KOMPAS.com - Wali Kota (Walkot) Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mendorong penanaman sifat kejujuran sejak dini. Sebab, anak-anak lebih mudah diajari dan akan lebih bisa mempraktikkannya.
Walkot yang akrab disapa Mbak Ita itu mencontohkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang memiliki program urban farming yang menjadi percontohan pendidikan karakter bagi anak-anak di Kota Semarang.
“Anak-anak perlu pendidikan karakter karena justru mereka akan lebih bisa diajari. Salah satu contohnya adalah urban farming dengan nilai pendidikan karakter salah satunya kejujuran. Sebab, enggak mungkin tanaman langsung berbuah,” katanya.
Dia mengatakan itu dalam acara Sarasehan Bergerak Bersama Semarang di Ruang Loka Krida Gedung Moh Ikhsan Lantai 8, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (3/5/2023).
Mbak Ita mengatakan, urban farming juga mengajari anak-anak melakukan gotong-royong lewat menanam, menyiram, dan lainnya karena dilakukan dalam satu kelompok.
Baca juga: Sejarah Kuliner Langka Khas Kota Semarang, Nasi Glewo yang Pecahkan Rekor Muri pada HUT Ke-476
Pada kesempatan itu, walkot perempuan pertama di Kota Semarang itu turut mengapresiasi peran inspektorat dan jajarannya dalam upaya pencegahan korupsi di lingkup pemerintahan Kota Semarang.
Dengan upaya tersebut, Pemkot Semarang meraih penghargaan tertinggi Monitoring Center For Prevention (MCP) dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 2022.
“Alhamdulilah pada 2022, Kota Semarang menerima penghargaan tertinggi MCP se-Indonesia,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.
Mbak Ita mengatakan, raihan penghargaan itu tak lepas dari partisipasi jajaran Pemkot Semarang berserta inspektorat dan jajarannya yang terus mengawal sehingga MCP Kota Semarang menjadi yang tertinggi.
Dia pun berharap, setelah pertemuan Sarasehan Antikorupsi, seluruh pegawai Pemkot Semarang dapat terbebas dari korupsi.
Baca juga: Joget Bersama 11.476 Warga di HUT Kota Semarang, Walkot Ita Ingin Populerkan Nasi Glewo
“Tentunya kami berharap setelah adanya Sarasehan Antikorupsi ini. Kami akan mendapatkan anak-anak yang hebat, maupun kita sendiri,” ujarnya.
Mbak Ita menegaskan, semua pihak harus saling mengingatkan, memotivasi, memberi pencerahan, dan memberi peringatan.
“Insyaallah kita semua bisa terbebas dari korupsi,” tegasnya.