SURABAYA, KOMPAS.com - Bakal Calon Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf, mengingatkan para pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) untuk tetap netral pada Pilkada Jawa Timur, meski pun mantan Menteri Sosial maju dalam Pilkada.
"Semua program yang memakai anggaran dari negara harus netral, dan jangan melanggar ketentuan," kata Gus Ipul usai shalat gerhana bulan berjamaah di Masjid Al Akbar Surabaya, Rabu (31/1/2018) malam.
Ia berharap para pendamping PKH memahami peran dan fungsinya masing-masing serta tidak melanggar aturan kampanye. "Mari kita awasi karena jika terkena sanksi akan sangat merugikan," ucapnya.
Pernyataan Ipul tersebut merespon pertanyaan wartawan terkait hadirnya mantan Menteri Sosial yang juga bakal calon Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dalam sebuah acara yang digelar pendamping PKH Jawa Timur di Mojokerto dua hari lalu. Dalam acara tersebut Khofifah juga sempat diberi gelar Ibu PKH.
Baca: Jokowi: Pesan Saya, Uang PKH untuk Gizi Anak dan Ibu Hamil
Pakar Politik Universitas Airlangga Surabaya, Novri Susan, berpendapat Khofifah mestinya mampu mengendalikan diri untuk tidak hadir pada acara program Kementerian Sosial tersebut, sekali pun diundang sebagai mantan Menteri Sosial.
"Kalau sebagai Menteri Sosial itu memang sudah tugasnya, tapi saat ini Ibu Khofifah kan sebagai bakal calon Gubernur Jawa Timur," katanya, Rabu (31/1/2018).
Kedatangan Khofifah pada forum pendamping PKH itu dinilai tak etis. "Jadi, secara etika politik itu tidak benar, tidak etis. Itu tidak ada edukasi politik yang benar untuk masyarakat," katanya.
Sementara itu, Koordinator Wilayah II Program Keluarga Harapan Wilayah II Jawa Timur, Ari Dwi Prasetyo, membantah acara tersebut terkait suksesi bakal calon Gubernur Jawa Timur.
"Kami mengundang Bu Khofifah untuk diminta masukan bagaimana agar PKH pada 2018 lebih baik, khususnya di Jawa Timur," katanya.
Soal penghargaan sebagai Ibu PKH, Ari menjelaskan, gelar itu merupakan bentuk terima kasih dari para pendamping PKH kepada mantan Menteri Sosial. Apalagi, Khofifah selama beberapa tahun terakhir memang fokus mengawal PKH.
Menurut Ari, acara dihadiri oleh 200 pendamping PKH, baikdari unsur koordinator wilayah, koordinator kabupaten dan kota, koordinator kecamatan, dan para operator. (KONTRIBUTOR JAWA TIMUR/ ACHMAD FAIZAL)