KOMPAS.com – Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani berharap, Pasar Smart Rakyat Salulemo dapat menjadi pasar smart percontohan dan pasar sehat.
Maksud dari pasar smart percontohan adalah para penjual maupun pembeli dapat melakukan transaksi digital melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
“Sementara itu, maksud dari pasar sehat karena baik penjual maupun pembeli tidak lagi menyentuh uang tunai yang diklaim sebagai salah satu media penyebaran virus dan bakteri,” ujar Indah dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (3/12/2021).
Pernyataan tersebut ia sampaikan saat meresmikan Pasar Smart Rakyat Salulemo di Desa Salulemo, Kecamatan Baebunta, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel), yang ditandai dengan penandatanganan prasasti, Kamis (3/12/2021).
Baca juga: Pasar Smart Home Kian Tumbuh, Schneider Luncurkan Produk Baru
Dalam kesempatan itu, Indah menjabarkan, total pasar di Luwu Utara termasuk lahan peruntukan pasar berjumlah 43 pasar yang aktif.
Adapun rincian pasar di Luwu Utara tersebut terdiri dari 11 pasar yang dikelola pemerintah daerah (pemda), 19 pasar desa, dan 13 swadaya, dan satu pasar smart, yaitu Pasar Smart Rakyat Salulemo sekaligus dikelola dari kerja sama dengan perbankan.
Terkait perbankan, Indah mengatakan, pihaknya telah berhasil meraih tiga penghargaan pada pertemuan bersama Bank Indonesia (BI) beberapa waktu lalu.
Salah satu dari tiga penghargaan yang diraih Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Luwu Utara adalah kategori terbaik pertama transaksi pendapatan terbanyak melalui QRIS.
Baca juga: Penggunaan QRIS Diyakini Bisa Dorong Pertumbuhan Pariwisata RI
“Kami selalu punya harapan untuk tumbuh dan melompat lebih tinggi. Pemulihan ekonomi terus kami dorong, salah satunya dengan digitalisasi keuangan,” ujar bupati perempuan pertama di Sulsel ini.
Adapun manfaat dari digitalisasi keuangan, kata dia, di antaranya adalah baik untuk kesehatan, potensi untuk hilang pun sangat kecil, dan tentu akan semakin meningkatkan transaksi.
Tak lupa Indah juga memberikan apresiasi sekaligus terima kasih kepada CV Adi Mulya, tokoh masyarakat, dan para pengusaha di Desa Salulemo.
“Bicara spektrum pemerintah itu luas sekali, butuh kolaborasi karena pemerintah tidak bisa sendirian. Kami semua harus mengambil bagian. Semoga pemanfaatan pasar ini dapat dikelola secara profesional sehingga memberi nilai tambah bagi masyarakat,” ujarnya.
Baca juga: Baru 475 Pasar Tradisional yang Gunakan Layanan Transaksi Digital
Indah meyakini kehadiran pasar yang representatif itu akan semakin memaksimalkan pemasaran hasil-hasil produk pertanian dan perkebunan masyarakat. Dari hasil ini akan bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pada kesempatan yang sama, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Luwu Utara, Jabir Budala sekaligus penasehat Pasar Smart Rakyat Salulemo mengatakan, pasar ini merupakan salah satu ikon pusat perekonomian di Desa Salulemo yang akan menampung sekitar 212 pedagang.
Pasar Smart Rakyat Salulemo, kata dia, pertama kali dibangun sejak 1978 di bawah naungan Kecamatan Sabbang, Kabupaten Luwu pada waktu itu.
“Alhamdulillah dengan dukungan dari tokoh masyarakat, kini pasar swadaya ini masuk kategori kelas II dengan fasilitas meliputi kios, los basah, los kering.
Baca juga: IKAPPI: Mendag Harus Hati-hati Bicara soal Pasar Tradisional
Tak hanya itu, lanjut dia, Pasar Smart Rakyat Salulemo juga dilengkapi fasilitas umum (fasum) seperti mushola, kantor pengelola, toilet, pos keamanan, tempat sampah, dan tempat parkir.
Dengan adanya tempat parkir, maka aktivitas di pasar smart tidak lagi mengganggu lalu lintas di jalan poros Salulemo.
Sebagai informasi, sebelum meresmikan Pasar Smart Rakyat Salulemo, Bupati Indah bersama Pimpinan Cabang BNI Palopo Andi Edi Sulaiman menyerahkan bantuan secara simbolis berupa fasilitas Agen PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 45, Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp 50 juta beserta QRIS.