KOMPAS.com – Genderang perang terhadap aktivitas tambang emas ilegal resmi ditabuh. Gubernur Riau (Gubri) Abdul Wahid memimpin langsung apel gelar pasukan Operasi Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) 2025 di Desa Seberang, Teluk Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi, Kamis (31/7/2025).
Operasi ini menandai dimulainya langkah terpadu pemerintah dalam menindak aktivitas tambang ilegal yang selama ini merusak lingkungan. Abdul Wahid hadir bersama Kapolda Riau, Danrem, dan jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Riau.
Sebelum memimpin apel, rombongan berjalan kaki menyeberangi jembatan gantung menuju lokasi apel. Di sana, ribuan warga telah menanti dan menyambut dengan lambaian tangan, sebagai bentuk dukungan terhadap langkah penegakan hukum yang dilakukan pemerintah.
Ia menekankan bahwa aktivitas PETI bukan hanya persoalan hukum, tetapi juga persoalan sosial dan lingkungan yang membutuhkan penanganan jangka panjang dan lintas sektor.
“Kita tidak bisa lagi menangani PETI secara sporadis. Diperlukan langkah terukur dan kolaboratif lintas lembaga,” ujar Wahid.
Menurutnya, langkah tersebut penting untuk melindungi masyarakat sekaligus memulihkan alam Riau yang telah rusak akibat eksploitasi liar.
Baca juga: Sejarah Hari Konservasi Alam Sedunia 28 Juli: Jejak Eksploitasi Alam Indonesia
Namun, ia menegaskan bahwa penindakan harus dibarengi dengan pemberdayaan. Pemprov Riau berkomitmen menghadirkan pilihan ekonomi yang legal, ramah lingkungan, dan mampu meningkatkan kesejahteraan warga di daerah rawan tambang ilegal.
Operasi PETI 2025 merupakan bagian dari strategi besar Pemprov Riau dalam menjaga kelestarian lingkungan dan memberantas eksploitasi sumber daya alam secara liar.
Dalam kesempatan itu, Abdul Wahid juga menyoroti pendekatan green policing yang diterapkan oleh Polda Riau—yakni konsep penegakan hukum lingkungan yang mengedepankan edukasi dan pencegahan, bukan hanya penindakan.
Ia mengajak semua elemen masyarakat dan aparat untuk menjaga marwah Riau.
“Riau tidak boleh dikenal karena tambang ilegal. Riau harus dikenal karena keberaniannya menjaga alam dan hukum. Ini perjuangan kita bersama,” kata Abdul Wahid menutup sambutannya.