0 persen," ungkapnya.
Dalam kunjungan itu, tim juri yang dipimpin Sunarti dari Forum Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Jateng dan akademisi.
Ada pula perwakilan dari Yayasan Bina Karta Lestari (BINTARI), akademisi, Urban Development Analyst, serta Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Disperakim Jateng.
Tahapan Lomba Habitat 2025 dimulai dengan presentasi yang digelar di Hotel Khas Semarang pada 9 Januari 2025.
Dalam tahapan tersebut, Kota Semarang berhasil masuk ke dalam enam nominasi kabupaten/kota dengan nilai tertinggi.
Verifikasi lapangan berlangsung pada Senin (20/1/2025) dan menjadi langkah penentu untuk memilih tiga pemenang terbaik dalam lomba tersebut.
Pada verifikasi lapangan itu, tim juri mengunjungi empat kawasan yang menjadi fokus penilaian, yaitu Kelurahan Kauman, Kelurahan Mangunharjo, Tugurejo, dan Mangkang Wetan.
Pemilihan kawasan itu didasarkan pada pencapaian signifikan dan inovasi yang diterapkan dalam mengatasi kekumuhan dan membangun lingkungan yang lebih tangguh terhadap perubahan iklim.
Baca juga: Wujudkan Ketahanan Pangan, Pemkot Semarang Resmikan Embung Geomembran
Kelurahan Kauman menjadi perhatian utama karena merupakan satu-satunya kawasan kumuh di Semarang Lama yang belum tertangani.
Lokasi tersebut memiliki tantangan unik sebagai kawasan strategis yang terletak di sebelah timur Pasar Johar.
Rencana revitalisasi Kelurahan Kauman difokuskan pada peningkatan infrastruktur, seperti jalan lingkungan, saluran air, jalur difabel, dan penataan ulang kawasan untuk menjadi destinasi wisata yang representatif dan ramah lingkungan.
Sementara itu, kawasan Mangunharjo, Tugurejo, dan Mangkang Wetan di Kecamatan Tugu dipilih karena telah menunjukkan keberhasilan dalam memanfaatkan lahan tidur menjadi produktif.
Program unggulan di kawasan itu mencakup penanaman padi varietas biosalin yang dirancang khusus untuk lahan payau.
Di samping meningkatkan produktivitas lahan pesisir, inovasi tersebut juga mendukung ketahanan pangan dengan cara yang adaptif terhadap perubahan iklim.
Baca juga: Biosalin Bikin Tanah Tidak Produktif Jadi Aktif, Mbak Ita Ingin Kecamatan Tugu Jadi Percontohan
Selain itu, kawasan tersebut menjadi lokasi program normalisasi Sungai Bringin, yang telah membantu mengurangi risiko banjir di wilayah sekitar.