KOMPAS.com- Wali Kota Madiun Maidi menargetkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di wilayahnya turun dari level 3 menjadi level 1. Karenanya, ia membuat strategi khusus untuk Kota Pendekar.
Kini, pihaknya tak hanya gencar sosialiasi agar masyarakat disiplin protokol kesehatan (prokes), tetapi juga masih melakukan tes rapid antigen gratis untuk warganya. Targetnya, 60.000 warga akan dites untuk tindakan preventif dan bisa mengupayakan sejak dini jika ada risiko penularan.
“(Dengan tes ini) maka akan diketahui jumlah warga yang positif. Saya tidak apa-apa jika nantinya Madiun ada dalam status bed occupation ratio (BOR)-nya tinggi. Tapi nanti setelah dua bulan, (target) kami bisa mencapai level 1 dan zona hijau,” kata mantan Sekretaris Daerah Kota Madiun itu dalam rilis yang diterima Kompas.com, Sabtu (11/9/2021).
Maidi optimistis program rapid gratis itu akan bermanfaat dan berdampak pada penurunan kasus penularan covid-19 di Kota Madiun.
Baca juga: Wamenkumham Minta Upaya Vaksinasi Covid-19 di Lapas Madiun Dicontoh, Ini Alasannya...
“Kami akan mengejar kalau di sini hijau atau level 1, maka hijau benaran. Jangan sampai goyah lagi. Maka, sampai akar-akarnya (akan) kami rapid antigen,” ujar Maidi.
Sebagai informasi, kegitaan rapid antigen yang digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun bekerja sama dengan 14 laboratorium kesehatan swasta.
Dalam satu hari, keseluruhan laboratorium yang dikontrak punya target setidaknya melakukan tes pada 1.400 warga Kota Madiun.
“Jika masing-masing laboratorium melakukan pemeriksaan swab 100 orang per hari. Maka, 14 laboratorium dalam satu hari bisa melakukan tes pada 1.400 orang,” papar Maidi.
Baca juga: Ingin Capai PPKM Level 1, Wali Kota Madiun Akan Tes Antigen 60.000 Warga
Maidi menargetkan pemeriksaan swab massal itu bisa selesai dalam waktu dua bulan.
Adapun masyarakat yang diprioritaskan untuk dites adalah warga yang bergejala Covid-19.
Tak hanya itu, Pemkot Madiun melakukan pemeriksaan secara acak di area publik seperti di Lapangan Gulun dan pasar tradisional.
Harapannya, pedagang yang berjualan di area publik dapat dipastikan sehat. Pemeriksaan itu menjadi penting agar pedagang tidak menulari masyarakat yang berada di lingkungan tersebut.
Bila pemeriksaan menemukan warga yang positif, maka yang bersangkutan akan langsung diarahkan untuk dirawat di tempat isolasi terpusat di Asrama Haji Kota Madiun.
“Kalau ada yang positif langsung kami rawat, biar tidak menularkan yang lainnya. Tidak apa-apa rumah sakit penuh dan BOR naik. Kalau segera ditangani, segera sembuh, maka BOR-nya juga akan turun lagi,”ujar Maidi.
Sebagai informasi, upaya penurunan kasus penularan Covid-19 oleh Pemkot Madiun tak hanya itu saja. Hingga kini, Maidi mengaku pihaknya juga mempercepat proses vaksinasi Covid-19 bagi seluruh warganya agar tidak mudah tertular corona.
Baca juga: Mall di Madiun Kembali Buka, Wali Kota Maidi: Kalau Melanggar Tutup
Saat ini, capaian vaksinasi dosis pertama Covid-19 bagi warganya sudah mencapai lebih dari 71 persen.
Selain warga umum, vaksinasi Covid-19 di wilayah itu juga mulai menyasar pada siswa sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA).
Kini, Kota Madiun juga sudah menggelar pendidikan tatap muka terbatas karena PPKM di wilayahnya sudah masuk level 3.
Adapun bagi warga yang hendak divaksin, Pemkot Madiun menerapkan syarat baru, yakni harus melakukan rapid antigen terlebih dahulu.
Bila hasilnya nonreaktif, maka warga bersangkutan berhak mendapatkan vaksinasi Covid-19. Namun sebaliknya, warga yang ahsil tesnya reaktif akan mendapatkan perawatan di isolasi terpusat di Asrama Haji Kota Madiun.
Maidi penuh harap, bila Kota Madiun sudah mencapai level 1 maka kegiatan ekonomi dibangkitkan kembali dengan tetap menerapkan prokes yang ketat. (ADV)