KOMPAS.com – Gubernur Jawa Tengah ( Jateng) Ganjar Pranowo meminta para pekerja migran Indoensia ( PMI) untuk langsung melapor ketika mendapati masalah selama bekerja, termasuk masalah pungutan liar ( pungli).
Hal tersebut disampaikan Ganjar saat mendengarkan curahan hati (curhat) para PMI melalui acara Gubernur Jateng Menyapa, Minggu (10/10/2021).
“Kalau Anda menjadi korban pungli tapi tidak lapor, kan kami tidak rahu. Kalau kemudian menyampaikan kepada kami, ya kami (jadi) tahu,” tuturnya, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (11/10/2021).
Ia menjelaskan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng sebelumnya juga mendapatkan informasi terkait adanya pungli dari laporan masyarakat.
“Ada aplikasi laporgub, paling gampang follow Instagram, Twitter, dan Facebook Pak Gubernur,” kata Ganjar dalam acara yang digelar secara virtual melalui Zoom itu.
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jabar, Jateng, Banten, Sumsel, Babel, dan Lampung 10 Oktober 2021
Menurut Ganjar, beberapa persoalan sudah ada solusinya. Sebagai contoh, masalah laporan kepulangan yang dipersulit, dapat diselesaikan dengan beberapa cara.
“Datang, dokumentasi beres, colok hidungnya, dia masuk karantina. Nah, nanti hasilnya akan diantar pakai email,” jelas Ganjar.
Selain itu, dalam kesempatan yang sama, ia juga memaparkan tentang adanya pendampingan bagi PMI purna.
“Ini (pendampingan PMI purna) sebenarnya kami juga punya, latihannya mulai dari produksi sampai menjual mesti dilatih secara lengkap. Nah, nanti kami dampingi,” ujarnya.
Program pendampingan bagi PMI purna yang dimaksud Ganjar diselenggarakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinaskertrans).
Baca juga: Capaian Vaksinasi Jadi Indikator Penentuan Level PPKM, Ganjar Minta Daerah Kebut Vaksinasi
“Tapi ternyata, komunikasi tidak bisa berjalan lancar apalagi di pemerintah kabupaten (pemkab). Nah nanti kita bantu, komunikasi dengan Pemkab,” katanya.
Ganjar menyebutkan, secara keseluruhan kondisi PMI Jateng dalam keadaan baik. Ia berharap komunikasi antara PMI dan Pemprov Jateng bisa memberikan perasaan nyaman bagi mereka agar tenang selama bekerja di negeri orang.
“Ya kmi jembatani memang, jadi dengan kawan-kawan yang tadi menyampaikan sih rasa-rasanya oke. Yang Jepang tadi relatif bagus ya, yang Taiwan juga bagus bisa berjalan. Jadi mudah-mudahan mereka baik-baik saja,” jelasnya.
Ganjar mengatakan, melalui acara Gubernur Jateng Menyapa, pihaknya menjadi lebih tahu kondisi para PMI yang sebenarnya.
Baca juga: Antara Ganjar, Risma, dan Puan di Bursa Pencapresan Internal PDI-P...
Adapun dari total lebih dari 300 orang PMI yang hadir dalam acara Gubernur Jateng Menyapa, terdapat beberapa yang curhat secara langsung kepada Ganjar.
Pertama, anak buah kapal (ABK) kapal ikan, Irianto yang saat ini bekerja di Taiwan.
“Ada pungli tapi mainnya pintar banget, jadi kayak bukan pungli. Inginnya kita itu dari pemerintah ada tindakan tegas untuk menyelidiki,” tutur Irianto.
Lebih lanjut, ada pula perwakilan kru kapal pesiar, Yaya, yang mengaku sering mendapatkan kendala birokrasi saat akan mengurus perpanjangan paspor.
Sementara itu, pada akhir acara, terdapat PMI asal Cilacap yang curhat tentang nasib PMI setelah purna.