TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, memasang CCTV di ratusan hektar sawah dan sungai yang dianggap sebagai daerah rawan banjir bandang.
Lokasi rawan banjir tahunan adalah Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik, yang biasanya diakibatkan meluapnya air Sungai Citanduy dan Cikidang.
"CCTV dan pemantau volume air kita pasang di areal pesawahan dan sungai yang biasa terjadi bencana banjir. Langkah ini sebagai upaya mengetahui gejala awal bencana banjir yang mengancam hampir 2.000 penduduk di wilayah ini," kata Kepala BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Kundang Sodikin, Rabu (10/2/2015).
CCTV dan pemantau volume air ini, tambah Kundang, dilengkapi alarm sebagai peringatan kepada masyarakat sekitar apabila terjadi luapan air di kedua sungai tersebut.
Apalagi saat musim hujan seperti sekarang, warga selalu waspada dan bersiap apabila alarm peringatan berbunyi yang menandakan banjir akan melanda wilayah tersebut.
"Setiap harinya kita terus pantau daerah ini melalui alat canggih ini. Kemarin sempat ada kenaikan volume air tapi tidak terlalu parah dan mengakibatkan banjir," tambah Kundang.
Menurut Kundang, wilayah Kecamatan Sukaresik ini merupakan daerah rawan banjir setiap tahunnya.
Apalagi secara geografis Kecamatan Sukaresi berada di lokasi paling rendah di antara kecamatan lainnya di Kabupaten Tasikmalaya.
Kondisi itu ditambah fakta bahwa wilayah Kecamatan Sukaresik adalah muara dua sungai besar Cikidang dan Citanduy.
Inilah yang menyebabkan daerah itu selalu terendam banjir saat musim hujan datang yang mengakibatkan volume air di kedua sungai tersebut meningkat.
"Memang daerah ini paling rawan bencana banjir. Apalagi kalau ada tanggul dua sungai besar yang jebol," lanjut Kundang.
Sesuai catatan BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Kecamatan Sukaresik merupakan wilayah langganan banjir. Bencana terparah terjadi pada 2014 yang menyebabkan ribuan rumah warga terendam air akibat jebolnya sebuah tanggul di Sungai Cikidang.