Menilik Mimpi Indonesia-Sentris dari Kepulauan Pongok, Bangka Belitung

Kompas.com - 07/08/2024, 20:31 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

Kepulauan Pongok di ujung selatan Pulau Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel)DOK. Humas Pemprov Bangka Belitung Kepulauan Pongok di ujung selatan Pulau Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel)

KOMPAS.com - Presiden Republik Indonesia (RI)Joko Widodo (Jokowi) memopulerkan konsep “Indonesia-Sentris” untuk menegaskan visi pembangunannya yang tidak menganut perspektif Jawa-Sentris. 

Perubahan perspektif itu dituangkan dalam kebijakan Nawa Cita poin ketiga, yaitu “Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan”.

Jokowi menegaskan, Indonesia adalah seluruh pelosok tanah air, dari Sabang sampai Merauke dari Miangas sampai Pulau Rote.

“Saya ingin mengajak kita semua untuk meneguhkan semangat para pendiri bangsa kita, bahwa Indonesia itu bukan hanya Jakarta, bukan hanya Pulau Jawa,” kata Jokowi.

Dia mengatakan itu dalam pidato kenegaraan dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Depan Sidang Bersama Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI di Gedung DPR/Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2019).

Oleh karena itu, Jokowi menginginkan pembangunan yang dilakukan harus Indonesia-Sentris dan dapat dinikmati seluruh lapisan masyarakat di seluruh pelosok nusantara.

Baca juga: Wapres Harap Pemimpin Berikutnya Bisa Wujudkan Visi Indonesia-sentris

Harapan itu sedikit demi sedikit mulai terasa di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), salah satu provinsi di Indonesia yang terdiri dari banyak pulau besar dan kecil. 

Pemerataan pembangunan yang diikhtiarkan visi Indonesia-Sentris menyentuh Bumi Serumpun Sebalai hingga ke salah satu pulaunya, yaitu Kepulauan Pongok di ujung selatan Pulau Bangka.

Kepala Biro Perekonomian dan Administrasi Pembangunan (Karo Ekbang) Sekretaris Daerah (Setda) Kepulauan Babel Ahmad Yani mengatakan, saat ini konsep Indonesia-Sentris telah berjalan di Kepulauan Pongok, secara perlahan.

Dia mengatakan, konsep pembangunan Indonesia-Sentris yang saat ini masih berproses akan membuat Babel dapat berkembang lebih pesat dan setara dengan daerah maju lainnya di Indonesia. 

Terlebih, ciri Babel sebagai provinsi kepulauan menjadikannya sebuah keuntungan sekaligus tantangan.

"Kami memiliki keuntungan sekaligus tantangan. Saat ini pemerintah pusat sedang menggodok formula khusus untuk daerah-daerah kepulauan melalui undang-undang,” katanya dalam siaran pers, Rabu (7/8/2024). 

Baca juga: Prabowo Unggul di Luar Jawa , PDI-P: Visi Pembangunan Ganjar Indonesia Sentris

Dia berharap, formula itu bisa mengakomodasi masyarakat kepulauan yang sebagian besar daerahnya berupa perairan.

"Konsep Indonesia-Sentris yang diusung pemerintah merupakan ide yang luar biasa. Membangun dari pinggir menuju tengah adalah upaya besar yang tidak mudah,” katanya. 

Ahmad mengatakan, dengan pembangunan di setiap daerah, jalan-jalan, pusat bisnis, dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) semakin berkembang.

“Diharapkan tidak ada lagi perpindahan masyarakat dari desa ke kota karena fasilitas dan kesempatan di daerah sudah mencukupi," ungkapnya.

Anak-anak Pongok berani bermimpi

Pemerintah terus berupaya mewujudkan visi Indonesia-Sentris dengan mendorong pembangunan sumber daya manusia, termasuk di Kecamatan Ponggok, Bangka Belitung.DOK. Humas Pemprov Bangka Belitung Pemerintah terus berupaya mewujudkan visi Indonesia-Sentris dengan mendorong pembangunan sumber daya manusia, termasuk di Kecamatan Ponggok, Bangka Belitung.

Komitmen terhadap pendekatan Indonesia-Sentris salah satunya diwujudkan melalui pembangunan sumber daya manusia (SDM) dengan fokus pertumbuhan berkualitas pada pendidikan. 

Beberapa program tersebut, seperti bantuan pendidikan, pemenuhan sarana prasarana, pelatihan dan sertifikasi guru, serta pengembangan kurikulum relevan memperkuat mutu pendidikan. 

Baca juga: Perajin Nipah Lidi Bangka Belitung Kebanjiran Pesanan

Penggunaan teknologi dalam pembelajaran juga memastikan akses pendidikan yang merata menunjukkan pembangunan SDM menjadi prioritas utama untuk mewujudkan visi Indonesia-Sentris.

Ahmad mengatakan, peningkatan pendidikan suatu daerah ditentukan anggaran dan tenaga pendidik serta harus didukung sektor lain.

"Untuk pendidikan itu, mau tidak mau adalah ketersediaan anggaran dan tenaga pendidik,” ungkapnya. 

Dia mengatakan, pemerintah harus membuat perencanaan yang melingkupi dan mewadahi dunia pendidikan terutama pendidikan sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA), terutama SDM seperti gurunya. 

“Nah, pendidikan tidak bisa berdiri sendiri, tetapi berdampingan dengan sektor lain terutama teknologi dan sebagainya" jelasnya.

Keseriusan pemerintah dalam melaksanakan perencanaan di bidang pendidikan tersebut harus memuat 20 persen anggaran. 

Baca juga: Cerita 3 Pahlawan Mangrove Perjuangkan Daerahnya, Babel hingga Papua

Jika tidak, negara yang memiliki pulau terpencil, terkecil, terjauh, dengan risiko tinggi tersebut tidak akan memiliki efek.

Sekolah menjadi salah satu pilar penting dalam upaya meningkatkan kualitas SDM masyarakat. 

Saat ini, Kecamatan Pongok memiliki tiga SD, satu SMP, dan satu SMA. Sekolah-sekolah di Kepulauan Pongok telah menggunakan sistem pembelajaran kurikulum Merdeka Belajar. 

Bahkan, sebagian sekolah menengah kini telah terintegrasi menggunakan teknologi digital sebagai pembelajarannya. 

Untuk meningkatkan kompetensi, para guru pengajar dibekali kemampuan dengan berbagai pelatihan-pelatihan.

Baca juga: Penambang Timah Babel Beralih Profesi Jadi Perajin Lidi Nipah

Peningkatan akses pendidikan itu sangat penting bagi masyarakat Kepulauan Pongok. 

Jumlah anak sekolah dari tahun ke tahun semakin meningkat jika dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya. Adapun  di Kepulauan Pongok hanya ada satu sekolah tingkat dasar. 

Itulah sebabnya, dalam data di tahun lampau, banyak anak di Kepulauan Pongok yang putus sekolah karena jauhnya sekolah lanjutan.

"Sekarang enak, bisa sekolah di sini. Kalau dulu, mau melanjutkan ke sekolah lanjutan, ya harus keluar pulau, ke Toboali (Ibu Kota Kabupaten Bangka Selatan),” ujar Na'imah, Ibu dari enam anak di Desa Celagen.

Pemerataan Pembangunan yang telah dilakukan itu akan semakin meningkatkan semangat anak-anak untuk terus belajar dan bersekolah tetap tinggi. 

Mereka memiliki cita-cita dan harapan yang besar untuk masa depan yang lebih baik.

Menjelajah tanpa batas

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, akses terhadap internet untuk menunjang kehidupan seiring sangat penting bagi setiap daerah. 

Baca juga: BPN Babel Terbitkan 673 Sertifikat Tanah Elektronik

Sebagai negara dengan bentangan jarak yang terpisah oleh lautan, penguatan jaringan internet secara merata hingga ke pelosok negeri memungkinkan terciptanya konektivitas antar daerah, dari ujung barat hingga ujung timur Nusantara.

Pemerataan pembangunan infrastruktur itu sejalan dengan konsep Indonesia-Sentris yang menitikberatkan adanya pembangunan yang seimbang dan berkeadilan.

Masyarakat Kepulauan Pongok kini berangsur akrab dengan kemajuan teknologi. Berdasarkan data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) pada 2021, beberapa desa di Kecamatan Kepulauan Pongok masih merupakan daerah blank spot.

Untuk menunjang ketersediaan internet, pemerintah mengeluarkan program Aksi WiFi Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), dengan Desa Pongok menjadi satu di antara desa yang dipetakan menerima program tersebut.

Ahmad menilai, perkembangan teknologi tidak bisa dimungkiri menjadi kebutuhan yang penting. Teknologi digital akan mempercepat akselerasi pendidikan ke tingkat lebih tinggi suatu daerah.

"Suatu negara apabila tidak bisa mengikuti perkembangan jaman, maka negara itu akan gagal," ungkapnya.

Baca juga: Pembangunan PTN Konghucu di Babel Mangkrak 3 Tahun, Ada Penolakan Masyarakat

Namun demikian, dia mengingatkan, penggunaan teknologi digital suatu daerah harus diiringi dengan SDM yang juga semakin cakap digital. 

“Jangan sampai kemajuan ini justru digunakan untuk hal hal negatif, seperti fenomena yang terjadi akhir-akhir ini yaitu judi online,” katanya.

Dengan adanya akses internet ini, masyarakat setempat memiliki peluang baru dalam mengakses informasi dan layanan digital, termasuk untuk meningkatkan kualitas hidup yang mendorong peningkatan bidang pendidikan dan pertumbuhan ekonomi lokal.  

Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Kepulauan Pongok Syahrial Fitri mengatakan, Pongok kini sudah memiliki base transceiver station (BTS), sehingga masyarakat bisa menikmati akses internet. 

“Namun, kadang-kadang sinyal di sini putus karena listrik yang menjadi pembangkit tiang-tiang pemancar tidak stabil, akibat kurang pasokan bahan bakar minyak (BBM) untuk pembangkitnya. Apalagi waktu cuaca buruk," ujarnya.

Terkait kurangnya pasokan BBM untuk pembangkit BTS, Ahmad mengatakan, pemerintah terus mengupayakan koordinasi dengan pihak terkait untuk pemenuhan BBM tersebut.

Baca juga: Kemenkumham Dorong Perajin Timah di Babel Daftarkan Kekayaan Intelektual Komunal

"Kami terus berupaya berkoordinasi dengan PT Pertamina agar pemenuhan BBM khusus di Kepulauan Pongok dapat dilayani," ungkapnya.

Kian Cerdas dengan Babel Semakin Cakap Digital

Visi Indonesia-Sentris yang merupakan mandat dari pemerintah pusat harus diimplementasikan seluruh lembaga baik pusat maupun daerah sesuai dengan bidangnya, begitu pula Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Babel. 

Melalui tugas dan fungsi utamanya, Diskominfo Babel memberikan informasi kepada masyarakat dengan meluncurkan kampanye "Babel Semakin Cakap Digital" untuk mendukung pencapaian Indonesia-Sentris.

Kampanye itu bertujuan meningkatkan literasi digital, memfasilitasi akses informasi, dan mendorong masyarakat untuk lebih cakap dalam memanfaatkan teknologi digital. 

Kampanye "Babel Semakin Cakap Digital" tidak hanya terpusat di Ibu Kota, tetapi juga menjangkau hingga pulau-pulau di Provinsi Kepulauan Babel , termasuk di Kecamatan Kepulauan Pongok, Kabupaten Bangka Selatan.

Baca juga: Internet Starlink Elon Musk untuk Puskesmas, Dinkes Babel Bersuara

Kampanye Babel Semakin Cakap Digital di Kepulauan Pongok, Diskominfo Babel berfokus kepada siswa-siswa SD sebagai sasaran targetnya.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang IKP Diskominfo Babel Leo Randika menatakan, pihaknya mengimplementasikan strategi microtargeting, khususnya untuk anak-anak di pulau-pulau Ponggo dengan fokus pada siswa SD. 

“Mengapa siswa SD? Karena literasi digital adalah kunci untuk bersaing di berbagai bidang saat ini dan masa depan,” ujarnya. 

Leo berharap, dengan meningkatkan keterampilan digital sejak dini, anak-anak bisa melihat peluang global dan berani bermimpi besar. 

Dengan langsung mendatangi pulau-pulau pada kampanye Babel Semakin Cakap Digital itu, Diskominfo Babel memastikan setiap anak memiliki akses yang sama terhadap pengetahuan dan keterampilan digital, untuk mewujudkan mimpi-mimpi besar mereka.

Konektivitas dan aksesibilitas

Interkonektivitas diperlukan untuk membuka aksesibilitas suatu daerah menjadi lebih mudah dijangkau. Dengan begitu, daerah dapat mengurangi disparitas harga-harga barang/logistik, meningkatkan produktivitas daerah, dan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi.

Baca juga: Bukan Demo di Jalan Raya, SPSI Babel Kerahkan Ribuan Buruh ke Pantai Wisata

Infrastruktur dan transportasi menjadi simpul konektivitas yang mampu mengikat dan merajut keberagaman identitas hingga ke seluruh wilayah, bahkan di daerah terdepan, pelosok, dan terpencil demi untuk memperkokoh keberagaman. 

Untuk itu, pembangunan infrastruktur transportasi di seluruh wilayah sangat diperlukan sebagai bentuk menjalankan amanah Indonesia-Sentris.

Bukti-bukti visi Indonesia-Sentris telah menyentuh wilayah Kepulauan Pongok terasa dalam perjalanan menuju daerah ini. 

Menempuh perjalanan selama 4 jam dari Pelabuhan Penyeberangan Sadai, Bangka Selatan, Kapal KM Banawa Nusantara yang merupakan bantuan kapal Pelayaran Rakyat (Pelra) dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan, siap membawa kita. 

KM Banawa Nusantara merupakan salah satu dari sekian kapal yang menghubungkan antarwilayah kepulauan, yakni Kecamatan Kepulauan Pongok dan Kecamatan Lepar. 

Kapal tersebut menjadi upaya pemerintah untuk mendukung mobilitas penduduk, distribusi barang, dan mengakses potensi wisata di pulau itu.

Baca juga: Kinerja Ekspor Timah Melambat, Pertumbuhan Ekonomi Babel Hanya 4,38 Persen

Sesampainya di Pongok, sambutan masyarakat dengan penuh keramahan dan keceriaan juga terasa di ujung dermaga. 

Dermaga untuk kebutuhan sandar kapal itu, masyarakat dapat melakukan berbagai aktivitas. 

Dengan konstruksi beton permanen yang dibangun pada 2021, dermaga mampu menampung 10 kapal dengan kapasitas 30-50 gt, menjadi bukti lain pelaksanaan Indonesia-Sentris yang sudah sampai di pulau itu. 

Masyarakat berharap, dermaga akan berkembang menjadi pelabuhan yang akan memudahkan mereka dalam mobilitas baik penumpang maupun barang.

"Dermaga menjadi penting bagi aktivitas warga, khususnya yang berprofesi sebagai nelayan. Dulu sebelum ada dermaga yang sekarang, mereka harus antri menunggu bongkar muat,” jelas Sekcam Syahrial.

Oase hijau di tengah pulau

Sebagian besar penduduk di Kecamatan Kepulauan Pongok, Bangka Belitung berprofesi sebagai nelayan.
DOK. Humas Pemprov Bangka Belitung Sebagian besar penduduk di Kecamatan Kepulauan Pongok, Bangka Belitung berprofesi sebagai nelayan.

Berstatus sebagai daerah kepulauan, Kecamatan Kepulauan Pongok menyadari arti pentingnya ketahanan pangan dengan memaksimalkan lahan dengan potensi pertanian.

Petani yang berjumlah tak lebih dari 1 persen penduduk menunjang program Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 dengan berhasil mengolah bentangan lahan seluas 25 hektar (ha) menjadi sawah.

Para petani mampu memenuhi kebutuhan pangan harian secara mandiri, untuk setidaknya setengah dari total penduduk di Desa Pongok.

Baca juga: Pj Gubernur Pastikan Tak Ada Pemutihan Pajak Kendaraan di Babel

Hasil itu dapat membantu, terutama saat nelayan menghadapi musim paceklik dan faktor cuaca yang dapat menghambat pengiriman bahan pokok dari luar pulau.

Kecamatan Kepulauan Pongok juga menjadi salah satu kecamatan di Indonesia dengan lanskap biru-hijau. 

Terletak di tengah-tengah kepungan birunya lautan, kecamatan ini memiliki sumber daya yang meliputi ruang lingkup kehidupan laut hayati (flora dan fauna), maupun nonhayati.

Tak heran, dengan latar belakang tersebut, mayoritas penduduknya (95 persen) memilih nelayan sebagai profesi dan sebagian besar roda perekonomian akan dimulai dari sektor ini. 

Namun, daratan kecamatan yang seluas 89,67 kilometer persegi (km2) menyisakan potensi lain.

Meskipun kecil memang, tak lebih dari 1 persennya saja, atau 25 ha daratannya menganga sebuah penghijauan di pinggiran wilayah. 

Baca juga: 17 Tempat Wisata di Bangka Belitung Dilengkapi WiFi Gratis

Lahan yang bersumber dari bantuan optimasi lahan (oplah) itu dikelola menjadi sebuah bentangan sawah.

Hamparan sawah itu berhias pematang sebagai penanda kepemilikan antar petani yang tergabung dalam dua kelompok tani (poktan) dan hanya berjumlah 30-an orang.

Namun, dari tangan-tangan mereka, dengan sebuah keyakinan dan kerja keras, sawah itu berimbas pada kecukupan dan kesejahteraan warga. 

Masyarakat Pongok berani keluar pakem, keluar dari zona laut yang sudah menjadi sumber ekonomi. Kelompok itu berpikir untuk memenuhi kebutuhan kehidupan bermasyarakat di sana.

Ketua Gabungan Poktan (Gapoktan) Kepulauan Pongok Zumri mengatakan, pihaknya sebagai petani sangat antusias karena Pulau Pongok jauh dari pusat atau Bangka Selatan dan berada di zona 6. 

“Kalau tidak ada lahan sawah, apa jadinya? Kami ini terpencil, jauh dari Pulau Bangka, jauh dari Pulau Belitung, karena kami di tengah-tengah,” katanya. 

Baca juga: Kejar Transisi Energi, Jumlah SPKLU di Bangka Belitung Naik 3 Kali Lipat

Zumri mengatakan, jika angin kuat, kapal tidak bisa masuk sehingga masyarakat tidak makan. 

“Jadi, sawah yang ada saat ini untuk membantu kebutuhan masyarakat yang ada sekarang," jelasnya. 

Keseriusan dan konsistensi petani dari Kepulauan Pongok ini sejalan dengan amanat RPJMN 2020-2024 yang menjadikan ketahanan pangan sebagai satu program prioritas nasional. 

Bahkan, persoalan pangan ini sudah dilakukan sejak 2006 oleh para petani, minimal untuk memenuhi kebutuhan warga di kecamatan tersebut, dan mencegah krisis pangan sebagai tujuan utama lahirnya rencana pembangunan nasional.

Zumri mengatakan, pada 2017, ada cetak sawah baru tapi belum terlaksana dan diolah masyarakat. 

“Sejauh ini, dengan hasil 1,5 ton setiap panen bisa mencukupi setengah kebutuhan pangan di Desa Pongok. Kalau lahan 137 ha tadi berjalan bisa mencukupi untuk semua kecamatan," ujarnya.

Baca juga: DAMRI Buka Rute Wisata di Bangka Belitung, Tarif mulai Rp 22.000

Negeri bahari terus lestari

Subsidi BBM melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) adalah langkah penting untuk mengurangi biaya operasional dan meningkatkan kesejahteraan nelayan. 

Dengan SPBN di lokasi strategis, biaya bahan bakar menjadi lebih terjangkau dan meningkatkan frekuensi melaut dan stabilitas harga ikan.

Kebijakan itu mendukung pendekatan Indonesia-Sentris, memastikan pembangunan merata, termasuk di Pulau Pongok dengan mayoritas penduduk bekerja sebagai nelayan. 

Hasilnya, kesejahteraan masyarakat nelayan meningkat dan kontribusi mereka terhadap perekonomian nasional lebih optimal.

Kepulauan Pongok, yang terletak di pesisir, adalah salah satu contoh daerah dengan masyarakat yang dapat bertahan dan berkembang melalui sumber daya laut. 

Sebagai penggerak utama perekonomian, nelayan menjadi tulang punggung kehidupan masyarakat di pulau ini. 

Baca juga: Ekspor Timah Bangka Belitung Anjlok, Pendapatan Bea Cukai sampai Nol

Dengan laut sebagai sumber utama penghidupan, nelayan di Pulau Pongok menghabiskan hari-hari menangkap ikan dan hasil laut lainnya yang kemudian dijual di pasar lokal atau diangkut ke wilayah lain. 

Hasil laut itu juga menjadikan daerah Pongok terkenal akan UMKM pengolahan ikan.

Dengan mayoritas penduduk sebagai nelayan, keberadaan SPBN yang dibangun di tempat itu merupakan langkah pemerataan pembangunan. Sebab, SPBN sangat vital untuk mendukung kegiatan mereka.

Sebelumnya, mereka sering kali harus melakukan perjalanan jauh ke pulau lain untuk mengisi bahan bakar. Tidak hanya memakan waktu, perjalanan ini juga menambah biaya operasional. 

Dengan adanya SPBN di Pulau Pongok, nelayan diharapkan dapat menghemat waktu dan biaya secara signifikan sehingga mereka dapat lebih fokus pada aktivitas penangkapan ikan dan meningkatkan hasil tangkapan mereka.

"Sekarang sudah ada SPBN di sini. Jadi, kami mengisi BBM untuk kapal kami di sana," ungkap Suyoto, salah satu nelayan Desa Pongok.

Baca juga: Pantai Turun Aban, Surga Tersembunyi di Bangka Belitung

Sutoyo mengatakan, selain keterjangkauan tempat pengisian, harga dan ketersediaan BBM serta kestabilan harga jual hasil tangkapan menjadi harapan bersama masyarakat nelayan yang ada di Kepulauan Pongok.

Adapun Kepulauan Pongok adalah sebuah kecamatan baru yang dimekarkan dari Kecamatan Lepar Pongok pada 12 Juli 2012 oleh Bupati Bangka Selatan, dengan Luas wilayah 89,67 kilometer persegi. 

Kecamatan Kepulauan Pongok merupakan kecamatan yang terdiri dari dua pulau dan secara administratif terbagi menjadi dua desa, yaitu Pongok dan Celagen.

Secara geografis, Kecamatan Kepulauan Pongok berbatasan dengan Selat Gaspar di sebelah utara dan timur dan Laut Jawa di sebelah selatan. 

Lokasi yang berbatasan dengan laut tersebut menjadikan semua desa di Kecamatan Kepulauan Pongok merupakan desa pesisir. 

Sektor perikanan merupakan salah satu sektor utama dalam perekonomian dan menjadi kontributor terbesar terhadap produk domestik regional bruto (PDRB). 

Baca juga: Berwisata di Bukit Pinteir Bangka Belitung, Lintasan Hiking Sudah Dilengkapi Gazebo

Oleh karenanya, sebagian besar penduduk di Kecamatan Kepulauan Pongok berprofesi sebagai nelayan.

Terkini Lainnya
Menilik Mimpi Indonesia-Sentris dari Kepulauan Pongok, Bangka Belitung
Menilik Mimpi Indonesia-Sentris dari Kepulauan Pongok, Bangka Belitung
Babel Berkah
7 Destinasi Wisata di Bangka Belitung yang Wajib Dikunjungi
7 Destinasi Wisata di Bangka Belitung yang Wajib Dikunjungi
Babel Berkah
Mengenal Ragam Tradisi Bangka Belitung, dari Kuliner hingga Berpantun
Mengenal Ragam Tradisi Bangka Belitung, dari Kuliner hingga Berpantun
Babel Berkah
Sepak Terjang Gubernur Erzaldi Rosman Bangun Bangka Belitung
Sepak Terjang Gubernur Erzaldi Rosman Bangun Bangka Belitung
Babel Berkah
Terus Lakukan Inovasi di Bidang Pendidikan, Gubernur Babel Raih Anugerah Dwija Praja Nugraha
Terus Lakukan Inovasi di Bidang Pendidikan, Gubernur Babel Raih Anugerah Dwija Praja Nugraha
Babel Berkah
Gubernur Erzaldi: Pandemi Jadi Peluang Inovasi Dunia Pendidikan untuk SDM Lebih Unggul
Gubernur Erzaldi: Pandemi Jadi Peluang Inovasi Dunia Pendidikan untuk SDM Lebih Unggul
Babel Berkah
Budayawan Babel Dapat Penghargaan dari Kemendikbud
Budayawan Babel Dapat Penghargaan dari Kemendikbud
Babel Berkah
Dengan Sederet Potensi dan Inovasi, Mendes PDTT Yakin Babel Bisa Lebih Maju
Dengan Sederet Potensi dan Inovasi, Mendes PDTT Yakin Babel Bisa Lebih Maju
Babel Berkah
Berkunjung ke Bangka Belitung, Istri Menteri Desa Diperkenalkan Kain Tenun Cual
Berkunjung ke Bangka Belitung, Istri Menteri Desa Diperkenalkan Kain Tenun Cual
Babel Berkah
Kejar SPIP Level 3, Pemprov Babel Tingkatkan Budaya Sadar Risiko bagi ASN
Kejar SPIP Level 3, Pemprov Babel Tingkatkan Budaya Sadar Risiko bagi ASN
Babel Berkah
Menteri Suharso Tinjau Pembangunan Embung Konservasi Kolong Mempaya
Menteri Suharso Tinjau Pembangunan Embung Konservasi Kolong Mempaya
Babel Berkah
Kembalikan Kejayaan Lada, Gubernur Babel Lepas Ekspor 45.000 Kg Lada ke Jepang
Kembalikan Kejayaan Lada, Gubernur Babel Lepas Ekspor 45.000 Kg Lada ke Jepang
Babel Berkah
Babel Jadi Penghasil Lada Putih Terbesar di Dunia, Gubernur Erzaldi Paparkan Strategi Pemasarannya
Babel Jadi Penghasil Lada Putih Terbesar di Dunia, Gubernur Erzaldi Paparkan Strategi Pemasarannya
Babel Berkah
Babel Provinsi Terbaik Kedua Penanganan Pandemi, Gubernur Erzaldi: Tingkat Kesembuhan Covid-19 Capai 83 Persen
Babel Provinsi Terbaik Kedua Penanganan Pandemi, Gubernur Erzaldi: Tingkat Kesembuhan Covid-19 Capai 83 Persen
Babel Berkah
Gubernur Erzaldi: Pembukaan Pariwisata Terbuka di Babel Dilakukan Bertahap
Gubernur Erzaldi: Pembukaan Pariwisata Terbuka di Babel Dilakukan Bertahap
Babel Berkah
Bagikan artikel ini melalui
Oke