Semarang Sambut Ramadhan dengan Tradisi Dugder

Kompas.com - 05/05/2019, 23:12 WIB
Sri Noviyanti

Editor

Tradisi Dugderan di Kota Semarang.Dok Humas Pemprov Semarang Tradisi Dugderan di Kota Semarang.

 
 
KOMPAS.com - Jelang Ramadhan, Kota Semarang punya agrnda tersendiri. Salah satunya, tradisi Dugder. Rangkaian acaranya sudah dimulai dengan karnaval dugder yang diikuti 11.000 pelajar TK, SD, SMP sejak Jumat (3/5/2019).
 
Gegap gempitanya terasa sampai Sabtu (4/5/2019) mulai dariJalan Pemuda, Masjid Kauman hingga Masjid Agung jawa Tengah (MAJT).
 
Adapun hari itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi selaku Raden Mas Tumenggung Arya Purbaningrat mengenakan baju khas Semarangan didampingi istri dan jajaran Forkopimda, pejabat Pemerintah kota Semarang, beserta tokoh agama dan tokoh masyarakat.
 
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Dugderan selalu menyedot perhatian masyarakat. Acara itu melibatkan 16 kecamatan dan sejumlah organisasi masyarakat.
 
Serangkaian kereta kencana dan bendi pada Dugderan kali ini terasa lebih meriah dan spesial dengan adanya konvoi Warak raksasa setinggi 6 meter. Warak sendiri merupakan hewan mitologi yang menjadi ikon Kota Semarang melambangkan keberagaman budaya di Kota Semarang.
 
Kirab dugderan juga semakin meriah dengan sajian drum band dari PIP, karnaval budaya dari NU, Ponpes Ashabul Kahfi, serta atraksi barongsai, KNPI, Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan sajian beberapa peserta pawai budaya seperti Politeknik Bumi Akpelni.
 
Wali kota Semarang, Hendrar Prihadi dalam sambutannya berharap tradisi Dugderan dapat menjadi budaya yang menarik minat wisatawan lokal dan mancanegara ke Kota Semarang.
 
Penyelenggaraan Dugderan yang berdekatan dengan HUT Kota Semarang, menurutnya semakin mengikat kuat kebersamaan, guyub rukun.
 
Prosesi Dugder dinilainya juga menjadi bukti nyata kedekatan pemerintah dan jadi simbol toleransi tinggi dalam keberagaman Kota Semarang.
 
Melanjutkan prosesi dengan memukul bedug, Hendi kemudian ikut dalam rombongan kirab menaiki kereta kencana untuk berangkat ke Masjid Kauman Semarang dan Masjid Agung Jawa Tengah. 
 
Setibanya di Masjid Kauman, Hendi menerima Suhuf Halaqoh dari para alim ulama di Kota Semarang. Acara dilanjutkan dengan membagikan kue khas Semarang yaitu Ganjel Rel dan air Khataman Al Quran.
 
Pembagian kue dan air tersebut memiliki makna agar warga merelakan hal yang mengganjal, serta membersihkan diri dengan meminum air sebelum memasuki bulan Ramadhan.
 
Selepas prosesi di Masjid Kauman Semarang, Hendi beserta rombongan bertolak ke Masjid Agung Jawa Tengah untuk menyerahkan Suhuf Halaqoh kepada Gubernur Jawa Tengah yang bertindak selaku KRMT Probo hadikusumo.
 
Rangkaian prosesi tersebut kemudian ditutup dengan diumumkannya awal Ramadhan oleh Gubernur Jawa Tengah kepada warga masyarakat yang kemudian dilanjutkan dengan pemukulan bedug.
 
Ditemui usai prosesi Dugder, Hendi menjelaskan bahwa tradisi Dugderan merupakan agenda budaya tahunan yang selalu diikuti warga dan pemerintah Kota Semarang.
 
"Dugderan, telah ada sejak bupati pertama Sunan Pandanaran yang pada waktu itu berembug dengan para ulama untuk kemudian memberitahukan kepada warga masyarakat awal Ramadhan," ungkap Hendi. Dengan Dugderan ini, warga Kota Semarang khususnya diminta untuk bersih-bersih diri, melakukan persiapan fisik dan memperbanyak amalan positif,” ujarnya.
 
Tahun ini, yang spesial menurut Hendi adalah tingkat partisipasi dari masyarakat yang semakin banyak dan meningkat. Menyikapi keragaman yang menjadi ciri khas Kota Semarang, Hendi mengajak untuk sepakat bahwa perbedaan adalah kekuatan, bukan sesuatu yang melemahkan.
 
”Kita adalah satu warga bangsa Indonesia yang harus kompak untuk membangun kota Semarang," ujar Hendi.

Terkini Lainnya
Jalan Kaligawe Banjir Lagi, Pemkot Semarang Gencarkan Pompanisasi
Jalan Kaligawe Banjir Lagi, Pemkot Semarang Gencarkan Pompanisasi
Semarang
Perumahan Permata Puri Amblas, Pengembang Diminta Bertanggung Jawab
Perumahan Permata Puri Amblas, Pengembang Diminta Bertanggung Jawab
Semarang
Harga Kebutuhan Pokok di Semarang Relatif Aman Jelang Lebaran, Mbak Ita: Jangan “Mremo”
Harga Kebutuhan Pokok di Semarang Relatif Aman Jelang Lebaran, Mbak Ita: Jangan “Mremo”
Semarang
Pemkot Semarang Siapkan 7 Bus untuk Mudik Gratis Warganya yang Merantau di Jakarta
Pemkot Semarang Siapkan 7 Bus untuk Mudik Gratis Warganya yang Merantau di Jakarta
Semarang
Lewat
Lewat "Tebus Paket Suka-suka", Warga Terdampak Banjir Semarang Beli Bahan Pokok Bayar Seikhlasnya
Semarang
Angka IHK Capai 105,44, Semarang Jadi Kota dengan Inflasi Terendah Se-Jateng
Angka IHK Capai 105,44, Semarang Jadi Kota dengan Inflasi Terendah Se-Jateng
Semarang
Pemkot Semarang dan BI Jateng Gelar Bazar Ramadhan, Paket Sembako Rp 150.000 Dihargai Rp 50.000
Pemkot Semarang dan BI Jateng Gelar Bazar Ramadhan, Paket Sembako Rp 150.000 Dihargai Rp 50.000
Semarang
Jelang Lebaran, Pemkot Semarang Gelar Bazar Ramadhan dan Tebus Sembako Murah
Jelang Lebaran, Pemkot Semarang Gelar Bazar Ramadhan dan Tebus Sembako Murah
Semarang
Langgar Aturan Jam Buka, Satpol PP Kota Semarang Segel 4 Tempat Hiburan Malam
Langgar Aturan Jam Buka, Satpol PP Kota Semarang Segel 4 Tempat Hiburan Malam
Semarang
Pemkot Semarang dan KPK Koordinasi Cegah Korupsi Pengadaan Barang dan Jasa Proyek Strategis 
Pemkot Semarang dan KPK Koordinasi Cegah Korupsi Pengadaan Barang dan Jasa Proyek Strategis 
Semarang
Melalui Kegiatan Bimbingan Mental, Ketua TP-PKK Kota Semarang Tegaskan Pentingnya Karakter dan Moralitas
Melalui Kegiatan Bimbingan Mental, Ketua TP-PKK Kota Semarang Tegaskan Pentingnya Karakter dan Moralitas
Semarang
Di Hadapan DPRD, Mbak Ita Paparkan Sejumlah Prestasi Pemkot Semarang Sepanjang 2023
Di Hadapan DPRD, Mbak Ita Paparkan Sejumlah Prestasi Pemkot Semarang Sepanjang 2023
Semarang
Siapkan THR untuk ASN, Mbak Ita: Semoga Jadi Stimulan Ekonomi Kota Semarang
Siapkan THR untuk ASN, Mbak Ita: Semoga Jadi Stimulan Ekonomi Kota Semarang
Semarang
Berhasilkan Turunkan Stunting, Pemkot Semarang Diapresiasi UNESCO
Berhasilkan Turunkan Stunting, Pemkot Semarang Diapresiasi UNESCO
Semarang
Banjir di Semarang Mulai Surut, Mbak Ita: Tinggal Genangan di Trimulyo Saja
Banjir di Semarang Mulai Surut, Mbak Ita: Tinggal Genangan di Trimulyo Saja
Semarang
Bagikan artikel ini melalui
Oke