KOMPAS.com - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menilai kerukunan antar-warga "Kota Lumpia" cukup erat di tengah mencuatnya berbagai kasus intoleransi di sejumlah daerah.
Keguyuban antar-warga dibuktikan sejumlah organisasi masyarakat yang peduli pada korban bencana alam.
Perserikatan Organisasi Indonesia Tionghoa (Porinti), Perkumpulan Pengusaha Indonesia Tionghoa (Perpit), dan Perhimpunan Fuqing memberikan bantuan kepada warga Genuk dan Mangkang yang rumahnya dilanda banjir beberapa waktu lalu.
Bahan pangan seperti mi instan, telur, air minum dalam kemasan, minyak goreng, serta bantuan dana diserahkan melalui Wali Kota Semarang dan Dinas Sosial Kota Semarang. Bantuan tersebut nantinya dibagikan kepada seluruh warga korban banjir.
Baca: Mangkang Banjir, Wali Kota Semarang Lapor Menteri Basuki
Menurut Hendrar, ungkapan kepedulian organisasi warga Tionghoa itu tak hanya bernilai sosial. “Yang terlihat adalah sebuah solidaritas, kepedulian, dan saling memiliki sebagai warga Kota Semarang dengan memberikan bantuan tanpa melihat ras, ágama, dan budaya,” ujarnya di kantor Wali Kota Semarang, Kamis (15/2/2018).
Ketua Porinti Setiawan Santoso mengatakan, bantuan tersebut diperoleh dari penggalangan dana warga keturunan Tionghoa untuk warga Kota Semarang yang terkena banjir.
Selama dua hari, ia melanjutkan, dana yang terkumpul mencapai Rp100 juta. Dana tersebut dialokasikan untuk membeli bahan pangan. Sedangkan, uang yang diserahkan untuk keperluan dapur umum sebesar Rp20 juta.
"Upaya ini tidak ada muatan apa pun. Kami hanya berniat berbagi dengan warga Semarang yang membutuhkan,” tuturnya.
Pemerintah Kota Semarang mengupayakan pengadaan pompa untuk mengurangi dampak banjir, khususnya di Genuk. Hal itu dilakukan karena sistem penanganan banjir belum rampung.
"Rencananya, sistem penanganan banjir berupa pompa berkapasitas besar dan polder di wilayah tersebut akan selesai pada April 2019 mendatang,” ujarnya.