Pakai Baju Hazmat Saat Pimpin Upacara HUT RI, Ini Pesan Ganjar untuk Pasien dan Nakes di RSDC Donohudan

Kompas.com - 17/08/2021, 13:03 WIB
DWN,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Gubernur Jawa Tengah ( Jateng) Ganjar Pranowo berharap, kehadirannya sebagai inspektur upacara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-76 Republik Indonesia (RI) di Rumah Sakit Darurat Covid -19 (RSDC) Asrama Haji Donohudan, Boyolali, dapat memberikan semangat bagi para tenaga kesehatan (nakes) dan pasien Covid-19.

"Hari ini pada Selasa (17/8/2021), saya sengaja ke sini ingin upacara bersama para penyintas. Saya kira dalam perayaan hari kemerdekaan 17 Agustus, nuansa kesedihan itu masih menggayut pada kita semuanya," ucapnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa.

Oleh karenanya, Ganjar meminta agar para pasien dan nakes dapat memiliki semangat tinggi dalam menghadapi pandemi Covid -19.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur berambut putih itu memakali hazardous materials (hamzat) berwarna putih polos.

Baca juga: Hanya 14 Hari, Waskita Tuntaskan 6 Pekerjaan RSD Covid Asrama Haji Donohudan

Ganjar sengaja memberikan tampilan berbeda, tanpa mengenakan jas atau pakaian adat yang biasa digunakan saat memimpin upacara kemerdekaan.

Sebaliknya, ia hanya memakai pakaian hazmat lengkap dengan masker dobel berwarna merah putih. Di bagian bawah, Ganjar mengenakan sepatu boot berwarna oranye.

Tidak ada yang menyangka, pria yang berdiri sebagai inspektur upacara itu adalah Ganjar.

Sebab, seluruh bagian tubuhnya telah tertutup pakaian hazmat. Hanya pada bagian mata yang terlihat transparan di balik kaca matanya.

Adapun pemakaian baju hazmat dimaksudkan sebagai gambaran bagaimana para nakes berjuang menangani pandemi di balik panasnya baju hazmat.

Baca juga: Ganjar Pranowo: Saya Ingin Memberikan Hormat Setinggi-tingginya kepada Tenaga Kesehatan

"Saya baru pertama kali pakai hazmat dan panas sekali ternyata. Saya tidak membayangkan para nakes selama berjam-jam menggunakan hazmat. Saya ingin merasakan bagaimana menjadi mereka," imbuh Ganjar.

Menurutnya, perjuangan para nakes sungguh luar biasa. Pasalnya, mereka harus berjuang menyemangati diri sendiri, merawat pasien, dan juga para penyintas.

"Saya berharap mereka juga bisa merayakan kemerdekaan di tempat ini. Khususnya para nakes semoga diberikan semangat melalui upacara kemerdekaan di tempat kerja. Terlebih, mereka tak pernah libur," ujar Ganjar.

Ia menyadari, peringatan upacara HUT ke-76 RI digelar secara berbeda dan sederhana.

Baca juga: Guru Honorer Positif Covid-19 dari Klaten Dapat Hadiah Motor dari Ganjar, Ini Alasannya

Pada tahun-tahun sebelumnya, upacara kemerdekaan digelar di Lapangan Simpang Lima Semarang secara meriah.

Namun, sekarang tidak ada pasukan Tentara Nasional Indonesia-Kepolisian Negara Republik Indonesia (TNI-Polri) yang berbaris rapi saat upacara 17 Agustus dilaksanakan.

Bahkan pasukan pelajar yang biasanya hadir menggunakan seragam berwarna-warni pun tidak ada. Peserta upacara hanya dipenuhi barisan pasien Covid-19 dengan pakaian sehari-hari.

Begitu pula dengan seluruh petugas upacara, seperti petugas pengibar bendera merah putih, pembaca teks Undang-undang Dasar (UUD)1945, hingga pembaca doa. Selain menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat, mereka juga menggunakan baju hazmat lengkap.

Baca juga: Sempat Banjir, Genangan Air di Simpang Lima Semarang Sudah Surut

Respon positif dari penyintas Covid-19

Sementara itu, para penyintas Covid-19 yang sedang menjalani isolasi di RSDC Asrama Haji Donohudan mengaku senang bisa tetap merayakan Hari Kemerdekaan.

Terlebih, mereka dapat menghadiri peringatan kemerdekaan yang dipimpin langsung oleh orang nomor satu se-Jateng.

"Tidak menyangka, pak Ganjar yang jadi pemimpin upacara. Senang juga ya, karena meski diisolasi tetap bisa merayakan kemerdekaan," kata salah satu pasien Covid-19, Nur Aini (33).

Awalnya, Nur mengaku tidak menyangka bahwa pria yang menjadi inspektur upacara adalah orang nomor satu di Jateng.

Setelah mendengar sambutan dari Gubernur Ganjar, ia langsung paham bahwa itu adalah pemimpinnya.

Baca juga: Hambatan Kemerdekaan dan Solidaritas Sosial Prokes

"Senang sekali, ternyata pak Ganjar mau hadir dan memakai hazmat karena sesuai prokes," ucap Nur.

Hal senada disampaikan pasien lainnya Agus (40). Ia mengaku bersyukur bisa mengikuti upacara Hari Kemerdekaan.

"Alhamdulillah, masih bisa mengikuti meskipun saya sedang diisolasi. Rasanya nggak bisa membayangkan, apalagi pak Ganjar datang memberikan kami semangat. Ini luar biasa karena dapat jadi obat yang jauh lebih mujarab dari obat apapun. Dengan begitu dapat menambah imun kami semakin kuat," ucapnya.

Terkini Lainnya
Pemprov Jateng Pulangkan 100 Warga Terdampak Banjir Sumatera, Dapat Bantuan Modal Usaha

Pemprov Jateng Pulangkan 100 Warga Terdampak Banjir Sumatera, Dapat Bantuan Modal Usaha

Jateng Gayeng
Polemik Tambang Gunung Slamet, Gubernur Luthfi Utamakan Keselamatan Lingkungan dan Warga

Polemik Tambang Gunung Slamet, Gubernur Luthfi Utamakan Keselamatan Lingkungan dan Warga

Jateng Gayeng
Gubernur Ahmad Luthfi Ajak Perantau Asal Jateng Bangun Kampung Halaman

Gubernur Ahmad Luthfi Ajak Perantau Asal Jateng Bangun Kampung Halaman

Jateng Gayeng
Peringati Hari Antikorupsi Sedunia, Gubernur Ahmad Luthfi Ajak Jajaran Perkuat Budaya Integritas

Peringati Hari Antikorupsi Sedunia, Gubernur Ahmad Luthfi Ajak Jajaran Perkuat Budaya Integritas

Jateng Gayeng
Survei Litbang Kompas: 95,8 Persen Warga Jateng Nilai Program Kesehatan Perlu Dilanjutkan, Bukti Kesadaran Kesehatan Meningkat

Survei Litbang Kompas: 95,8 Persen Warga Jateng Nilai Program Kesehatan Perlu Dilanjutkan, Bukti Kesadaran Kesehatan Meningkat

Jateng Gayeng
Pemprov Jateng Raih Penghargaan Layanan Kesehatan Terbaik, Hasil Kolaborasi Program Speling

Pemprov Jateng Raih Penghargaan Layanan Kesehatan Terbaik, Hasil Kolaborasi Program Speling

Jateng Gayeng
Litbang Kompas: 73,2 Persen Warga Jateng Optimistis dengan Kepemimpinan Ahmad Luthfi, Jadi Modal Akselerasi Pembangunan

Litbang Kompas: 73,2 Persen Warga Jateng Optimistis dengan Kepemimpinan Ahmad Luthfi, Jadi Modal Akselerasi Pembangunan

Jateng Gayeng
Operasi Kemanusiaan di Sumbar, Pemprov Jateng Kirim Bantuan Rp 1,3 Miliar dan 40 Relawan

Operasi Kemanusiaan di Sumbar, Pemprov Jateng Kirim Bantuan Rp 1,3 Miliar dan 40 Relawan

Jateng Gayeng
Jateng Surplus Padi, Gubernur Ahmad Luthfi Dinobatkan Sebagai Kepala Daerah Swasembada Pangan

Jateng Surplus Padi, Gubernur Ahmad Luthfi Dinobatkan Sebagai Kepala Daerah Swasembada Pangan

Jateng Gayeng
Gubernur Jateng: Malaysia dan China Bakal Investasi Rp 62,3 Triliun di Jawa Tengah

Gubernur Jateng: Malaysia dan China Bakal Investasi Rp 62,3 Triliun di Jawa Tengah

Jateng Gayeng
Pemprov Jateng Pertahankan Capaian TPID Terbaik Tingkat Provinsi

Pemprov Jateng Pertahankan Capaian TPID Terbaik Tingkat Provinsi

Jateng Gayeng
Kebijakan Sarung Batik ASN Jateng Dongkrak UMKM, Menuai Apresiasi Publik

Kebijakan Sarung Batik ASN Jateng Dongkrak UMKM, Menuai Apresiasi Publik

Jateng Gayeng
Kualitas Data Diakui Nasional, Pemprov Jateng Raih Penghargaan dari Kemendukbangga

Kualitas Data Diakui Nasional, Pemprov Jateng Raih Penghargaan dari Kemendukbangga

Jateng Gayeng
Tanah Longsor di Banjarnegara, Gubernur Jateng Pastikan 886 Warga Aman di Hunian Sementara

Tanah Longsor di Banjarnegara, Gubernur Jateng Pastikan 886 Warga Aman di Hunian Sementara

Jateng Gayeng
Borobudur Marathon Naik Kelas, Jawa Tengah Bidik Ikon Marathon Dunia

Borobudur Marathon Naik Kelas, Jawa Tengah Bidik Ikon Marathon Dunia

Jateng Gayeng
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com