KOMPAS.com – Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial Kabupaten Luwu Utara Jasrum melaporkan, berdasarkan hasil kajian Badan Penanggulangan Bencana (BNPB), terdapat 157 desa di Luwu Utara yang masuk daftar rawan bencana.
Hal tersebut disampaikan Jasrum dalam acara Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana dan Sahabat Taruna Siaga Bencana ( Tagana) di Desa Pao Kecamatan Malangke Barat, Kamis (2/12/2021).
Sementara itu, Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani mengatakan, kegiatan pelatihan perlu dilakukan untuk meminimalkan dampak bencana alam.
“Melihat kondisi geografis Luwu Utara yang rentan bencana alam, sementara kita belum bisa mengetahui dengan pasti kapan bencana itu terjadi, maka untuk mengurangi risiko bencana diperlukan kesiapsiagaan petugas terlatih dalam penanganannya,” ujar Indah, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (3/12/2021).
Baca juga: Gelar Sosialisasi Sinergi APIP dan APH, Pemkab Luwu Utara Berkomitmen Ciptakan Pemerintahan Bersih
Untuk diketahui, para peserta pelatihan adalah warga yang berasal dari desa rawan bencana, yaitu delapan desa di Kecamatan Malangke Barat dan enam desa di Kecamatan Malangke.
“Kami harap peserta mampu menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam penanggulangan bencana, baik sebelum, saat dan sesudah bencana,” kata Indah.
Pada kesempatan tersebut, Indah menyerahkan sertifikat Tagana dari Lembaga Sertifikasi Pekerja Sosial (LSPS) Kementerian Sosial (Kemensos) kepada 55 orang Tagana Luwu Utara.
Ia berharap, pelatihan yang diselenggarakan dapat membantu penanganan bencana lebih efektif dan efisien.
Baca juga: Lewat Wonderful Rongkong, Luwu Utara Perkenalkan Potensi Pariwisata kepada Investor
Menurutnya, penanggulangan bencana dapat berjalan baik jika masyarakat turut ambil bagian dan proaktif pada setiap kejadian bencana alam.
Selain itu, lanjut Indah, langkah antisipasi juga diperlukan untuk meminimalkan dampak bencana alam.