KOMPAS.com - Pemkab Bandung melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) bersinergi dengan Telkom University dalam upaya mengatasi persoalan sampah dan pengendalian banjir melalui pendekatan inovasi sehingga menghasilkan pilot project.
Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) antara Fakultas Ilmu Terapan Universitas Telkom dengan DPUTR Kabupaten Bandung, di Gedung Selaru, Fakultas Ilmu Terapan Universitas Telkom, Jumat (5/7/2024).
"Saya menyambut baik MoA ini, sehingga dengan kerja sama pentahelix ini nantinya diharapkan bisa menghasilkan inovasi untuk menangani sisa sampah yang belum tertangani sebesar 298 ton, yang selama ini dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Sarimukti Bandung Barat," kata Bandung Dadang Supriatnadalam siaran persnya, Sabtu (6/7/2024).
Bupati yang akrab disapa Kang DS mengungkapkan, Kabupaten Bandung setiap harinya rata-rata mengeluarkan 1.282 ton sampah, Dari jumlah itu, 1.000 ton sampah sudah bisa ditangani secara mandiri, sedangkan 298 ton sampah masih belum bisa tertangani.
Baca juga: Musim Libur Sekolah, Pemkot Yogyakarta Antisipasi Sampah Wisatawan
Lebih lanjut, Kang DS memaparkan empat cara yang dilakukan Pemkab Bandung dalam menangani sampah secara mandiri.
Pertama, berbasis individu atau rumah dengan membuat Lubang Cerdas Organik (LCO). Setiap rumah minimal memiliki dua titik LCO.
Kedua, pengolahan sampah berbasis rukun warga (RW). Caranya dengan menginstruksikan kelompok swadaya masyarakat mengelola tempat pengelolaan sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS3R), seperti di Desa Cangkuang Wetan Kecamatan Dayeuhkolot.
Ketiga, penanganan di tingkat desa dengan berbasis kawasan. Pemkab Bandung telah membeli empat mesin refuse derived fuel (RDF), yang hasil daur ulang sampahnya bisa dijual ke pabrik untuk pengganti batu bara. Keempat, yaitu dengan memanfaatkan incinerator.
Selain dengan keempat cara tersebut, Kang DS menginginkan persoalan sampah bisa selesai. Bahkan lebih dari itu, ia ingin menjadikan sampah sebagai berkah dan bukan sebagai masalah lagi.
Maka dari itu, sambung Kang DS, ia berharap MoA tersebut menghasilkan inovasi yang dilahirkan dari hasil kajian Telkom University. Hal ini agar permasalah sampah di Kabupaten Bandung ini bisa selesai dengan kolaborasi pentahelix.
"Saya ingin bisa seperti Kota Surabaya yang bersih dan saya optimis permasalahan sampah kita ini bisa selesai dua atau tiga tahun ke depan dengan kolaborasi pentahelix," ungkap Bupati Dadang Supriatna.
Kepala DPUTR Kabupaten Bandung Zeis Zultaqawa menyampaikan, MoA ini sesuai dengan arahan Bupati Bandung.
Adapun arahan itu yakni berkolaborasi dengan konsep pentahelix dalam menyelesaikan permasalah di Kabupaten Bandung yang cukup kompleks, seperti persoalan penanganan sampah, selain pengendalian banjir.
"Kami berharap kerja sama ini bisa menghasilkan inovasi, sehingga sesuai tagline DPUTR ' 'Sampah Jadi Berkah' bisa terwujud, bukan hanya untuk pengurangan volume sampah, tapi juga bagaimana agar dari sampah itu bisa bernilai ekonomis bagi masyarakat," kata Zeis.