KOMPAS.com – Gubernur Jawa Tengah ( Jateng) Ganjar Pranowo mengatakan ada perbedaan data antara pemerintah pusat dengan daerah terkait kasus positif Covid-19 di Jateng.
Seperti diketahui, Satuan Tugas ( Satgas) Covid-19 sebelumnya merilis Jateng sebagai provinsi tertinggi dengan penambahan kasus terbanyak dengan jumlah 2.036, Minggu (29/11/2020).
Sampai saat ini, tim dari Dinas Kesehatan (Dinkes) pun berupaya menyinkronkan data pemerintah pusat dan daerah,
“Bagian data Dinkes selalu komunikasi dengan pengelola data di Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Satgas agar rilis data tidak berbeda terlalu banyak,” paparnya, Senin (30/11/2020).
Ganjar juga meminta masyarakat tidak resah dengan peningkatan kasus positif Covid-19 di Jateng seperti yang dirilis pemerintah pusat.
Gubernur berambut putih itu mengatakan, masyarakat bisa mengakses data kasus Covid-19 lewat laman corona.jatengprov.go.id.
Baca juga: Penjelasan Ganjar soal Jateng Punya Kasus Aktif Covid-19 Tertinggi di Indonesia
“Karena kawan-kawan selalu melakukan update data, maka Pemerintah Provinsi (Pemprov) secara terbuka menyampaikan kepada publik melalui situs resmi itu,” ujarnya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.
Dengan penambahan itu, maka kasus aktif di Jateng berjumlah 14.376. Oleh sebab itu, Pemprov Jateng melakukan penelusuran data kasus positif Covid-19.
Hasilnya, ditemukan ada sebanyak 519 data yang dobel dalam rilis oleh pemerintah pusat itu.
Kepala Dinkes Jawa Tengah Yulianto Prabowo mengatakan, penambahan kasus di hari yang sama itu berbeda dengan data yang ada di Jateng, yakni hanya 844 kasus.
Jumlah tersebut pun jauh lebih sedikit dibanding dari data Satgas yang mencapai 2.036 kasus.
Baca juga: Jumlah Kasus Harian Covid-19 Jateng Tertinggi di Indonesia, Begini Respons Ganjar...
“Itu mengagetkan kami semua, bahwa dikatakan dalam rilis itu Jateng tertinggi di Indonesia pada tanggal 29 November dengan jumlah kasus 2.036. Ini berbeda jauh dari data kami, yang hanya 844 penambahannya,” kata Yulianto saat ditemui di kantornya, Senin (30/11).
Yulianto mencontohkan, dobel data terjadi di Kendal. Di mana dalam rilis pusat itu, ada satu nama pasien yang ditulis sampai lima kali.
Tak hanya dobel data, Yulianto juga menemukan banyak kasus lama yang dimasukkan dalam rilis Satgas Covid-19 pada 29 November itu.
Dari data itu, ternyata banyak data yang sebenarnya sudah diinput pada Juni lalu. Selain itu, ditemukan pua 75 orang yang pada minggu sebelumnya sudah dirilis, kemudian dirilis lagi.
Baca juga: Jateng Jadi Provinsi Paling Informatif, Ganjar Beberkan Kunci Suksesnya
“Untuk temuan 519 yang dobel data itu, ada satu nama yang ditulis sampai empat hingga lima kali, sehingga total data yang dobel sebanyak 694 kasus. Itu hari itu saja, ya saat rilis Jateng tambah 2.036,” ujarnya.
Terkait persoalan perbedaan data tersebut, Yulianto mengatakan, sudah berkali-kali koordinasi dengan Satgas Covid-19 Pusat.
Tujuannya agar data yang ada bisa sinkron sehingga tidak membuat resah masyarakat. Dia pun menegaskan, pihaknya terus berkomunikasi dengan pusat terkait perbaikan data ini.
“Kami meminta agar pusat mengambil saja data di website kami, corona.jatengprov.go.id karena itu sudah pasti benar. Ini saran yang kami sampaikan ke pusat, agar menjadi perhatian,” tegasnya.
Baca juga: Angka Covid-19 Jateng Tertinggi Nasional, Ganjar: Itu karena Satgas Pusat Telat Input Data