KOMPAS.com - Mengenakan masker dan rompi bertuliskan Pendekar Waras, lima petugas berjaga-jaga di beberapa pintu masuk di Kota Madiun.
Tak hanya sekedar berjaga, lima pendekar waras yang berasal dari lintas instansi itu mengecek satu per satu kendaraan yang masuk ke Kota Madiun.
Dalam penjagaan tersebut, petugas memberhentikan laju kendaraan pengemudi dan penumpang yang ketahuan tidak mengenakan masker.
Lalu, mereka disuruh memutar balik meninggalkan Kota Madiun lantaran tidak mematuhi protokol kesehatan Covid-19.
Pemandangan itu terjadi saban harinya setelah Wali Kota Madiun Maidi menggelorakan pengetatan penerapan protokol kesehatan di seluruh lini di Kota Pendekar.
Baca juga: Jelang Perayaan Satu Suro, Pendekar dari Luar Kota Dilarang Masuk ke Madiun
Tak tanggung-tanggung, orang nomor satu di Madiun itu menerjunkan 2.300 personel pendekar waras di seluruh titik-titik yang berpotensi menjadi kerumunan warga.
Pendekar waras yang memiliki kepanjangan Penegak Disiplin Protokol Kesehatan Tangkal Corona Virus Warga Sehat itu tak hanya memiliki pakaian resmi saja.
Pasalnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun juga memiliki garda intel Pendekar Waras yang mengawasi berbagai lokasi rawan kerumunan dan pelanggaran protokol Covid-19.
Begitu mengetahui adanya pelanggaran protokol kesehatan di sebuah tempat keramaian, intel Pendekar Waras akan berkoordinasi dengan Satuan Gugus Tugas Covid-19 untuk dilakukan penindakan.
Baca juga: Terbukti Ampuh Cegah Penularan Covid-19, Kampung Tangguh Kota Madiun Diperluas
Kini, kinerja maksimal pendekar waras bentukan Maidi rupanya menuai hasil memuaskan.
Banyak yang ingin mencontoh kebijakan Maidi sehingga Kota Pendekar berada di urutan paling akhir jumlah pasien positif Covid-19 di Jawa Timur.
Bukan itu saja, Presiden RI Joko Widodo, Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Hadi Tjahyono hingga Kepala Kepolisian Republik Indonesia Idham Azis juga mengakui kehebatan "Pendekar Waras" yang berhasil membendung penyebaran Covid-19 di Kota Madiun.
Hal itu terbukti dari tidak adanya pasien Covid-19 yang meninggal dan jumlah penderita terpapar corona paling sedikit di Jawa Timur.
Lebih lagi, kerja keras Pendekar Waras pun menorehkan Kota Madiun sebagai daerah yang sangat rendah resiko penularannya di Jawa Timur.
Baca juga: Tak Ada Transmisi Lokal dan Getolnya Kinerja Pendekar Waras, Kota Madiun Raih Zona Hijau Lagi
Kehebatan Pendekar Waras dalam kinerjanya dijadikan alat pengerem penyebaran Covid-19 bagi Maidi.
Sebab, tanpa adanya pengereman yang jelas dan terukur, penyebaran Covid-19 bisa tidak terkendali dan merajalela di Kota Pendekar.
“Presiden Jokowi menyatakan kepala daerah itu harus pandai dan pintar kapan mengerem dan kapan mengeggas. Jadi saya terapkan Covid-19 kami rem dengan Pendekar Waras dan ekonomi kami gas agar masyarakat sejahtera,” ujar Maidi.
Getolnya Pendekar Waras menertibkan warga yang tidak mentaati protokol kesehatan juga menjadikan Kota Madiun mendapatkan hadiah tambahan anggaran dari pemerintah pusat.
Pemerintah Kota Madiun mendapatkan tambahan anggaran Dana Insentif Daerah (DID) sebesar Rp 15 miliar untuk penanganan Covid-19 selama tiga bulan.
Baca juga: Tekan Persebaran Covid-19, Wali Kota Madiun Luncurkan Dua Program Inovatif
Maidi menambahkan, ketaatan warga terhadap protokol kesehatan akan memudahkan pemerintah membangkitkan kembali roda perekonomian yang jatuh saat pandemi Covid-19 menghantam Kota Pendekar.
Kekebalan tubuh menjadi salah satu aspek terpenting agar warga tangguh dari serangan Covid-19. Supaya warga Kota Madiun kekebalan tubuhnya menguat di saat pandemi belum berakhir, Maidi membagi-bagikan gratis telur, sayuran, dan susu.
Tak hanya di pinggir jalan, telur, sayur, dan susu juga dibagikan kepada warga saat Maidi melakukan kunjungan ke kelurahan.
Susu dan telur yang dibagi merupakan donasi dari aparatur sipil negara (ASN) yang bekerja di Pemkot Madiun.
Baca juga: Pemkot Madiun Bagikan Ribuan Makanan Peningkat Imun kepada Masyarakat
Sementara itu, sayur mayur yang dibagikan merupakan hasil panen kebun sayur milik Maidi.
Pembagian susu, sayur dan telur bukan tanpa maksud. Selain membantu warga untuk menambah kekebalan tubuh juga mengedukasi warga tentang pentingnya mengkonsumsi makanan bergizi selama pandemi corona berlangsung.
Semenjak Pemerintah Kota Madiun membolehkan pedagang kaki lima (PKL) berjualan kembali di masa pandemi, wajah Mbah Poerboyo nampak berseri kembali.
Pria setengah baya yang kesehariannya berjualan jamu rempah di pinggir alun-alun Kota Madiun pun bisa bernapas lega lantaran bisa mendapatkan penghasilan untuk menghidupi keluarganya.
Mbah Poerboyo memahami kebijakan pemerintah melarang PKL berjualan saat itu untuk menghindari kerumunan dan penularan corona.
Baca juga: Wali Kota Madiun dan Wakilnya Bagikan Seragam Sekolah Gratis ke Siswa SD dan SMP
Dia pun was-was saat itu bila nekat berjualan bisa tertular dari pembelinya yang tidak diketahui kondisi kesehatannya.
“Saya bersyukur saat ini bisa berjualan kembali setelah pemerintah mengizinkan kami berjualan di pinggir alun-alun Kota Madiun,” tuturnya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.
Hal ini sempat pula dirasakan Maidi yang mengaku dampak Covid-19 menjadikan pertumbuhan ekonomi di kota pendekar bergerak sangat lambat.
Untuk mengegas (genjot) laju pertumbuhan ekonomi dan pendapatan warga, dia pun mengizinkan rumah makan, restoran, angkringan, hingga PKL membuka usahanya.
Kebijakan Maidi memperbolehkan pelaku usaha membuka usahanya di tengah pandemi bukan tanpa alasan. Pasalnya, banyak warga Kota Madiun yang bergantung pendapatan dari sektor jasa.
Baca juga: Lindungi Warga dari Covid-19, Kota Madiun Siap Kerahkan 2.000 Pendekar
Untuk itu bila ditutup terlalu lama, dikhawatirkan warga akan mengalami keterpurukan ekonomi dan berdampak turunnya imunitas. Kondisi itu akan mengakibatkan warga rentan terpapar Covid-19.
Agar roda perekonomian rakyat berputar di saat pandemi, restoran, warung makan, angkringan, dan PKL diperbolehkan melayani makan di tempat dengan syarat menerapkan protokol kesehatan.
Seluruh penjual dan pembeli diwajibkan mengenakan masker. Tak hanya itu, penjual juga harus menyediakan tempat cuci tangan bersama sabunnya untuk mencegah penularan corona.
Meski diberi kelonggaran menjalankan usaha di masa pandemi, Maidi tak mau kecolongan. Pasukan pendekar waras dan intelnya disebar ke seluruh tempat usaha yang mendatangkan kerumunan.
Bagi yang ketahuan melanggar, pendekar waras akan menegur agar pemilik usaha disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Baca juga: Tawarkan Destinasi dalam Kota, Pemkot Madiun Rilis Layanan Keliling Gratis Lewat Mabour Bus
Namun bila teguran tak diindahkan maka tempat usaha langsung ditutup hingga pandemi berakhir.
Di sektor pertanian, Maidi juga membuat gebrakan khusus. Dia mewacanakan pemberian asuransi bagi petani yang mau menanam lombok, sayuran dan kacang-kacangan.
Asuransi itu berlaku manakala harga jual jatuh saat petani memanen lombok, sayuran dan kacang-kacangan.
“Jadi kalau harganya jatuh maka asuransi yang menanggung biaya kekurangannya. Tetapi kalau harga bagus biar petani yang mendapatkan untungnya,” katanya.
Program penanaman cabai, kacang, dan sayuran menjadi mendesak mengingat Kota Madiun identik dengan kota pecel.
Baca juga: Siap-siap, Kota Madiun akan Terapkan E-TLE di Seluruh Wilayah
Untuk mendapatkan bahan-bahan pecel, ketergantungan pedagang Kota Madiun dari daerah luar masih sangat tinggi.
Untuk itu diharapkan program itu dapat mendorong petani di Kota Madiun mau bertanam cabai, sayuran, dan kacang.
Pasalnya, selama ini banyak petani yang enggan bertanam selain padi karena persoalan jatuhnya harga cabai, sayur, dan kacang-kacangan saat panen tiba.
Direktur Pemasaran PT Petro Kimia Gresik, Digna Jatiningsih menyatakan, pihaknya siap mendukung program pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan nasional di tengah pandemi Covid-19.
Untuk menghasilkan pangan berkualitas, maka diharapkan petani menggunakan suplai pupuk berkualitas seperti produk PT Petro Kimia Gresik, NPK Phonska Plus.
Baca juga: Wali Kota Madiun Hidupkan Lahan Tidur untuk Penuhi Kebutuhan Pangan Masyarakat
"Aplikasi pupuk NPK Phonska Plus pada lahan demplot terbukti mampu meningkatkan produktivitas tanaman padi menjadi sembilan ton per hektarnya atau meningkat satu ton dari sebelumnya delapan ton per hektar," jelasnya.
Digna menuturkan, meningkatnya hasil panen akan berdampak naiknya kesejahteraan petani selaku pendekar pangan.
Apalagi sektor pertanian yang bisa bertahan di masa pandemi dan menunjang pertumbuhan ekonomi.
Hasilnya, langkah cepat Maidi membuka kembali sektor usaha dengan prosedur Covid-19 berbuah manis.
Dalam dua bulan terakhir, laju pertumbuhan ekonomi Kota Madiun beranjak naik ke angka positif.
Baca juga: Kampung Tangguh Semeru jadi Senjata Ampuh Kota Madiun Lawan Covid-19
Kepala Dinas Perdagangan Kota Madiun Gaguk Haryono menyatakan, kebijakan Wali Kota Madiun membolehkan pelaku usaha membuka kembali usahanya berdampak pada tingkat kesejahteraan warga meski harus menerapkan protokol kesehatan.
“Kondisi perdagangan kembali normal dan para pedagang bisa berjualan seperti semula,” kata Gaguk.
Tak hanya itu, perputaran roda ekonomi di pasar-pasar tradisional di Kota Madiun pun kembali berangsur pulih setelah diterapkan kebijakan tatanan kehidupan baru. (ADV)