KOMPAS.com – Wali Kota (Walkot) Madiun Maidi punya strategi khusus untuk menekan inflasi akibat kenaikan harga bahan pokok makanan di daerahnya.
Orang nomor satu di Kota Madiun itu menggerakan siswa-siswi sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) untuk menanam cabai dan sayuran di sekolah serta pekarangan.
“Kota ini lahannya terbatas. Karena lahannya terbatas maka pekarangan yang dimiliki warga semuanya kita optimalkan. Salah satunya siswa kami berikan bibit cabai dan sayuran untuk tanam di sekolah dan di pekarangan rumah,” kata Maidi, dikutip dari keterangan persnya, Selasa (20/9/2022).
Hal tersebut disampaikan Maidi di sela-sela kunjungannya ke SMPN 9 Kota Madiun, Selasa.
Ajang menanam dan merawat cabai serta sayuran itu pun dijadikan ajang perlombaan agar anak-anak bisa lebih bersemangat. Kriteria perlombaan didasarkan pada kualifikasi tanam dan hasil panen terbanyak.
Baca juga: Membanggakan Madiun, Wali Kota Maidi Raih Predikat The Best Overall IVL 2022
“Kalau dua bulan sudah jadi maka kami konteskan untuk dilombakan dan kami kasih hadiah. Siapa yang menanam banyak dan hasilnya baik maka dikasih hadiah,” tutur Maidi.
Menurutnya, gerakan siswa menanam cabai dan sayuran, seperti tomat, sawi, dan terong, merupakan salah satu penerapan kurikulum Merdeka Belajar.
Sebab, siswa tidak hanya melakukan praktik menanam, merawat, dan memanen, tetapi juga akan mendapatkan hasil panen yang dapat mencukupi kebutuhan sayuran di rumah bersama keluarga mereka.
“Ini juga bagian penerapan kurikulum merdeka belajar. Kalau 1.100 satu pohon satu ons maka sudah dua kuintal. Kalau harganya tinggi, maka dapat membantu mencukupi kebutuhan keluarganya untuk sayuran. Terlebih saat ini harga-harga kebutuhan pokok naik,” jelas Maidi.
Ia merasa khawatir, jika pemenuhan kebutuhan bahan pokok makanan keluarga tidak dibantu, uang saku anak-anak sekolah akan berkurang.
Baca juga: Green Leadership Nirwasita Tantra Jadi Penghargaan Ke-114 Madiun Selama Dipimpin Walkot Maidi
Terlebih, sebut dia, saat ini harga bahan pokok terus naik. Kondisi ini bisa berdampak terhadap kondisi keuangan keluarga.
“Sementara harga kebutuhan pokok naik maka akan mengganggu anak-anak. Karena belanja satu bulan setelah harga barang naik sekarang hanya bisa untuk satu hingga dua minggu. Untuk mengantisipasi kebutuhan ini, keluarga harus produksi sendiri,” jelas Maidi.
Maidi menjelaskan, saat ini pihaknya sedang mencari bibit cabai yang memiliki tingkat kepedasan hingga sepuluh kali cabai biasa. Dengan demikian, ketika panen 10 cabai akan terasa seperti panen 100 cabai.
Maidi memilih untuk menggelar lomba guna memudahkan pengawasan penanaman hingga panen.
“Teknisnya tanaman itu dikasih nama anaknya, kemudian guru memberikan pelajaran cara menanam cabai dan komoditas lainnya. Setelah panen akan dinilai yang paling banyak dan bagus kualitasnya,” tutur Maidi.
Baca juga: Sukses Gelar MLC 2022, Walkot Maidi: Tahun Depan Kami Buat Lebih Besar
Selain membantu anak-anak sekolah, Maidi tidak lupa memberikan bantuan kepada warga sekitar agar kebutuhan pangan mereka bisa terpenuhi.
Bantuan yang diberikan adalah bibit cabai dan sayuran bagi warga yang memiliki pekarangan di rumah mereka.
Menurutnya, bantuan bibit cabai dan sayuran bisa membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka sendiri.
“Kalau ini mengakibatkan inflasi terus maka ini solusinya dengan gerakan pangan mandiri. Kenapa mandiri, karena harga di pasar naik tidak kita lihat karena kita miliki sendiri,” tutur Maidi.
Di samping itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun juga membuka Warung Tekan Inflasi di sepuluh titik di daerah perumahan warga tidak mampu.
Baca juga: Ratusan Sambung Tuwuh di Madiun Pecahkan Rekor Muri, Wali Kota Maidi Ungkap Rasa Bahagia
Warung itu menjual kebutuhan bahan pokok makanan seperti beras, minyak, gula hingga telur dengan harga murah.