KOMPAS.com – Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jenneberang (BBWSPJ) Adenan Rasyid mengatakan, pemerintah tengah berusaha menangani banjir di Luwu Utara, salah satunya dengan membuat tanggul darurat di Sungai Masamba dan Sungai Radda.
Pembangunan ini dilakukan berkat kerja sama antara BBWSPJ Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Luwu Utara.
“Sejauh ini pembuatan tanggul darurat berjalan baik. Progresnya untuk sungai Masamba kurang lebih 1 km, dari target kiami 2,5 kilometer (km),” kata Kepala BBWSPJ Adenan Rasyid, Minggu (2/8/2020).
Dia menjelaskan, meskipun tanggul ini bersifat darurat, pembuatan di dua sungai ini dipastikan sedikit lebih baik karena pekerjaan tanggul menggunakan metode perkuatan geotextile.
Baca juga: Bupati Luwu Utara Targetkan Pengungsi Banjir Bandang Tinggalkan Tenda Pengungsian Sebelum 17 Agustus
Metode perkuatan geotextile ini merupakan sebuah metode perbaikan tanah untuk memperkuat bangunan tanggul darurat.
Adenan menyebutkan, saat ini pembuatan tanggul darurat fokus dahulu pada ruas jembatan Masamba dan Jembatan Balebo. Hal ini mengingat kedua ruas jembatan ini menjadi titik masuknya air ke Kota Masamba.
“Kami buat tanggul darurat menggunakan geotextile guna mencegah masuknya air ke beberapa titik pemukiman,” terangnya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.
Dia menjelaskan, lubang-lubang yang menjadi titik masuknya air harus ditutup, termasuk titik masuknya air ke Masjid Syuhada, dan beberapa titik lainnya.
Baca juga: Kegiatan Ekonomi di Luwu Utara Mulai Bangkit Pascabanjir Bandang
Adenan juga menuturkan, dalam pengerjaan tanggul darurat, pihaknya dibantu Dinas PUPR, utamanya dalam menentukan titik yang menjadi prioritas, seperti pemukiman dan tempat-tempat masuknya air ke kota Masamba.
“Alhamdulillah, pak Kepala Dinas (Kadis) PU ini luar biasa. Kami biasanya dalam pengerjaan sungai selalu terkendala faktor sosial,” ungkapnya.
Namun, lanjut, berkat bantuan dari Dinas PU dan Bupati Luwu Utara yang menyosialisasikan ini kepada masyarakat, sejauh ini pihaknya masih bisa berjalan sebagaimana mestinya.
Rencananya, pembangunan tanggul darurat ini akan selesai pada Jumat (21/8/2020) mendatang.
Selanjutnya, pihak BBWSPJ akan melakukan penanganan permanen dengan membuat tanggul permanen di Sungai Masamba, di Kecamatan Masamba dan Sungai Radda, di Kecamatan Baebunta.
Baca juga: Bantuan DTH Jadi Solusi Sementara Bagi Korban Banjir di Luwu Utara
Ini juga sekaligus instruksi Menteri PUPR beberapa waktu lalu agar dua sungai ini akan dibuatkan tanggul dengan struktur permanen.
“Untuk tanggul permanen, insyaallah 2021 baru akan kami laksanakan pembuatannya. Jadi ini baru solusi jangka pendek dan menengah dulu,” tutur Adenan.