KOMPAS.com – Gelak tawa dan wajah ceria ribuan anak mewarnai suasana halaman Kantor Gubernur Riau, Selasa (3/8/2025). Mereka datang dari 12 kabupaten/kota se-Provinsi Riau untuk mengikuti Pekan Gembira Anak Riau 2025, sebuah acara yang tak hanya meriah, tetapi juga sarat makna dalam memperjuangkan hak-hak anak.
Acara yang digelar dalam rangka peringatan Hari Anak Nasional ke-41 sekaligus Hari Ulang Tahun (HUT) ke-68 Provinsi Riau ini menjadi panggung nyata bagi TP-PKK Provinsi Riau untuk menggaungkan pentingnya menciptakan ruang ramah anak di seluruh lini kehidupan.
Berbagai kegiatan yang digelar, seperti lomba mewarnai, panggung seni budaya, zona edukasi, dan pameran kreativitas anak, dikemas untuk mendorong ekspresi positif, menanamkan cinta budaya lokal, serta memperkuat nilai toleransi dan kolaborasi sejak usia dini.
Ketua TP-PKK Provinsi Riau, Henny Sasmita Wahid, menyampaikan bahwa Pekan Gembira Anak bukan sekadar agenda hiburan, tetapi wujud kepedulian kolektif terhadap tumbuh kembang anak-anak Riau.
“Anak-anak adalah aset bangsa. Mereka berhak mendapatkan ruang yang aman, penuh cinta, dan mendukung setiap potensi yang mereka miliki. Melalui kegiatan ini, kami ingin menanamkan semangat bahwa setiap anak Riau berharga dan harus dilindungi serta diberdayakan,” ujarnya melalui siaran pers, Minggu (3/8/2025).
Henny menambahkan, sinergi antarlembaga—mulai dari pemerintah daerah, sekolah, organisasi masyarakat, hingga peran aktif orangtua—sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang ramah anak.
Baca juga: Penataan Terminal Cililitan Capai 55 Persen, Bakal Ada Ruang Laktasi dan Ruang Ramah Anak
“Momen ini bukan sekadar perayaan. Ini adalah panggilan bagi kita semua untuk memastikan anak-anak tumbuh dalam suasana yang sehat, bahagia, dan bermartabat,” ucapnya.
Henny mengajak seluruh pihak menjadikan keceriaan anak-anak sebagai semangat kolektif untuk terus memperjuangkan masa depan yang lebih baik.
“Mari kita jadikan setiap tawa mereka sebagai pengingat bahwa anak-anak berhak atas ruang yang positif dan penuh cinta. Bersama, kita wujudkan Riau sebagai provinsi yang benar-benar layak anak,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Provinsi Riau, Fariza, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari strategi edukasi publik yang bertujuan membangun lingkungan yang lebih aman dan suportif bagi anak-anak.
“Hari Anak Nasional bukan sekadar seremoni. Ini adalah pengingat bagi kita semua bahwa anak-anak membutuhkan perlindungan nyata dari kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi. Lewat kegiatan seperti ini, kita memberi ruang kepada mereka untuk tampil, bersuara, dan merasa dihargai,” ujarnya.
Fariza juga menyampaikan bahwa Pemprov Riau terus mengembangkan berbagai program berbasis keluarga dan sekolah yang mendukung perlindungan serta penguatan karakter anak.
“Kami berharap, dari kegiatan ini akan lahir anak-anak Riau yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga kuat secara emosional dan berkarakter,” pungkasnya.