KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora terus berupaya melakukan pembangunan infrastruktur dan sejumlah fasilitas lain dalam upaya pelayanan kepada masyarakat.
Salah satunya adalah proyek pembangunan rumah sakit (RS) tipe D di Kecamatan Randublatung.
Bupati Blora Arief Rohman mengatakan, hingga saat ini pembangunan rs tersebutsudah mencapai 70 persen dengan kontrak berakhir pada 24 Desember 2023.
"Selama ini masyarakat sekitar sini kalau ke rumah sakit harus ke Cepu. Dengan fasilitas ini, masyarakat bisa ditangani di sini,” ujarnya katanya saat meninjau pembangunan rs tersebut di Randublatung, Selasa (7/11/2023).
Arief berharap, RSUD itu dapat memberikan layanan dan fasilitas kesehatan bagi masyarakat Blora bagian selatan serta wilayah perbatasan Blora dengan Ngawi.
Baca juga: Pemkab Blora Salurkan Ratusan Ton Beras untuk Masyarakat Kurang Mampu
Dia menjelaskan, layanan fasilitas kesehatan itu penting lantaran Kecamatan Randublatung memiliki jumlah penduduk terbesar kedua di Blora sehingga sangat membutuhkan fasilitas kesehatan.
"Tadi kami juga meninjau jalan Randublatung-Getas. Dengan terbukanya akses jalan ke Ngawi, itu artinya mereka warga perbatasan bisa ke sini," katanya dalam siaran pers.
Terkait sumber daya manusia (SDM) di rs yang dulunya puskesmas tersebut, tenaga kesehatan dari RS lain akan dikerahkan, terutama dari RSUD Blora dan RSUD Cepu.
Lebih lanjut, Arief mengatakan, nama rs yang di Randublatung tersebut belum pasti sehingga masih memakai nama alternatif sementara, yakni RSUD Randublatung.
"Ada masukan kalau bisa nama tokoh. Ada usul Surosentiko, tetapi kami minta Pak Camat bisa berkomunikasi dengan tokoh masyarakat sini untuk nama RSUD Randublatung ini," tuturnya.
Baca juga: Sejumlah Kades Mundur demi Maju Pileg, Pemkab Blora Sebut Pemerintahan di Desa Akan Terganggu
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Blora Edy Widayat mengatakan, Pemkab Blora menganggarkan pembangunan RSUD Randublatung sebesar Rp 10 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Fasilitas pendukung di RS Randublatung direncanakan akan menyesuaikan RS tipe D, yakni bangunan ruangan bangsal (perawatan) untuk menampung pasien rawat inap.
RS itu juga akan memiliki bangunan ruang bedah bagi pasien serta ruangan bersalin bagi ibu yang akan melahirkan.
Saat ini, pembangunan RSUD Randublatung sudah mencapai 70 persen, sedangkan secara fisik diprediksi rampung pada 24 Desember.
‘’Targetnya Februari 2024 bisa beroperasi," terang Edy.
Baca juga: Pemkab Blora Siapkan Sanksi bagi Kades yang Anaknya Terlibat Kasus Pengeroyokan