KOMPAS.com – Wali Kota (Walkot) Madiun Maidi berharap beroperasinya Rumah Sakit Lapangan (RSL) Asrama Haji dan Rusunawa II dapat menekan tingkat keterisian atau bed occupancy rate ( BOR) rumah sakit (rs) di Kota Madiun.
Pasalnya, kata dia, rs rujukan Covid-19 di bumi kota pendekar acapkali hampir penuh beberapa waktu terakhir.
‘’Hadirnya RSL dan rusunawa tentu menambah ruang perawatan Covid-19 di Kota Madiun. Dengan demikian BOR di Kota Madiun semakin dapat ditekan,’’ kata Walkot Maidi saat meresmikan RSL di Asrama Haji dan Rusunawa II sebagai tempat isolasi pasien positif Covid-19, Sabtu (24/7/2021).
Maidi menyebutkan keberadaan RSL memang diperuntukkan bagi mereka yang sedang menjalani isolasi mandiri (isoman) dan butuh perawatan lebih lanjut, sehingga bisa segera tertangani jika muncul gejala.
Baca juga: Asrama Haji di Kota Madiun Disulap Jadi RSL, Bisa Tampung 182 Pasien Covid-19
Untuk itu, Pemkot Madiun membuka RSL guna merawat pasien covid-19 dengan gejala ringan dan agak berat.
‘’RSL ini nantinya untuk saat isoman di rumah jika membutuhkan perawatan lebih lanjut. Tetapi harapannya, tidak sampai terisi. Artinya, yang isoman itu segera sembuh dan tidak ada lagi yang sakit lagi,’’ kata Maidi dalam keterangan tertulisnya kepada Kompas.com, Minggu (25/7/2021)
Ia berharap kehadiran RSL dan rusunawa dapat membuat penanganan kasus Covid-19 di bumi pendekar tidak boleh lagi terlambat. Dengan begitu, pasien Covid-19 yang sakit bisa segera tertangani dan angka kematian bisa semakin ditekan.
‘’Jika BOR kita semakin ditekan, yang sakit segera pulih, dan kematian juga semakin menurun, harapannya kita bisa lepas dari status PPKM Level 4 dan pelonggaran perlahan bisa kita lakukan,’’ jelasnya.
Baca juga: Aksi Ibu-ibu di Kota Madiun Bagikan Sayur Organik, Bantu Warga Isoman
Untuk kapasitas, Walkot Maidi mengatakan di RSL Asrama Haji tersedia 182 tempat tidur. Sementara itu, di Rusunawa II memiliki 44 hunian dengan masing-masing hunian terdapat dua tempat tidur.
Mantan Sekretaris Daera (Sekda) Kota Madiun ini menyebut terdapat beberapa kekurangan saat pengoperasionalan RSL diantaranya kekurangan oksigen, tenaga kesehatan (nakes), hingga ambulan.
Kendati demikian, ia berjaji untuk memenuhi kebutuhan oksigen, ambulan, dan tenaga secepatnya.
‘’Kemarin kami sudah tambah 20 tenaga kesehatan. Masih kurang dua dokter. Tenaga medis dan kesehatan ini benar-benar kita eman jangan sampai terforsir karena kita tidak tahu Covid-19 sampai kapan,’’ ujarnya
Tak hanya itu, Pemkot Madiun saat ini masih memiliki satu rencana untuk menekan BOR. Salah satunya dengan memanfaatkan gedung sekolah terdekat dari puskesmas.
Hasil pendataan mencatat setidaknya terdapat sebelas sekolah dasar dan menengah pertama terdekat dari enam puskesmas yang ada.
Dari sebelas gedung sekolah itu tercatat ada 70 ruang kelas yang bisa dimanfaatkan. Jika satu ruang kelas diisi sepuluh tempat tidur, artinya bisa untuk 700 orang.
Baca juga: BOR di Atas 90 Persen, RSUD Caruban Madiun Tambah Belasan Ruang Isolasi
Selain itu, Pemkot Madiun masih terus berkoordinasi dengan instansi terkait termasuk dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polisi Republik Indonesia (Polri) untuk penyediaan bed darurat.
Untuk gerbong isolasi dari PT INKA, Maidi menyebut masih difungsikan. Hanya saja ini keterisian bed-nya masih didominasi pasien dari karyawan INKA sendiri. Untuk itulah perlu dibuka ruang perawatan baru. (ADV)