Sejumlah Warga Tak Mau Terima BST Dobel, Begini Respons Ganjar Pranowo

Kompas.com - 04/08/2021, 19:20 WIB
Dwinh,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mengaku bangga kepada warganya yang bersedia mengembalikan bantuan sosial tunai (BST) karena merasa sudah menerima sebelumnya.

Menurutnya, sikap itu adalah contoh moralitas yang harus menjadi teladan masyarakat lainnya, sekaligus menjadi acuan pemerintah untuk melakukan perbaikan data.

"Dari sisi moralitasnya, hal ini sangat bagus dan konkret. Mereka datang dengan moralitas bagus, mau mengembalikan karena merasa sudah menerima," kata Ganjar, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (4/8/2021).

Pernyataan tersebut ia sampaikan saat berkunjung ke Desa Kotesan, Kecamatan Prambanan, Klaten, untuk melakukan pengecekan pembagian BST, Rabu.

Baca juga: Pembagian BST Rp 600.000 Timbulkan Kerumunan, Camat: Keinginan Dapat Bansos Kalahkan Rasa Takut Covid-19

Dalam kesempatan itu, Ganjar intens melakukan pengecekan ke desa-desa karena mendapat banyak laporan bahwa BST yang diterima masyarakat belum tepat sasaran.

"Apakah bapak dan ibu sudah dapat bantuan? Njenengan nggih mpun angsal pak? (Anda juga sudah dapat pak?),” ucapnya, kepada warga di Desa Kotesan yang disambut dengan jawaban mengiyakan.

Dalam pengecekan itu, Ganjar sempat dikejutkan dengan seorang buruh tani di Desa Kotesan, Tukul Subagiyono karena mengembalikan BST yang diterimanya.

Pria paruh baya tersebut mengangkat tangan dan memanggil orang nomor satu se-Jateng itu.

Baca juga: Kasus Covid-19 Terus Melonjak, Pemprov DKI Diminta Waspadai Kerumunan Saat Pembagian BST

Dengan tegas Tukul mengatakan, jika bantuan yang diterimanya itu akan dikembalikan karena pihaknya telah menerima bantuan dari dana desa.

"Ini bantuan punya saya mau saya kembalikan pak. Wong (orang) saya sudah dapat bantuan kok dapat lagi. Kasihan yang lain pak, biar untuk yang lain saja," kata Tukul Subagiyono.

Mendengar pernyataan Tukul, Ganjar pun tertarik dan mendekat.

Ia bertanya alasan buruh tani itu mengembalikan BST yang kerap menjadi rebutan. Tak lupa ia juga menanyakan profesi keseharian Tukul.

Baca juga: Anies Kirim Surat soal BST Telat Cair, Risma Sindir Perbaikan Data di Jakarta

"Saya cuma buruh tani pak. Satu bantuan saja sudah cukup pak, masa mau dapat lagi. Ya walaupun saya butuh sebenarnya, tapi kan saya sudah dapat. Masih banyak orang yang butuh dan tidak dapat," katanya sambil diacungi dua jempol oleh Ganjar.

Selain Tukul, ada dua warga lain di tempat itu yang ternyata ingin mengembalikan bantuan, yaitu Jannah dan Yoga Pratama.

Jannah merupakan ibu rumah tangga yang memiliki suami sebagai pekerja kuli bangunan, sedangkan Yoga adalah seorang mahasiswa.

"Suami saya sudah dapat bantuan dari dana desa pak, jumlahnya juga sama Rp 300.000 per bulan. Tidak tahu kenapa bisa dapat bantuan lagi, makanya saya kembalikan. Mudah-mudahan didapatkan orang lain yang membutuhkan," kata Jannah.

Baca juga: Penyaluran BST di Solo Capai 92 Persen, Dinsos: Belum Ada Laporan Double Penerima

Sementara itu, Yoga mengatakan, bantuan dana desa sebelumnya sudah diterima oleh sang ayah. Namun, ia masih mendapatkan BST atas namanya pribadi.

"Soalnya menurut aturan undang-undang (UU) itu katanya satu kepala keluarga (KK) dapat satu bantuan. Tapi kok di keluarga saya dapat dua. Makanya, saya berinisiatif mengembalikan. Mungkin bisa digunakan ke masyarakat yang membutuhkan," imbuhnya.

Yoga juga berpesan kepada semua masyarakat yang merasa mampu atau mendapatkan bantuan dobel untuk mengembalikan. Sebab di luar sana, masih banyak orang yang membutuhkan.

"Kalau bisa pemerintah juga memperbaiki data agar bantuan tepat sasaran. Terlebih bagi orang kaya, jangan rebutan bantuan. Kasihan warga lain, banyak yang kerja sehari untuk makan hari itu. Kalau sekarang tidak kerja karena Covid-19, mereka tidak bisa makan," ucapnya.

Baca juga: Ingin Pastikan Bantuan Tepat Sasaran, Mensos Risma Sidak Penyaluran BST di Kota Tangerang

Tak hanya Klaten, saat cek pembagian BST di Kecamatan Banyudono Boyolali, Ganjar juga menemukan ada warga yang mengembalikan bantuan.

Warga tersebut merupakan seorang perangkat desa di Banyudono, Dobby Sholeh.

"Saya kembalikan pak, karena saya merasa tidak berhak. Sebagai aparatur desa, saya seharusnya memastikan warga saya dapat, kok malah saya yang dapat," katanya kepada Ganjar.

Baca juga: Tak Mau Gaji Dipangkas 70 Persen, Puluhan Aparatur Desa Demo Depan Kantor Bupati Aceh Utara

Diharapkan jadi inspirasi banyak orang

Gubernur Ganjar berharap, sikap yang dilakukan Tukul, Jannah, Yoga, dan Dobby dapat menjadi inspirasi banyak orang.

Sebab, kata dia, saat ini memang banyak bantuan yang tidak tepat sasaran, sehingga menimbulkan kecemburuan.

“Dari sikap keempat penerima bantuan tersebut, tidak banyak orang memiliki moralitas sebagus mereka,” ujarnya.

Pasalnya, Ganjar mengaku, selama ini pihaknya telah melihat beberapa penerima bantuan mengenakan jam tangan, handphone, dan sepatu bagus.

Baca juga: Mulai Disalurkan, Ini Syarat Penerima Bantuan Beras Bulog 10 Kilogram

Ia juga mendapat fakta, terdapat penerima yang masih bekerja di pabrik dan mempunyai usaha sendiri.

"Jadi ini soal moralitas, ada yang lebih mampu tapi tak berkeinginan mengembalikan. Mohon maaf, dengan segala hormat bapak dan ibu yang hari ini mengembalikan. Meskipun hanya buruh tani, tapi moralitasnya luar biasa. Ini ada juga ibu rumah tangga dan mahasiswa. Dia kritis, karena merasa tidak berhak, ya dikembalikan," ujar Ganjar.

Akibat kejujurannya, tiga orang warga Klaten yang mengembalikan bantuan itu langsung mendapat hadiah uang tunai dari Ganjar.

"Rejeki wis ono sing ngatur nggih (rejeki sudah ada yang mengatur ya). Kerono sampeyan jujur, tak kasih hadiah (karena Anda jujur, maka saya berikan hadiah)," imbuh Ganjar sambil pamitan.

Baca juga: Batasan Maksimal Gaji MBR Penerima Bantuan Rumah Swadaya

Sementara itu, warga Boyolali Dobby tidak diberi hadiah karena seorang perangkat desa.

Terkini Lainnya
Tanah Longsor di Banjarnegara, Gubernur Jateng Pastikan 886 Warga Aman di Hunian Sementara

Tanah Longsor di Banjarnegara, Gubernur Jateng Pastikan 886 Warga Aman di Hunian Sementara

Jateng Gayeng
Borobudur Marathon Naik Kelas, Jawa Tengah Bidik Ikon Marathon Dunia

Borobudur Marathon Naik Kelas, Jawa Tengah Bidik Ikon Marathon Dunia

Jateng Gayeng
Borobudur Marathon 2025 Diikuti 11.500 Peserta, Perputaran Ekonomi Diprediksi Meningkat

Borobudur Marathon 2025 Diikuti 11.500 Peserta, Perputaran Ekonomi Diprediksi Meningkat

Jateng Gayeng
Intervensi Spesifik Stunting Terbaik, Pemprov Jateng Terima Penghargaan dari Kemenkes

Intervensi Spesifik Stunting Terbaik, Pemprov Jateng Terima Penghargaan dari Kemenkes

Jateng Gayeng
Wamenkes Puji Program Speling Pemprov Jateng, Usulkan ke Presiden Jadi Program Nasional

Wamenkes Puji Program Speling Pemprov Jateng, Usulkan ke Presiden Jadi Program Nasional

Jateng Gayeng
Sebanyak 34 Investor Siap Investasi Rp 5 Triliun di Jateng, Gubernur Luthfi: Beberapa Sudah MoU

Sebanyak 34 Investor Siap Investasi Rp 5 Triliun di Jateng, Gubernur Luthfi: Beberapa Sudah MoU

Jateng Gayeng
Banjir Semarang Mulai Mengering, BNPB dan Pemprov Jateng Pastikan Upaya Penanganan Terus Berlanjut Hingga Tuntas

Banjir Semarang Mulai Mengering, BNPB dan Pemprov Jateng Pastikan Upaya Penanganan Terus Berlanjut Hingga Tuntas

Jateng Gayeng
Ekonomi Kreatif di Jawa Tengah Tumbuh Pesat

Ekonomi Kreatif di Jawa Tengah Tumbuh Pesat

Jateng Gayeng
Resmikan Pabrik PT Formosa di Jepara, Gubernur Jateng Dorong Penyerapan Tenaga Kerja Lokal

Resmikan Pabrik PT Formosa di Jepara, Gubernur Jateng Dorong Penyerapan Tenaga Kerja Lokal

Jateng Gayeng
Hujan Deras Akibatkan Banjir, BPBD Jateng Optimalkan Pompa hingga Salurkan Bantuan di Sejumlah Daerah

Hujan Deras Akibatkan Banjir, BPBD Jateng Optimalkan Pompa hingga Salurkan Bantuan di Sejumlah Daerah

Jateng Gayeng
Hari Santri Nasional, Ahmad Luthfi Gulirkan Program Beasiswa Santri dan Pengasuh Pesantren 2026

Hari Santri Nasional, Ahmad Luthfi Gulirkan Program Beasiswa Santri dan Pengasuh Pesantren 2026

Jateng Gayeng
Ahmad Luthfi Raih Penghargaan Pemimpin Percepatan Ekonomi Daerah 2025 di Radar Kudus Award

Ahmad Luthfi Raih Penghargaan Pemimpin Percepatan Ekonomi Daerah 2025 di Radar Kudus Award

Jateng Gayeng
1,9 Juta Mangrove “Pagari” Laut Jateng, Resmi Catatkan Rekor Muri 

1,9 Juta Mangrove “Pagari” Laut Jateng, Resmi Catatkan Rekor Muri 

Jateng Gayeng
Entaskan Kemiskinan, Pemprov Jateng Salurkan Bantuan 1.000 Sambungan Listrik Gratis pada 2025

Entaskan Kemiskinan, Pemprov Jateng Salurkan Bantuan 1.000 Sambungan Listrik Gratis pada 2025

Jateng Gayeng
Pastikan MBG Aman, Pemprov Jateng Akselerasi Penerbitan SLHS

Pastikan MBG Aman, Pemprov Jateng Akselerasi Penerbitan SLHS

Jateng Gayeng
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com