KOMPAS.com – Banjir besar kembali menerjang Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel), tepatnya di Masamba dan Radda, Jumat (27/8/2021) sekitar pukul 23.00 Waktu Indonesia bagian Tengah (WITA).
Tragedi banjir tersebut berasal dari curah hujan yang cukup tinggi sehingga sungai di sekitar kawasan itu meluap. Kejadian ini juga pernah melanda Kabupaten Luwu Utara setahun yang lalu.
Untuk mengatasi kembalinya banjir besar, Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani berencana membangun tanggul dengan urugan tanah di sepanjang aliran sungai guna mengamankan pemukiman warga.
“Kami akan membangun urugan tanah khusus di beberapa titik-titik tertentu. Utamanya di titik lokasi kawasan bantaran sungai yang menyebabkan air merembes ke pemukiman warga di lingkungan Poddo, Kecamatan Masamba,” ujarnya, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (31/8/2021).
Baca juga: Sempat Viral, BKSDA Benarkan Ada Buaya di Bantaran Sungai di Lamongan
Pernyataan tersebut Indah sampaikan saat meninjau beberapa titik lokasi di bantaran sungai dalam rangka kunjungan kerja (kuker), Senin (30/8/2021).
Dalam kunjungan itu, turut hadir pihak dari Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ), Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kawasan Permukiman dan Perhubungan Kawasan Permukiman dan Perhubungan (DPUTRKP2).
Berdasarkan laporan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) BBWSPJ, Indah menjelaskan, pengerjaan penanganan banjir akan menggunakan item urugan batu berdasarkan berat dan jenisnya, yaitu 100 hingga 200 kilogram (kg).
“Jadi tidak ada item batu gajah dalam kontruksi ini, melainkan berdasarkan berat dan jenis batu. Selain memasang urugan batu, juga akan dilakukan pengerukan,” imbuhnya.
Baca juga: Hingga Maret 2021, LPJK Terbitkan 9.666 Sertifikat Kompetensi Kerja Kontruksi
Lebih lanjut Indah mengatakan, pihaknya juga sudah melakukan pertemuan konsultasi masyarakat tahap kedua untuk finalisasi desain Sabo Dam.
Pertemuan tersebut membahas tentang rencana pembangunan Sungai Masamba pada tiga tahun ke depan. Pembangunan ini juga berlaku untuk Sungai Radda.
“Sementara pembangunan Bendungan Rongkong akan direncanakan pada 2025 mendatang," imbuh mantan Dosen Universitas Indonesia (UI) ini.
Selain pihak terkait, Indah mengaku, dukungan masyarakat juga dibutuhkan dalam percepatan pembangunan untuk penanganan bencana.
Baca juga: Megawati Nilai Pelatihan Penanganan Bencana di RI Masih Minim
"Memang yang kami butuhkan saat ini adalah dukungan masyarakat,” ucapnya.
Terlebih, kata dia, secara teknis BBWSPJ telah melakukan kajian dalam perencanaan spot mana yang paling tepat diutamakan dalam pembangunan penanganan banjir secara bertahap.
"Teman-teman di BBWSPJ sudah bekerja keras dengan dukungan penuh dari bapak direktur sungai dan pantai juga pak menteri,” ucap Indah.
Ia berharap, dukungan masyarakat terutama titik lokasi yang dilalui oleh pembangunan dapat ikut mempercepat penanganan banjir.
Baca juga: Luhut Tinjau Proyek Penanganan Banjir di Jakarta
Pasalnya, faktor non-teknis atau persoalan sosial kerap menjadi kendala dalam pembangunan. Belum lagi berhadapan dengan kondisi cuaca yang tidak menentu.
“Sekali lagi mohon dukungannya. Terutama karena penanganan banjir dengan kondisi massif begini sangat butuh dukungan dari masyarakat," tutur Indah.