KOMPAS.com – Langkah serius pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) melakukan penanganan Covid-19 membuahkan hasil cukup signifikan.
"Alhamdulillah datanya cukup bagus, pada pekan ke-39 hari ini, data kami menyebutkan tidak ada yang ( Zona) merah," kata Ganjar, seperti dalam keterangan tertulisnya.
Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo usai memimpin rapat rutin koordinasi percepatan penanganan Covid-19 di Gradhika Bhakti Praja kompleks kantor Pemprov Jateng, Senin (28/9/2020).
Ganjar menjelaskan, terhitung sejak pandemi muncul pada Januari 2020, saat ini tak ada satu daerah di Jawa Tengah berstatus sebagai zona merah.
Baca juga: Ganjar Telepon Gus Miftah, Minta Batalkan Pengajian di Pemalang
Pasalnya, beberapa daerah yang sebelumnya berstatus sebagai zona merah sudah berangsur-angsur membaik. Kota Semarang misalnya, penurunannya cukup bagus sehingga membuat daerah itu kini berstatus warna oranye.
"Namun ada beberapa daerah yang menjadi perhatian salah satunya Banyumas. Banyumas naik karena kemarin ada klaster pondok pesantren. Sekarang kami bantu penanganannya, termasuk Kebumen yang juga kami bantu," terangnya.
Senada dengan Ganjar, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo membenarkan tidak ada daerah berstatus zona merah di Jawa Tengah pada pekan ke-39 saat ini.
"Data kami, zona merahnya tidak ada. Kondisi saat ini, ada 14 daerah masuk kategori zona kuning dan 21 lainnya zona oranye," kata Yulianto.
Baca juga: Soal Dangdutan yang Digelar Wakil Ketua DPRD Tegal, Ini Penjelasan Wali Kota ke Ganjar
Pasalnya, dua minggu sebelumnya ada 6 daerah di Jateng yang tergolong zona merah, kemudian menurun dan sekarang tidak ada.
Menurutnya, penurunan kasus di Jawa Tengah ini disebabkan beberapa faktor termasuk 15 indikator yang dapat mempengaruhi daerah dalam hal zonasi.
"Antara lain penurunan kasus penularan, kematian dan lainnya. Ada banyak hal, yang melandasi itu," ucap Yulianto.
Yulianto menerangkan, penurunan kasus di Jawa Tengah saat ini bahkan lebih dari 50 persen dibanding puncak penularan kasus yang terjadi pada minggu ke-36.
Baca juga: Ganjar Soal Konser Dangdut di Tegal: Kebangetan, apalagi Dilakukan Pemimpin
Hal itu diikuti dengan penurunan angka kematian yang juga menurun drastis pada minggu ke-30.
"Kalau perilaku masyarakat sudah membaik dan operasi yustisi terus dilakukan, maka ini akan terus membaik," pungkasnya.
Pembentukan champion untuk memasifkan edukasi
Sebagai langkah lebih lanjut, Ganjar meminta semua masyarakat untuk saling menjaga demi kebaikan bersama. Ia juga akan membentuk champion-champion yang ditugaskan melakukan edukasi.
Baca juga: Ganjar Dorong Pemberian Insentif untuk Petugas Pemakaman Jenazah Covid-19
"Akan kami buat champion di level keluarga, kelompok masyarakat dan lainnya untuk memasifkan edukasi," ujarnya.
Program champion termasuk sebagai upaya mencegah kembali beberapa kejadian luar biasa yang terjadi di Jawa Tengah selama dua pekan terakhir.
Baca juga: Sidak ke Warung Makan, Ganjar Bawa Isolasi dan Angkat Kursi
Contohnya kejadian dangdutan di Kota Tegal, pengajian di Pekalongan dan Pemalang hingga terbaru lomba volly ball di Kabupaten Brebes.
"Saya minta yang seperti ini betul-betul ditunda dulu. Kami sampaikan dengan tegas bahwa pemerintah saat ini betul-betul serius. Akan kami lakukan tindakan tegas bahkan proses hukum apabila ada yang melanggar," tegasnya.
Pemprov Jateng, lanjut Ganjar, juga akan meningkatkan operasi gabungan. Menurut rencana operasi gabungan akan berakhir akhir September ini, namun kemungkinan akan diperpanjang bila kondisi belum kondusif.