SEMARANG, KOMPAS.com - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menjajaki kerja sama dengan Malaysia untuk mengembangkan wisata religi, khususnya wisata sejarah Wali Songo di Kota Semarang.
Penjajakan itu muncul setelah Wali Kota yang akrab disapa Hendi ini menerima kunjungan pengelola Yayasan Raja Sakti At Thomim Sunan Kalijaga Malaysia di Po Hotel, Kota Semarang, Minggu (19/8/2018).
Bukan tanpa sebab pula Hendi menjajaki kerja sama dengan Malaysia. Historis yang panjang antara Malaysia dan tanah Jawa adalah jawabannya.
Dalam beberapa referensi sejarah banyak yang dituliskan jika Kesultanan Kelantan di Malaysia memiliki benang merah dengan Wali Songo sebagai penyebar Islam di tanah Jawa.
(BACA JUGA: HUT RI Ke-73, Wali Kota Hendi Pamer Prototipe Becak Listrik)
Syekh Jumadil Kubro disebutkan merantau ke Kelantan pada 1349 Masehi lalu menikahi putri keluarga Diraja Imperium Chermin (Kelantan Purba). Dasar sejarah itulah yang kemudian coba dirajut kembali oleh Hendi untuk mengembangkan wisata reiligi di Kota Semarang.
"Saya menyambut baik perhatian yang diberikan oleh sedulur-sedulur dari negara tetangga. Harapannya ada sebuah sejarah yang dirajut bersama dengan adanya penjajakan kerjasama ini, sehingga bisa semakin mempererat hubungan antara Malaysia dan Indonesia, khususnya Kota Semarang," pungkas Hendi.
Adapun perwakilan pengelola yayasan, Mohamad Sahrulnizam MR mengungkapkan, kedatangannya ke Kota Semarang karena didorong oleh rasa persaudaraan sebagai keluarga besar sehingga dapat saling mendukung dalam berbagai hal.
"Kita berpegang pada Hadist Nabi, Khairunnas anfa’uhum linnas, sebaik-baik manusia yang memberikan manfaat bagi orang lain. Dan pada hari Minggu ini kita (Kelantan dan Kota Semarang) dari keturunan yang sama, kita punya wawasan, visi, dan misi yang sama pula," tegas Sahrulnizam.
Sebelum, menjajaki kerja sama dengan Malaysia, Hendi sebenarnya telah menjajaki kerja sama dengan Tiongkok untuk mengembangkan wisata Sam Poo Kong.
Kota Semarang kaya wisata religi
Niatan Wali Kota Hendi untuk mengembangkan wisata religi di Kota Semarang memang bukan tanpa alasan. Tercatat di Kota Lumpia tersebut berdiri dengan serasi rumah-rumah ibadah dari 6 agama di Indonesia yang masing-masing memiliki kekhasan dan keunikan tersendiri untuk dikunjungi.
Sebut saja Masjid Taqwa Sekayu. Rumah ibadah yang dibangun pada 1413 ini merupakan masjid tertua kedua di Indonesia. Selanjutnya ada gereja tertua di Indonesia, yaitu Gereja Blenduk yang dibangun pada 1753.
(BACA JUGA: Lewat Sinergitas, Kota Semarang Perbanyak Pembangunan Kampung Tematik)
Tak hanya dua rumah ibadah itu, di Kota Semarang terdapat pula Gereja Gedangan, Pura Agung Giri Natha, Vihara Buddhagaya Watugong, Klenteng Sam Poo Kong dan rumah-rumah ibadah lainnya yang selalu ramai dikunjungi.
Namun, Wisata Religi di Kota Semarang tak hanya tentang rumah-rumah ibadah bersejarah saja. Ibu Kota Jawa Tengah ini juga menyimpan sejarah religi pada sejumlah lokasi petilasan serta makam-makam tokoh agama.
Contohnya seperti petilasan Sunan Kalijaga di Goa Kreo Semarang, Makam Ki Ageng Pandanaran, Makam Al-Habib Hasan Bin Thoha Bin Yahya, Makam Kyai Sholeh Darat, hingga Makam Syekh Jumadil Kubro yang banyak disebut sebagai bapak dari Wali Songo.