KOMPAS.com – Di saat wilayah lain mengalami masalah pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online, Kabupaten Penajam Paser Utara ( PPU), Kalimantan Timur, justru sebaliknya. Padahal, masyarakat PPU belum familiar dengan hal tersebut.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Alimuddin mengatakan, hal tersebut karena guru-guru di PPU melakukan sosialisasi kepada para orangtua murid secara virtual.
Alimuddin mencontohkan, Kecamatan Sepaku memiliki jaringan paling bagus walau jarak dengan pusat Kabupaten PPU terhitung jauh. Meski begitu, di sana ada masyarakat yang belum paham, sehingga mengira anaknya tidak diterima jika namanya tidak terdaftar di suatu sekolah.
“Kecamatan Sepaku ada di pinggiran hutan, namun mereka kreatif. Jika ada masyarakat yang kesusahan, maka para guru akan memfasilitasi,” kata Alimuddin, seperti dalam keterangan tertulisnya.
Baca juga: Yang Harus Dilakukan Orangtua Saat Anak Gagal Masuk Sekolah Tujuan
Hal tersebut dikatakan Alimuddin, pada talkshow Tribun Kaltim On Focus bersama Smart FM Balikpapan 97.8 FM bertema Nasib Siswa yang Tidak Lolos Sekolah Negeri, Senin (29/6/2020).
Pada kesempatan tersebut Alimuddin mengatakan, sistem zonasi serta pendaftaran online atau manual bukan alasan anak-anak tidak bersekolah. Semua itu merupakan proses yang harus dijalani karena sesuai dengan visi dan misi Bupati PPU, yaitu maju, modern, dan religius.
“Makanya kami berani melaksanakan PPDB Online. Tidak ada alasan internet dan lainnya karena alhamdulillah sekolah dan guru-guru mampu mentransfer hal itu,” kata Alimuddin.
Kini, PPDB Online di PPU telah memasuki proses daftar ulang tahap kedua.
Baca juga: Sistem Zonasi Dapat Hilangkan Sekolah Favorit, Apa Kata Pengamat Pendidikan?
“Sekolah negeri dan swasta itu sama saja. Tidak ada sekolah yang paling memiliki kelebihan karena pemerintah akan menyamaratakan semua sekolah, baik dari aspek sarana dan prasana, maupun mutu tenaga pendidikan,” kata Alimuddin.