KOMPAS.com – Tujuh pemilik industri ukir kayu di Desa Senenan, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, mengaku bersyukur merasakan manfaat dari bantuan energi alternatif tenaga surya dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng).
Salah satu pengrajin ukir kayu, Purwanto mengatakan, dia mencoba menggunakan energi alternatif tenaga surya dalam beberapa bulan terkahir. Ia pun merasa lebih bisa menghemat biaya listrik.
Sayangnya, Purwanto menjelaskan, ketika hujan mulai turun, energi alternatif yang ada tidak bisa lagi digunakan. Hal ini membuat biaya menjadi bertambah karena harus kembali menggunakan listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN).
“Biasanya membayar tagihan listrik sebesar Rp 1 juta. Ini baru beberapa kali pakai dan itu juga masih sering hujan. Jadi hanya berkurang sekitar Rp 100.000. Tidak tahu kalau nanti sudah semakin panas, maka bisa berkurang,” ujar Purwanto dalam keterangan tertulis yang diterima oleh Kompas.com, Selasa (31/5/2022).
Baca juga: Momen Ganjar Pranowo Temani Warga Buka Amplop Bantuan Saat Blusukan Bareng Jokowi di Solo
Program yang diluncurkan oleh Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Purnowo diharapkan membantu industri kecil menggunakan energi alternatif untuk mendongkrak produktivitas.
“Kita berikan bantuan kepada teman-teman pengukir, tepatnya kepada koperasi yang ada di Jepara. Alhamdulillah, tadi berdasarkan pengakuan dari teman-teman energi ini bisa lebih efisien, kurang lebih sekitar 60 persen,” ungkap Ganjar.
Hal itu disampaikan oleh Ganjar saat meninjau manfaat bantuan Pemprov Jateng berupa pembangkit listrik tenaga surga (PLTS) rooftop untuk koperasi industri dan kerajinan ( Kopinkra) sentra relief di Desa Senenan, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, Selasa.
Sebagai informasi, bantuan panel energi alternatif tenaga surya itu menghasilkan daya listrik sebesar 20,4 kilowatt peak (kWp) dengan pemakaian model hybrid dengan energi listrik dari PLN.
“Jadi kalau siang menggunakan tenaga surya, untuk malam akan menggunakan tenaga listrik PLN. Jadi kalau ini bisa digunakan, industrinya jauh lebih efisien dari sisi energi,” kata Ganjar.
Adapun yang mendapatkan bantuan, yakni tujuh industri ukir kayu yang tergabung dalam Kopinkra seni ukir relief unit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), antara lain Oval Jati, Bumi Hijau, Tropical Etnic, Carving Art, Mulyo Indah Putra, Ega Jati, dan Fisikabo.
Lebih lanjut, Ganjar berharap, energi alternatif dari tenaga surya itu bisa diberikan secara terus menerus secara bertahap.
Ganjar juga mengharapkan untuk para pengrajin dapat merawat panel dan baterainya dengan baik, sehingga pemanfaatan bisa berjalan lebih lama. Sebab, tidak menutup kemungkinan panel surya itu dapat digunakan lebih banyak lagi oleh masyarakat.
Baca juga: Respons Pemprov Jateng soal Somasi ke Ganjar Terkait Pencemaran Sungai Bengawan Solo
“Ini kesempatan para pengrajin untuk bisa membuat satu produk dengan lebih efisien karena energinya dibantu. Nanti kalau lebih banyak lagi yang sudah menggunakan, harapan kita lebih terbiasa menggunakan tenaga yang sudah di pasang di rumah-rumah. Jadi lebih produktif,” jelas Ganjar.
Selain itu, Ganjar juga mendorong pemanfaatan energi alternatif menggunakan panel surya untuk industri lainnya.
Pola yang sudah digunakan oleh Kopinkra ukir di Jepara tersebut bisa menjadi contoh, karena mereka mengajak pengrajin rumahan untuk ikut berkolaborasi.
“Untuk industri garmen juga bisa menggunakan energi alternatif tersebut untuk bengkel. Semua butuh energi, jadi bukan tidak mungkin nantinya semua menggunakan energi alternatif,” kata Ganjar.
Tak hanya untuk para pengrajin, bantuan panel surya itu juga sudah berjalan diberikan kepada pondok pesantren, sekolah, industri otomatif dan sparepart kendaraan di Tegal, serta industri selain ukir lainnya.
“Usaha lain ada di Tegal, usaha sparepart kendaraan. Jadi industri otomatif juga bisa menggunakan panel surya itu, cukup banyak yang bisa kita berikan bantuan. Ya sambil mengenalkan kepada masyarakat untuk bisa lebih efisien dan membantu suplai energi,” kata Ganjar.