KOMPAS.com – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana meninjau lokasi banjir bandang di Desa Wangandowo, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan, Kamis (14/3/2024).
Menurutnya, peristiwa banjir bandang ini diakibatkan karena intensitas hujan yang tinggi dalam dua hari terakhir sehingga menyebabkan kolam retensi dari sebuah pabrik sepatu jebol.
“Hujan dengan intensitas tinggi tersebut mengakibatkan kolam retensi pada sebuah pabrik sepatu di daerah tersebut diduga jebol. Kolam tersebut tidak dapat menahan debit air yang tinggi,” ujar Nana dalam keterangan persnya, Jumat (15/3/2024).
Limpasan air dari kolam retensi tersebut kemudian masuk ke pemukiman warga. Akibatnya, sekitar dua rumah hanyut, 20 rumah rusak parah, dan 50 rumah rusak ringan. Selain itu, satu bangunan taman kanak-kanak (TK), dua musala, dan satu jembatan juga rusak diterjang banjir.
Baca juga: Entaskan Kemiskinan Ekstrem, Pemprov Jateng Kurangi Beban Pengeluaran hingga Kolaborasi
"Ada dua korban meninggal merupakan anak dan ibunya. Mereka hanyut karena tiba-tiba banjir bandang langsung masuk ke rumahnya dengan intensitas air yang besar," tutur Nana.
Setelah kejadian tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pekalongan, Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), dan instansi terkait lainnya pun mengevakuasi para korban.
Nana mengatakan, saat ini sudah ada 85 pengungsi yang dibawa ke tempat pengungsian akibat kejadian ini. Pemerintah telah menyiapkan sejumlah posko dan dapur umum untuk menampung dan melayani para pengungsi.
Pada kesempatan itu, Nana menyalurkan bantuan Pemprov Jateng sebesar Rp 160.804.000 untuk para korban banjir yang diberikan dalam bentuk makanan, selimut, sembako, pakaian anak dan dewasa, kornet, beras, dan lainnya.
Baca juga: Membanggakan, Pemprov Jateng Raih Penghargaan Badan Publik Informatif 6 Kali Berturut-turut
Hingga kini, pemerintah masih menyelidiki masalah tanggul kolam retensi yang jebol. Pemerintah juga memanggil pihak perusahaan sepatu untuk berdiskusi bersama masyarakat yang terdampak banjir.
"Perusahaan sepatu akan membiayai seluruh kerugian yang dialami masyarakat," jelasnya.