KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mengaku bangga dan mengapresiasi adanya rekonsiliasi antara mantan teroris Munir Kartono dan Inspektur Polisi Dua ( Ipda) Bambang Adi Cahyanto.
Bambang adalah anggota polisi di Kepolisian Negara Republik Indonesia Resor (Polres) Surakarta yang menjadi salah satu korban dari perbuatan Munir Kartono
Ganjar bahkan merasa merinding mendengar cerita dan pengakuan Munir serta sikap legowo atau ikhlas Ipda Bambang untuk memaafkan perbuatan mantan teroris yang pernah membuat ia terluka.
"Saya merinding. Dua orang yang dulunya berseberangan, mereka hari ini pada Kamis (4/11/2021) bertemu. Mas Munir cerita panjang soal kisah hidupnya, kami belajar bagaimana ia kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi," imbuh Ganjar.
Mendengar cerita tersebut, ia meminta seluruh pihak harus waspada. Terlebih, sebagai orangtua yang memiliki anak sekaligus diamanahi sebagai pemimpin.
Baca juga: Gagasan Rekonsiliasi dari Anak Korban PKI...
Pernyataan tersebut Ganjar sampaikan saat mengajak Munir dan Ipda Bambang Adi Cahyanto bercerita tentang masa lalu dan proses rekonsiliasi dalam siaran podcast pribadinya di rumah dinas Gubernur Jateng, Semarang, Kamis.
Sebelumnya, Munir sendiri telah lebih dulu mendatangi Ipda Bambang Adi Cahyanto di Solo untuk meminta maaf.
Untuk diketahui, Munir merupakan anak buah gembong teroris Bahrun Naim. Dulunya ia menjadi penggalang dana di kelompok itu. Salah satu dana ini digunakan teroris Nur Rohman melakukan aksi pengeboman di Polres Surakarta pada 2016 silam.
Adapun korban dari ledakan bom Nur Rohman itu adalah Ipda Bambang Adi Cahyanto hingga bagian matanya mengalami luka serius.
Baca juga: Hasil Tes DNA Pastikan Pelaku Bom Bunuh Diri di Polresta Solo adalah Nur Rohman
Dalam kesempatan itu, Ganjar juga mengaku belajar tentang keikhlasan dari Bambang atas perbuatan yang dilakukan para terorisme kepadanya.
"Dan hari ini keduanya bertemu. Mereka berdua saling memaafkan. Kami belajar banyak dari keduanya," jelasnya seperti dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (5/11/2021)
Dari obrolan itu, Ganjar mengajak seluruh masyarakat untuk belajar dan tidak terlibat atau masuk dan dalam dunia terorisme.
"Kita harus menjaga rasa kemanusiaan dan saling menghormati. Semoga tidak terjadi lagi di kemudian hari. Alhamdulillah, dua orang ini bisa rukun dan bertemu kembali.
Baca juga: Sentuhan Kemanusiaan Mas Menteri Nadiem Makarim
Lebih lanjut Ganjar meminta masyarakat untuk menjaga keluarga inti tetap harmoni. Sebab, hal ini sangat rentan dan salah satu anggota keluarga bisa jadi target kelompok-kelompok terorisme.
Tak hanya itu, ia juga meminta Munir dan Bambang memberikan pesan pada masyarakat Indonesia khususnya anak muda agar tidak terjerumus dalam lembah hitam terorisme.
Menjawab permintaan Ganjar, Munir mengatakan, masyarakat khususnya anak muda agar waspada dan tahu batasannya sendiri.
"Banyak yang terpapar di media sosial (medsos), jadi semua harus lebih peduli pada dirinya sendiri. Lebih terbuka pada orang-orang sekitar khususnya keluarga inti. Dari masalah hubungan keluarga yang buruk bisa berdampak pada anak-anak," kata Munir.
Sementara itu, Bambang mengimbau kepada generasi muda agar lebih waspada dalam menerima informasi, baik di medsos atau secara langsung.
“Jangan sampai berita-berita hoax dan brainwashing dari informasi tersebut bisa memengaruhi. Paling penting adalah pendekatan keluarga dan lingkungan sekitar," imbuhnya.
Pada kesempatan tersebut, Munir mengaku bahwa ia sudah niat untuk minta maaf kepada Bambang sejak dirinya dipenjara.
Melalui proses perenungan dan hal-hal yang didapatkan selama empat tahun di penjara, ia menyatakan penyesalan yang dalam.
Dari penyesalan itu, Munir menyatakan diri untuk kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi dan ingin meminta maaf ke Bambang dan masyarakat Indonesia.
"Saya saat dipenjara sadar, bahwa apa yang saya lakukan salah. Saya juga disadarkan saat bapak saya mengalami luka berat pada bagian matanya. Saya merasa Tuhan Yang Maha Esa sedang membalas perbuatan saya. Dari situ saya sadar, saya sangat menyesal," kata Munir.
Bahkan, ia mengaku rela apabila matanya dilepas untuk mengganti mata Bambang yang saat itu diketahuinya terluka. Meski kini mata Bambang sudah sembuh.
Baca juga: Imbas Penangkapan Terduga Teroris JI di Lampung, Ribuan Kotak Amal Ditarik dari Peredaran
Munir bahkan berjanji waktu itu, akan menemui Bambang saat bebas dari penjara.
“Saya janji, karena saya harus membayar itu. Semoga pak Bambang dan keluarga memaafkan saya dan Allah Subhanahu wa ta'ala mau mengampuni saya," jelas Munir sambil berkaca.
Adapun Bambang mengatakan, saat ini matanya sudah sembuh dan bisa melihat dengan normal kembali.
Bambang mengaku meski matanya terluka saat itu, ia tidak ingin membalasnya. Bahkan dari keluarnya berpesan untuk mengikhlaskan.
Baca juga: Amnesty: Bukan Rekonsiliasi jika Tanpa Pengakuan dan Pertanggungjawaban Pelaku
Menurutnya, tidak ada hal yang membuatnya bisa menolak permintaan maaf Munir. Pertemuan hari ini dirasa Bambang menjadi momen bermanfaat untuk perdamaian Indonesia.
"Apalagi yang bersangkutan (Munir) juga sudah mengakui kesalahannya dan berjanji tidak akan mengulangi lagi serta mau bekerja sama dengan kami untuk membangun perdamaian. Jadi saya sudah ikhlas," ucapnya.