KOMPAS.com – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng untuk mengedukasi para petani tentang Sistem Resi Gudang (SRG).
Hal tersebut disampaikan Ganjar usai mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengembangan SRG di Gumaya Hotel Semarang, Jawa Tengah, Selasa (16/3/2021).
"Resi gudang ini kan banyak manfaat nih, memang kita mesti mengedukasi kawan-kawan petani, untuk mau masuk ke sistem ini," tutur Ganjar dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (16/3/2021).
Saat ini, kata Ganjar, SRG di Jateng tengah menghadapi tantangan untuk memberikan pemahaman kepada para petani. Pemahaman ini perlu diberikan karena masih banyak petani yang menjual hasil panennya secara langsung para kepada tengkulak.
Baca juga: Petani Didorong Manfaatkan Sistem Resi Gudang, Untuk Apa?
Adapun, saat ini Jateng memiliki 15 SRG yang tersebar di 13 daerah.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jateng Arif Sambodo mengatakan, pihaknya akan menggandeng dinas terkait untuk melaksanakan penyuluhan.
"Nanti kita kerja sama dengan dinas-dinas terkait, seperti yang dilakukan di Wonogiri, kita manfaatkan para penyuluh untuk ikut menyelaraskan mindset (para petani),” katanya.
Ia pun membenarkan isu petani yang masih sering menjual hasil panen kepada tengkulak. Menurutnya, hal ini terjadi karena para petani masih belum mengetahui manfaat SRG.
Baca juga: Produksi Garam Gunungkidul Mati Suri, Puluhan Petani Garam Pilih Jadi Buruh Bangunan
Sementara itu, menurut Ganjar, meski krusial, edukasi kepada para petani itu tidak bisa dilaksanakan secara instan.
Untuk itu, ia mendorong Pemprov Jateng dan dinas terkait untuk segera melakukan penyuluhan. Terlebih, masa panen raya yang sudah semakin dekat.
"Nah ini kan mau panen raya di mana-mana. Biasanya kalau suplai banyak, harga akan turun. Ketika harga turun inilah, sebenarnya sistem resi gudang ini menjadi penting,” ucapnya.
Karena proses mengedukasi masyarakat untuk pindah ke SRG butuh waktu, Ganjar meminta Pemprov Jateng memberikan contoh-contoh yang baik.
Baca juga: Jeritan Petani: Harga Gabah Lagi Murah, Kok Impor Beras
“Contoh baik yang bisa diberikan ada di tiga kabupaten, yaitu Wonogiri, Grobogan, dan Kebumen,” paparnya.
Ganjar optimis, pemahaman itu bisa ditanamkan dengan baik kepada para petani. Apabila pemahaman diberikan, maka stok pangan akan mengalami perbaikan di masa mendatang.
"Rakor hari ini akan kita jadikan satu pembelajaran bersama, agar kabupaten lain juga mengikuti, dan komoditasnya nanti bisa beragam,” kata Ganjar.
Lebih lanjut, ia berharap, ke depannya SRG tidak hanya mengandalkan komoditas beras saja, tetapi juga bisa memperkuat komoditas bawang merah dari Brebes atau kedelai dari Grobogan.
Baca juga: Wakil Bupati Tasikmalaya Curhat ke Gubernur Ganjar soal Urus Rakyat Miskin
Sementara itu, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menegaskan, pihaknya akan terus mendukung pengembangan SRG Jateng dan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan. Fasilitas ini, di antaranya dukungan dari segi pembiayaan dan pengelolaan.
Jerry menjelaskan, terkait pembiayaan, pihaknya telah mengajak kerja sama beberapa bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Untuk kelanjutan kerja sama, masing-masing kepala daerah dapat menindaklanjuti secara langsung," ujarnya.
Kemudian, terkait pengelolaan, Jerry mengatakan jika program SRG tersebut mengajak beberapa pihak swasta untuk terlibat.
Baca juga: Gandeng Jasindo untuk Lindungi Petani, Bupati IDP: Ini Salah Satu Program Unggulan Saya
"Kita bisa bekerja sama dengan swasta. Pemerintah juga selama ini sudah memberikan support. Tidak menutup kemungkinan swasta juga akan dilibatkan dalam hal pengelolaan, mencari manajer, dan pengelolaan gudang," jelas Jerry.
Dengan adanya kerja sama itu, ia yakin pengelolaan SRG akan berjalan secara lebih profesional.