KOMPAS.com – Gubernur Jawa tengah ( Jateng) Ganjar Pranowo, meminta catatan bagus terkait opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) tidak dicederai dengan persoalan seperti korupsi, termasuk pengelolaan dan pengamanan dana hasil refocusing penanganan Covid-19.
“Tidak hanya pemerintah provinsi (pemprov), pemerintah kabupaten (pemkab) dan pemerintah kota (pemkot) yang hasilnya bagus seperti Solo juga harus bersih. Yuk kita belajar kelola duit negara dengan baik,” kata Ganjar, seperti dalam keterangan tertulisnya.
Hal tersebut dikatakan Ganjar, saat mengikuti Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah 2020, yang digelar secara daring, Selasa (22/9/2020).
Pada kesempatan tersebut, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memang memberi penghargaan WTP lima kali dan sepuluh kali berturut-turut kepada beberapa pemda.
Baca juga: Jokowi Bersyukur Makin Banyak Lembaga Negara Dapat WTP dari BPK
Pemprov Jateng pun meraih opini WTP atas laporan keuangan selama lima kali berturut-turut.
Tak hanya itu, Kabupaten Banjarnegara, Banyumas, Blora, Boyolali, Grobogan, Karanganyar, Kudus, Pati, Pekalongan, Purworejo, Semarang, Sragen, Sukoharjo, Temanggung, Wonogiri, dan Kota Pekalongan juga mengikuti jejak Jateng.
Bahkan Kota Surakarta dan Kabupaten Jepara mendapat penghargaan opini WTP atas laporan keuangan selama sepuluh kali berturut-turut.
“Sebenarnya kami sudah mendapat WTP sembilan tahun berturut-turut. Terima kasih atas perhatiannya,” kata Ganjar.
Baca juga: Ini 4 Indikator Penentu Opini WTP dari BPK
Ganjar pun mengatakan, pencapaian tersebut dapat diraih berkat persiapan anggaran yang rinci, serta meliputi penggunaan dan waktu eksekusi. Setelah itu, Inspektorat Provinsi Jateng akan me-review anggaran belanja yang diajukan.
“Kesannya agak lama, tapi ini untuk keamanan dan transparansi. Kami juga minta dukungan masyarakat. Kalau ada lelang, tolong yang fair, jangan ada intervensi, fitnah, dan sebagainya,” kata Ganjar.
Adapun menyebarnya pandemi Covid-19, lanjut Ganjar, tidak berpengaruh pada WTP. Yang penting, semua pihak berhati-hati.
“Jangan sampai dana lebih banyak, tidak terduga, dan gampang dibelanjakan tetapi akuntabilitas kurang,” kata Ganjar.