KOMPAS.com - Bupati Blora Arief Rohman mengimbau jajaran pengurus Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Kabupaten Blora untuk bekerja sama dengan berbagai pihak guna mengembalikan masa kejayaan petani tebu yang pernah dirasakan sebelumnya.
"Dulu kami pernah berjaya. Jadi saya minta kepada PT Gendhis Multi Manis (GMM) dan Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog), kejayaan masa lalu ketika tebu benar-benar manis ini bisa kami rasakan kembali, termasuk soal harga," ujar bupati yang akrab disapa Mas Arief dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (16/5/2024).
Pernyataan tersebut disampaikan Arief saat menghadiri acara pelantikan pengurus APTRI Kabupaten Blora di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora, Rabu (15/5/2024).
Untuk mencapai kejayaan pertanian tebu di Blora, Mas Arief memberikan kesempatan kepada pengurus APTRI untuk mengadakan audiensi dengan Bulog Pusat terkait pendampingan para petani tebu.
Baca juga: Serap Jagung Petani di Sumbawa Sesuai Ketentuan Harga, Bulog Siapkan 3 Gudang
"Setelah ini, perwakilan APTRI yang telah dilantik sowan ke Bulog Pusat. Nanti tolong diagendakan. Kami ingin petani yang dulu merasakan hasil yang bagus, bisa merasakan kembali. Karena kebetulan, Direktur (Bulog) ini Pak Bayu Krisnamurthi orang Ngawen. Nanti saya minta waktu Pak Bayu," jelas Mas Arief.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa kunjungan tersebut dimaksudkan agar Bulog bersedia mendampingi petani, mulai dari pemilihan bibit, pemupukan, hingga pasca panen. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi dan kesejahteraan petani tebu di Blora.
Selain meminta APTRI menjalin sinergi, Mas Arief juga mendorong para petani untuk memanfaatkan lahan milik Perum Kehutanan Negara (Perhutani) guna meningkatkan areal lahan tanaman tebu di Blora.
Baca juga: Pemerintah Atur Harga Tebu, Petani Diharapkan Bisa Lebih Untung
"Kemudian juga perluasan lahan menjadi konsen kami. Beberapa waktu lalu kami sudah koordinasi dengan Perhutani, ada beberapa lahan yang bisa dimanfaatkan. Kami juga perlu memetakan lahan yang memang sekiranya marginal bisa ditanami tebu, nanti kami perluas lagi," imbuhnya.
Sebelumnya, Mas Arief mengapresiasi jajaran pengurus APTRI atas upaya mereka menghidupkan kembali organisasi yang telah lama vakum.
"Kami atas nama pribadi dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada APTRI yang mana sudah tertidur lama dan kini bangun kembali sebagai wadah berikutnya kepada para petani tebu di Kabupaten Blora," tuturnya.
Arief berharap kebangkitan APTRI dapat memperkuat peran mereka dalam mendukung program Pergulaan Nasional.
Baca juga: Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP
Ia juga berharap APTRI dapat menjalin sinergi dengan pemerintah daerah (pemda) untuk menjalankan program tersebut.
"Insya Allah, kami beserta jajaran forum koordinasi pimpinan daerah (forkopimda) siap mengawal agar kita bisa menyukseskan program pemerintah terkait dengan Pergulaan Nasional," ucap Arief.
Sebagai informasi, pengurus Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Kabupaten Blora telah dilantik berdasarkan Surat Keputusan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Jawa Tengah (Jateng), Nomor 025/Kep/DPD APTRI JTG/2024, tentang struktur dan personalia Dewan Pengurus Cabang (DPC) APTRI Wilayah Kerja PG GMM Blora masa bakti 2024-2029.
Baca juga: Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P
Adapun Penasehat APTRI Kabupaten Blora adalah Abu Nafi dan Bambang Sulistya. Pengurus APTRI Kabupaten Blora terdiri dari Ketua Sunoto, Wakil Ketua I Sakijan, Wakil Ketua II Moerdono, Sekretaris Anton Sudibyo, Wakil Sekretaris Agus Joko Susilo, Bendahara Mulyadi, dan Wakil Bendahara Sri Suprihatin.
Selain itu, Biro Kaderisasi dan Organisasi diisi oleh Sugiyanto dan Jani, Biro Koperasi, Kemitraan, dan Pengembangan Usaha oleh Sumarsono dan Dwiyanto, serta Biro Pengembangan SDM dan Litbang oleh Ahmad Supaedi dan Yatman.
Kemudian, Biro Hubungan Masyarakat (Humas), Publikasi, dan Informasi diisi oleh Nur Hasyim dan Darmadi, Biro Hukum dan Advokasi oleh Wahyuningsih dan Mulyono, serta Biro Kemitraan Industri dan Peningkatan Teknologi oleh Suhadi dan Mudho.