KOMPAS.com – Beberapa perguruan pencak silat yang berpusat di Kota Madiun, Jawa Timur (Jatim), bisa menjadi salah satu potensi besar bagi Kota Pendekar (julukan Kota Madiun).
Kondisi keberagaman pencak silat itu juga diharapkan bisa bermanfaat dan dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar.
Guna mewujudkannya, Wali Kota Madiun Maidi mengatakan, perlu peran dan pemikiran bersama untuk mengemas pencak silat asal Madiun menjadi lebih menjual dan lebih baik lagi ke depannya.
Maidi pun menggandeng Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Madiun untuk menggelar Sarasehan Budaya dengan tema “ Pencak Silat Kota Madiun Membumi dan Santun” di Edu Park Ngrowo Bening, Madiun, Jatim, Kamis (3/6/2021).
“Kota Madiun memiliki banyak potensi. Salah satunya pencak silat. Gelaran sarasehan budaya ini bertujuan untuk menggali potensi pencak silat agar semakin mendunia, optimal, dan membawa banyak manfaat ke depannya,” kata Maidi dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Sabtu (5/6/2021).
Baca juga: Ratakan Pembangunan Kota Madiun, Walkot Maidi Sediakan Lapak UMKM di Setiap Kelurahan
Sebagai informasi, kegiatan yang diikuti oleh perwakilan 14 perguruan pencak silat itu merupakan rangkaian peringatan hari ulang tahun (HUT) Kota Madiun ke-103. Tak hanya itu, para budayawan dan pegiat seni, khususnya pencak silat juga turut hadir dalam sarasehan tersebut.
Selain Wali Kota Madiun, ada pula narasumber lain yang mengisi sarasehan, di antaranya adalah Kepala Polisi Resor (Kapolres) Madiun Kota AKBP Dewa Putu Eka Darmawan, Komandan Distrik Militer (Dandim) 0803 Madiun Letnan Kolonel (Letkol) Inf Edwin Charles,serta Kasubdit Bidang Seni dan Budaya Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Jatim Vina Natalia.
Menurut Maidi, saat ini, kondisi pendekar di Kota Madiun semakin membaik. Hal itu ditunjukkan dengan tidak adanya lagi kejadian pertikaian antarperguruan dalam beberapa tahun terakhir.
Kendati demikian, Maidi menginginkan agar para pendekar memiliki karakter untuk selalu membantu orang.
Mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Madiun itu pun berencana untuk mewajibkan warga yang akan disahkan sebagai pendekar melakukan pengabdian terlebih dahulu di masyarakat.
Pengabdian kepada masyarakat harus dilakukan minimum selama satu bulan dalam aneka bentuk kegiatan. Ia mencontohkan, calon pendekar nanti bisa membantu program bedah rumah atau menyeberangkan pelajar.
Baca juga: Berpotensi Menguntungkan, Walkot Madiun Ajak Warga Kembangkan Budi Daya Lebah Madu
“Pendekar itu disegani, bukan ditakuti. Disegani karena memiliki karakter yang baik dengan banyak membantu masyarakat. Untuk itu, kami akan membuat konsep pengabdian masyarakat terlebih dahulu sebelum dilakukan pengesahan menjadi seorang pendekar,” kata Maidi.
Khusus untuk pengembangan olahraga pencak silat, orang nomor satu Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun itu akan menggelar acara pencak silat berskala internasional dengan tajuk Madiun Open Pencak Silat.
Hanya saja, kegiatan itu belum bisa diselenggarakan karena pandemi Covid-19 belum selesai.
Melalui kegiatan itu, kata Maidi, nama pencak silat akan membawa potensi perekonomian hingga dapat membantu menyejahterakan masyarakat Bumi Pendekar.
“Semoga kegiatan sarasehan semacam ini dilakukan secara bergiliran dari satu perguruan ke perguruan lain. Kami juga menunggu masukan dan gagasan dari ketua Dewan Kesenian dan 14 perguruan pencak silat,” ujarnya.
Kapolres Madiun AKBP Dewa mengatakan, ada 14 perguruan pencak silat di Kota Madiun yang menjadi lambang keberagaman dan menjadi alat pemersatu masyarakat.
Situasi guyub rukun pun menjadi hal yang penting dalam menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat yang kondusif serta memiliki rasa bangga sebagai warga Kota Madiun.
“ Pencak silat harus mampu menjadi pemersatu keberagaman,” kata Dewa.
Dandim 0803/Madiun Letkol Inf Edwin juga sependapat dengan Dewa. Ia berharap pencak silat dapat membudaya, membumi, dan santun. Pasalnya, pencak silat berakar dari Madiun dan merupakan budaya hasil dari olah jiwa dan karsa.