KOMPAS.com – Jembatan Pulau Balang yang menghubungkan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dengan Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim), akhirnya tersambung pada Sabtu (31/10/2020).
Kepala Bagian Pembangunan Sekretariat Kabupaten (Setkab) PPU Nicko Herlambang pun menyambut hal tersebut dengan antusias.
“Akhirnya bisa menyelesaikan segmen terakhir dari Pulau Balang. Sekarang statusnya sudah tersambung 100 persen,” kata Nicko, Minggu (1/11/2020), seperti dalam keterangan tertulisnya.
Sebagai informasi, pembangunan Jembatan Pulau Balang sudah dimulai sejak September 2015, setelah penandatanganan kontrak pada Jumat (21/8/2015).
Baca juga: [POPULER PROPERTI] Penampakan Terkini Jembatan Pulau Balang
Jembatan tersebut dibangun menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) senilai kurang lebih Rp 1,3 triliun, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Kaltim sebesar Rp 20 miliar dalam bentuk bantuan keuangan (bankeu) ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) PPU untuk pembebasan lahan.
“Kami mengucapkan terima kasih atas kesungguhan pihak kontraktor yang bisa menyelesaikan pekerjaan ini tepat waktu,” kata Nicko.
Meski jembatannya sudah tersambung 100 persen, Nicko mengatakan, masih ada kendala lain yang mengganjal penyelesaian pembangunan, yaitu pembebasan lahan di sisi Kota Balikpapan.
Padahal, pihak provinsi telah menyerahkan penyelesaian pembebasan lahan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan.
Baca juga: Penampakan Terkini Jembatan Pulau Balang, Ikon Baru Pulau Kalimantan
“Tanpa akses dari sisi Balikpapan, jembatan ini tidak bisa berfungsi sempurna dan akan menjadi sebuah kerugian besar,” kata Nicko.
Nicko pun berharap, pemerintah provinsi bisa menganggarkan dana untuk pembebasan lahan di sisi Balikpapan tersebut. Dengan begitu, seluruh lahan yang dibutuhkan untuk proses pembangunan jembatan bisa selesai.
“Semoga proses penyelesaian pembebasan lahan bisa segera tuntas, kemudian ditindaklanjuti dengan proses pembangunan jalan akses pendekat dari sisi Balikpapan,” kata Nicko.