LUWU UTARA, KOMPAS.com – Kabupaten Luwu Utara di Sulawesi Selatan merupakan salah satu daerah yang kerap dilanda bencana terutama banjir. Banjir terjadi setiap tahun saat sungai Rongkong meluap akibat intensitas curah hujan tinggi di wilayah hulu.
Sadar akan bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Kabupaten Luwu Utara, menggagas sebuah wadah pendidikan berbasis kesiapsiagaan terhadap bencana, yakni Sekolah Siaga Bencana (SSB).
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Luwu Utara, Alauddin Sukri mengatakan poses pembentukan SSB dilakukan sejumlah kegiatan Sosialisasi Pembentukan SSB di sejumlah wilayah, utamanya di wilayah rawan bencana khususnya banjir, seperti desa Beringin Jaya, Kecamatan Baebunta dan desa desa lainnya.
Baca juga: Ridwan Kamil Segera Bahas Status Siaga Bencana Banjir dan Longsor di Jabar
“Sosialisasi dilakukan di daerah rawan bencana banjir dengan mengundang perwakilan dari SD, SMP, dan SMA, dan guru serta komite sekolah sebagai peserta, termasuk para relawan PMI dan Pramuka,” katanya, Kamis (08/11/2018).
Menurut Alauddin Sukri, dengan adanya sekolah siaga bencana ini, ke depan akan terbangun kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi terjadinya bencana di Luwu Utara.
“Harapan ke depan adalah munculnya kesiapsiagaan warga saat terjadi bencana, oleh karena itu SSB Luwu Utara didesain agar warga paham tentang manajemen bencana termasuk, pengurangan risiko bencana, penanganan sebelum, saat, dan setelah suatu bencana terjadi,” ucapnya.
Baca juga: Dua Kabupaten di DIY Siaga Banjir dan Tanah Longsor
Sementara itu warga Beringan Jaya, Surahman, merespon baik digagasnya sekolah siaga bencana BPBD Luwu Utara.
“Kami pasti merespons kehadiran sekolah siaga bencana karena kami disini setiap terjadi banjir tidak tahu warga mau bikin apa, palingg berdiam di rumah menunggu surutnya banjir, kami butuh pelatihan manajemen bencana,” ucapnya.