KOMPAS.com - Program Transfer Anggaran Kabupaten Berbasis Ekologi (TAKE) Bulungan Hijau yang diinisiasi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulungan berhasil meraih predikat terbaik pertama dalam Konferensi Nasional Pendanaan Ekologis VI Tahun 2025.
Penghargaan tersebut diterima langsung oleh Bupati Bulungan Syarwani dalam acara yang digelar oleh Koalisi Masyarakat Sipil untuk Pendanaan Ekologis (KMS-PE) di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Selasa (5/8/2025).
Acara ini dihadiri oleh sejumlah kepala daerah serta pejabat tinggi pemerintah, termasuk Wakil Menteri Lingkungan Hidup (Wamen LH) Diaz Hendropriono dan Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Bulungan Syarwani mengungkapkan rasa syukur dan bangga atas penghargaan ini.
Baca juga: Bupati Bulungan Tegaskan Komitmen Lindungi Masyarakat Adat dan Dorong Pembangunan Hijau
“Alhamdulillah, Kabupaten Bulungan berhasil meraih penghargaan TAKE Bulungan Hijau terbaik 1, yang diserahkan langsung oleh Wakil Menteri Dalam Negeri Bapak Bima Arya,” ungkapnya dalam keterangan resmi, Selasa.
Menurut Syarwani, penghargaan ini diberikan sebagai bentuk pengakuan atas dedikasi dan komitmen Pemerintah Daerah (Pemda) Bulungan dalam mengembangkan program TAKE berkelanjutan dan berdampak positif bagi masyarakat, khususnya di 74 desa se-Kabupaten Bulungan.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa penghargaan ini menandai keberhasilan Pemkab Bulungan dalam mengintegrasikan aspek ekologis terkait pengelolaan keuangan daerah sekaligus memperkuat komitmen pembangunan berkelanjutan.
Selain itu, Syarwani menyebut bahwa capaian ini sebagai buah dari kolaborasi baik antara masyarakat dan pemda.
Baca juga: Siapa Syarwani, Bupati Bulungan yang Dikira Wartawan Masinton Pasaribu?
Ia menekankan pentingnya memperluas dan mengintegrasikan skema pendanaan ekologis agar lebih berdampak langsung ke masyarakat.
Pada 2025, Pemkab Bulungan mengalokasikan Rp 7 miliar untuk program TAKE Bulungan Hijau. Angka ini meningkat dari alokasi tahun sebelumnya sebesar Rp 5 miliar.
Dana tersebut akan diperebutkan oleh desa-desa yang memiliki inisiatif pembangunan berbasis ekologi, mencakup wilayah Sungai Kayan hingga pesisir Tanjung Palas Tengah dan Sekatak.
Syarwani juga menyoroti pentingnya partisipasi aktif desa dalam menyusun program inovatif yang sesuai dengan karakteristik dan potensi lokal.
Baca juga: Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia
Ia menyayangkan karena masih ada desa yang belum memanfaatkan peluang kompetisi TAKE secara maksimal. Karena itu, Syarwani mengajak semua pihak untuk memperkuat kolaborasi.
“Melalui TAKE, kami dorong satu desa (menghasilkan) satu produk unggulan yang tidak hanya berorientasi pasar lokal, tetapi mampu menembus pasar nasional,” tegasnya.
Syarwani pun mencontohkan keberhasilan dua desa, seperti Pejalin dan Antutan, dalam mengembangkan produk olahan cokelat.
Baca juga: Bupati Syarwani Tinjau Proyek Kebun Raya Bundayati, Ditarget Rampung Sebelum HUT Bulungan
Selain sesi penyerahan piagam penghargaan, konferensi tersebut juga menghadirkan diskusi publik bertema “Menapak Paradigma Baru: Inovasi dan Integritas untuk Pendanaan Hijau yang Transformatif”.
Melalui forum ini, Country Representative The Asia Foundation Hana A. Satriyo mengapresiasi dukungan yang diberikan kepala daerah dan mitra masyarakat sipil dalam upaya menjaga lingkungan yang kini menghadapi tantangan serius.
Ia berharap, forum ini dapat menjadi wadah kolaborasi lintas pemangku kepentingan untuk mencari solusi strategis demi lingkungan yang berkualitas.
Baca juga: Pupuk Indonesia dan Petronas Perluas Kolaborasi, Bidik Hilirisasi dan Ketahanan Pangan
Dalam sambutannya, Wamen LH Diaz Hendropriono menyoroti urgensi penanganan sampah dan pengelolaan emisi gas rumah kaca.
Ia mengingatkan soal target pengelolaan sampah 100 persen pada 2029 serta pentingnya pendanaan memadai untuk mencapai target penurunan emisi hingga 31 persen pada 2030.
Sementara itu, Wamendagri Bima Arya Sugiarto menegaskan bahwa pembangunan ekonomi harus berjalan beriringan dengan ekonomi hijau.
Ia juga mengapresiasi koalisi yang telah mendampingi pemda dalam penanganan isu lingkungan serta menekankan bahwa perubahan iklim harus menjadi perhatian serius dan berkelanjutan.
Baca juga: Studi Ini Kaitkan Naiknya Harga Pangan dengan Perubahan Iklim