Cerita Gubernur Ganjar dan Kebiasaan Duduk di Pesawat Kelas Ekonomi

Kompas.com - 05/10/2019, 09:27 WIB
ADW,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo memiliki kebiasaan berbeda saat bepergian menggunakan pesawat udara. Jika biasanya pejabat pemerintahan memilih kelas bisnis, Ganjar justru lebih senang duduk di kelas ekonomi.

Menurut Ganjar, dia lebih senang bepergian menggunakan pesawat kelas ekonomi karena lebih nyaman.

"Dengan saya naik pesawat kelas ekonomi, saya bisa ngobrol dengan siapa saja dari berbagai kalangan, sambil bercanda-bercanda,” ucapnya.

Alasan lain, kata Ganjar, tidak ada perbedaan waktu saat menaiki pesawat kelas bisnis dan ekonomi, baik dari jarak tempuh, lama perjalanan, dan fasilitas lain. Menurutnya, semua fasilitasnya hampir sama.

Baca juga: Cegah Aksi Demo Pelajar, Ini yang Dilakukan Ganjar Pranowo

"Tidak ada bedanya, sampainya juga sama. Kalau naik bisnis bisa sampai lebih cepat, saya mau,” selorohnya.

Tak jarang kebiasaan ganjar itu menimbulkan cerita unik dan lucu. Contohnya, saat Ganjar terbang dari Jakarta menuju Medan, Kamis (3/10/2019).

Kala itu, seperti biasa dia duduk di kelas ekonomi. Namun, saat berjalan menuju kursinya, seorang pejabat daerah Jateng, yang duduk di kelas bisnis, tiba-tiba berdiri dan menyalami Ganjar dengan gugup.

Rupanya pejabat itu merasa tidak enak dan kikuk lantaran Ganjar duduk di kelas ekonomi. Beberapa kali, dia menawarkan diri untuk bertukar kursi dan mempersilakan Ganjar duduk di kelas bisnis.

Baca juga: Ganjar Tanda Tangani Tuntutan Mahasiswa Tolak UU KPK hingga RKUHP

"Bapak, maaf. Silahkan bapak duduk di sini, biar saya saja yang duduk di belakang," ucap pria tersebut.

Alih-alih menerima tawaran itu, Ganjar mempersilakan pria itu duduk di kursi bisnisnya. Kemudian, Ganjar berjalan santai menuju ke tempat duduknya di kelas ekonomi.

"Sudah enggak apa-apa, duduk saja. Saya sudah punya kursi di belakang," ucap Ganjar singkat.

Saat pesawat mulai bersiap lepas landas, pejabat tersebut tetap kekeh merayu Ganjar untuk bertukar tempat duduk dengan menghampiri Ganjar ke tempat duduknya.

Baca juga: Mentan Kirim Bantuan, Gubernur Ganjar Hanya Bisa Ucapkan Terima Kasih

Vino, salah satu ajudan Ganjar, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (4/10/2019) menerangkan, kejadian tersebut bukan pemandangan baru baginya.

Bahkan, Vino pernah mendapat durian runtuh karena kebiasaan atasannya tersebut.

Ketika itu, cerita Vino, sejumlah pejabat, Bupati, serta Wali Kota duduk di kelas bisnis. Tidak disangka, Ganjar masuk dalam pesawat yang sama dan duduk di kelas ekonomi.

Para pejabat yang kebingungan itu langsung menukar kursi mereka dengan para ajudan dan bawahannya di kelas ekonomi. Salah satu pejabat yang tidak membawa ajudan kemudian meminta bertukar kursi dengan Vino.

"Jadilah saya dan sejumlah ajudan lain duduk di kelas bisnis, dan mereka para pejabat itu menemani bapak di kelas ekonomi," ucapnya sambil tertawa.

Meski begitu, kata Vino, Ganjar tetap santai dan tidak pernah mempermasalahkan kejadian-kejadian unik tersebut.

Terkini Lainnya
Pemprov Jateng Pulangkan 100 Warga Terdampak Banjir Sumatera, Dapat Bantuan Modal Usaha

Pemprov Jateng Pulangkan 100 Warga Terdampak Banjir Sumatera, Dapat Bantuan Modal Usaha

Jateng Gayeng
Polemik Tambang Gunung Slamet, Gubernur Luthfi Utamakan Keselamatan Lingkungan dan Warga

Polemik Tambang Gunung Slamet, Gubernur Luthfi Utamakan Keselamatan Lingkungan dan Warga

Jateng Gayeng
Gubernur Ahmad Luthfi Ajak Perantau Asal Jateng Bangun Kampung Halaman

Gubernur Ahmad Luthfi Ajak Perantau Asal Jateng Bangun Kampung Halaman

Jateng Gayeng
Peringati Hari Antikorupsi Sedunia, Gubernur Ahmad Luthfi Ajak Jajaran Perkuat Budaya Integritas

Peringati Hari Antikorupsi Sedunia, Gubernur Ahmad Luthfi Ajak Jajaran Perkuat Budaya Integritas

Jateng Gayeng
Survei Litbang Kompas: 95,8 Persen Warga Jateng Nilai Program Kesehatan Perlu Dilanjutkan, Bukti Kesadaran Kesehatan Meningkat

Survei Litbang Kompas: 95,8 Persen Warga Jateng Nilai Program Kesehatan Perlu Dilanjutkan, Bukti Kesadaran Kesehatan Meningkat

Jateng Gayeng
Pemprov Jateng Raih Penghargaan Layanan Kesehatan Terbaik, Hasil Kolaborasi Program Speling

Pemprov Jateng Raih Penghargaan Layanan Kesehatan Terbaik, Hasil Kolaborasi Program Speling

Jateng Gayeng
Litbang Kompas: 73,2 Persen Warga Jateng Optimistis dengan Kepemimpinan Ahmad Luthfi, Jadi Modal Akselerasi Pembangunan

Litbang Kompas: 73,2 Persen Warga Jateng Optimistis dengan Kepemimpinan Ahmad Luthfi, Jadi Modal Akselerasi Pembangunan

Jateng Gayeng
Operasi Kemanusiaan di Sumbar, Pemprov Jateng Kirim Bantuan Rp 1,3 Miliar dan 40 Relawan

Operasi Kemanusiaan di Sumbar, Pemprov Jateng Kirim Bantuan Rp 1,3 Miliar dan 40 Relawan

Jateng Gayeng
Jateng Surplus Padi, Gubernur Ahmad Luthfi Dinobatkan Sebagai Kepala Daerah Swasembada Pangan

Jateng Surplus Padi, Gubernur Ahmad Luthfi Dinobatkan Sebagai Kepala Daerah Swasembada Pangan

Jateng Gayeng
Gubernur Jateng: Malaysia dan China Bakal Investasi Rp 62,3 Triliun di Jawa Tengah

Gubernur Jateng: Malaysia dan China Bakal Investasi Rp 62,3 Triliun di Jawa Tengah

Jateng Gayeng
Pemprov Jateng Pertahankan Capaian TPID Terbaik Tingkat Provinsi

Pemprov Jateng Pertahankan Capaian TPID Terbaik Tingkat Provinsi

Jateng Gayeng
Kebijakan Sarung Batik ASN Jateng Dongkrak UMKM, Menuai Apresiasi Publik

Kebijakan Sarung Batik ASN Jateng Dongkrak UMKM, Menuai Apresiasi Publik

Jateng Gayeng
Kualitas Data Diakui Nasional, Pemprov Jateng Raih Penghargaan dari Kemendukbangga

Kualitas Data Diakui Nasional, Pemprov Jateng Raih Penghargaan dari Kemendukbangga

Jateng Gayeng
Tanah Longsor di Banjarnegara, Gubernur Jateng Pastikan 886 Warga Aman di Hunian Sementara

Tanah Longsor di Banjarnegara, Gubernur Jateng Pastikan 886 Warga Aman di Hunian Sementara

Jateng Gayeng
Borobudur Marathon Naik Kelas, Jawa Tengah Bidik Ikon Marathon Dunia

Borobudur Marathon Naik Kelas, Jawa Tengah Bidik Ikon Marathon Dunia

Jateng Gayeng
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com