Pembangunan Fondasi Kota Rampung, Semarang Bakal Maju Pesat

Kompas.com - 19/02/2018, 11:21 WIB
Kurniasih Budi

Editor

KOMPAS.com -Medio Februari tahun ini, Hendrar Prihadi dan Hevearita Gunaryanti Rahayu genap dua tahun memimpin Kota Semarang. Pada 17 Februari 2016, keduanya dilantik sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang.

Dua tahun kepemimpinan Hendrar-Hevearita diperingati dengan menggelar pasar murah di 16 kecamatan, Senin (19/2/2018). Pasar murah, kata dia, merupakan salah satu kegiatan yang berdampak langsung kepada masyarakat.

"Saat ini, tidak lagi jamannya melaksanakan kegiatan seremonial yang tak berdampak langsung kepada masyarakat. Maka, Saya minta untuk menyelenggarakan pasar murah, dengan keyakinan bahwa kegiatan ini dapat meringankan beban masyarakat di tengah tekanan inflasi yang terjadi pada hari ini," ujarnya.

Baca: Ada 40 Ton Beras di Pasar Murah Serentak Semarang, Mau?

Menurut Hendrar, masih banyak pekerjaan yang mesti dituntaskan. Selama dua tahun memimpin, ia mengaku telah membangun dasar bagi terselenggaranya pemerintahan yang melayani rakyat.

"Ibarat sebuah rumah, kami sedang membangun fondasinya," katanya.

Fondasi tersebut penting untuk mewujudkan sebuah pembangunan berkelanjutan yang tepat untuk Kota Semarang.

Selama ini, ada lima fondasi pembangunan Kota Semarang yang telah dibangun Hendrar-Hevearita, yakni budaya kerja PNS, kesejahteraan masyarakat, ekonomi kerakyatan, pembangunan pariwisata, dan penanganan banjir.

Budaya Kerja PNS

Sejak 2016 hingga 2018, setidaknya telah ada 58 Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang dijatuhi sanksi tegas. Wali Kota Semarang menjatuhkan sanksi sebagai bagian dari pembenahan budaya kerja.

Adapun sanksi tegas tersebut yakni memberhentikan 18 PNS, mencopot jabatan 9 PNS, dan menurunkan pangkat 31 PNS. Ketegasan Hendrar membuahkan hasil. Ia dinobatkan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara-Reformasi Birokrasi sebagai pembina pelayanan publik terbaik untuk kedua kalinya.

"Pembenahan budaya kerja di Pemkot Semarang ini menjadi penting, karena sedhulur-sedhulur yang ada di Pemkot ini adalah salah satu ujung tombak pembangunan Kota Semarang," katanya.

Kesejahteraan Masyarakat

Dalam kurun waktu dua tahun ini, Hendrar telah merealisasikan sejumlah fasilitas gratis untuk masyarakat di Kota Semarang. Salah satunya di sektor kesehatan, dengan menyediakan fasilitas berobat gratis dengan UHC (Universal Health Coverage), menyediakan fasilitas ambulance gratis 24 Jam, hingga menyediakan layanan konsultasi dokter secara online.

Ekonomi Kerakyatan

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi berfoto di Desa Wisata Kandri, Jumat (19/1/2018)Dok. Humas Pemkot Semarang Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi berfoto di Desa Wisata Kandri, Jumat (19/1/2018)

Meski pun sejumlah pelayanan publik bebas biaya, namun Hendrar tetap mengutamakan agar masyarakat bisa mandiri secara ekonomi.

"Penting bahwa masyarakat di Kota Semarang harus berdikari, berdiri di atas kaki sendiri. Maka, fondasi ekonomi kerakyatan juga menjadi salah satu hal penting yang kami bangun dalam waktu dua tahun ini," ujarnya.

Pemikiran itu mendorong transformasi Kota Semarang yang semula sebagai Kota Industri menjadi Kota Pariwisata. Wali Kota Semarang berkeyakinan masyarakat memiliki kesempatan lebih besar untuk membuka usaha sendiri melalui sektor pariwisata.

Guna mendukung hal tersebut, Pemerintah Kota Semarang telah menyiapkan fasilitas pinjaman bernama Kredit Wibawa dengan bunga yang sangat murah, yaitu sebesar 3 persen per tahun.

Upaya tersebut mampu menggeliatkan ekonomi di Kota Semarang. Hal itu setidaknya tergambar dari capaian investasi usaha di Kota Semarang. Pada 2015, investasi di Kota Semarang Rp7,9 triliun dan melonjak menjadi Rp20,5 triliun pada 2017.

Pembangunan Pariwisata

Dalam upaya mendorong perubahan Kota Semarang menjadi kota pariwisata, Hendrar telah menginisiasi 113 kampung tematik di 16 kecamatan. Selain itu, Hendrar-Hevearita telah membangun 19 ruang terbuka hijau sebagai sarana wisata di Kota Semarang.

Penanganan Banjir

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengunjungi warga Kelurahan Mangkang Wetan, Kecamatan Tugu, Kota Semarang yang kebanjiran sejak Senin (5/2/2018).Dok. Humas Pemkot Semarang Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengunjungi warga Kelurahan Mangkang Wetan, Kecamatan Tugu, Kota Semarang yang kebanjiran sejak Senin (5/2/2018).

Program yang tetap menjadi prioritas adalah penanganan banjir di sebagian wilayah Kota Semarang, khususnya di wilayah timur. Menurut dia, Pemerintah Kota Semarang mengalokasikan anggaran sebesar Rp1,4 triliun untuk penangangan banjir.

"Ada enam komponen utama yang sedang dikerjakan, antara lain pembuatan tanggul rob serta normalisasi parapet Kali Tenggang dan Sringin, pembuatan kolam retensi Banjardowo Kaligawe, juga pembuatan pintu muara Kali Tenggang dan pintu muara Kali Sringin," katanya.

Hendrar optimistis seluruh pekerjaan itu rampung tahun ini.

Terkini Lainnya
Percepat Penanganan Banjir, Pemkot Semarang Lakukan Peremajaan Pompa dan Kolam Retensi

Percepat Penanganan Banjir, Pemkot Semarang Lakukan Peremajaan Pompa dan Kolam Retensi

Semarang
Pijar Semar, Wujud Komitmen Pemkot Semarang Lindungi Pekerja Rentan

Pijar Semar, Wujud Komitmen Pemkot Semarang Lindungi Pekerja Rentan

Semarang
Kurangi Pencemaran Udara, Wali Kota Agustina Uji Coba Bus Listrik Trans Semarang

Kurangi Pencemaran Udara, Wali Kota Agustina Uji Coba Bus Listrik Trans Semarang

Semarang
Pemkot Semarang Dukung Pelatihan Dewan Hakim Jelang MTQ Kota Semarang 2025

Pemkot Semarang Dukung Pelatihan Dewan Hakim Jelang MTQ Kota Semarang 2025

Semarang
Banjir Rugikan Ratusan Miliar Rupiah, Pemkot Semarang Tambah Pompa Kapasitas 1.000 Liter per Detik

Banjir Rugikan Ratusan Miliar Rupiah, Pemkot Semarang Tambah Pompa Kapasitas 1.000 Liter per Detik

Semarang
Pemkot Semarang Gelar Festival Wayang Semesta Volume 1, Jaga Tradisi dan Gerakkan UMKM

Pemkot Semarang Gelar Festival Wayang Semesta Volume 1, Jaga Tradisi dan Gerakkan UMKM

Semarang
Pemkot Semarang Tegaskan Aksi di RS Wongsonegoro Murni Masalah Internal Rekanan Swasta

Pemkot Semarang Tegaskan Aksi di RS Wongsonegoro Murni Masalah Internal Rekanan Swasta

Semarang
Tangani Banjir, Walkot Semarang Fokus pada Keselamatan dan Kebutuhan Dasar Warga

Tangani Banjir, Walkot Semarang Fokus pada Keselamatan dan Kebutuhan Dasar Warga

Semarang
Tangani Kesehatan Warga Terdampak Banjir, Wali Kota Agustina Kerahkan Nakes Tambahan

Tangani Kesehatan Warga Terdampak Banjir, Wali Kota Agustina Kerahkan Nakes Tambahan

Semarang
Sinergi Atasi Banjir Kaligawe, Pemkot Semarang Bangun Sodetan Baru dari Hibah Tanah Unissula

Sinergi Atasi Banjir Kaligawe, Pemkot Semarang Bangun Sodetan Baru dari Hibah Tanah Unissula

Semarang
Tanggap Darurat Banjir, Pemkot Semarang Dirikan Dapur Umum di Tiga Kecamatan

Tanggap Darurat Banjir, Pemkot Semarang Dirikan Dapur Umum di Tiga Kecamatan

Semarang
Walkot Semarang Tanggung Pendidikan Anak Korban Rumah Roboh di Kauman

Walkot Semarang Tanggung Pendidikan Anak Korban Rumah Roboh di Kauman

Semarang
Ratusan Peserta Ikuti Sarasehan Pemuda, Wadah Konsolidasi dan Kolaborasi Anak Muda Kota Semarang

Ratusan Peserta Ikuti Sarasehan Pemuda, Wadah Konsolidasi dan Kolaborasi Anak Muda Kota Semarang

Semarang
Rakor Penanganan Banjir, Walkot Agustina Dorong Peningkatan Kapasitas Pompa dan Percepatan Pengerukan

Rakor Penanganan Banjir, Walkot Agustina Dorong Peningkatan Kapasitas Pompa dan Percepatan Pengerukan

Semarang
Pastikan Jaringan Dipulihkan, Walkot Semarang Agustina Perintahkan Diskominfo Cabut Surat Penonaktifan Internet Monitoring CCTV

Pastikan Jaringan Dipulihkan, Walkot Semarang Agustina Perintahkan Diskominfo Cabut Surat Penonaktifan Internet Monitoring CCTV

Semarang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com