KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang terus memperkuat komitmen untuk menjaga ketahanan pangan dengan melakukan berbagai inovasi penting di sektor pertanian.
Salah satu inisiatif strategis tersebut diwujudkan melalui peresmian embung geomembran, yaitu penampung air yang dilapisi bahan untuk mencegah kebocoran air.
Wali Kota (Walkot) Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, embung geomembran itu bermanfaat dan dibutuhkan para petani.
“Geomembran ini menjadi sumber kolam penampungan air yang penting untuk pengairan sawah, khususnya saat musim kemarau," terangnya.
Walkot yang akrab disapa Mbak Ita tersebut mengatakan itu saat meresmikan embung membran di Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Mijen, Semarang, belum lama ini.
Baca juga: Jaga Kekondusifan Wilayah, Pemkot Semarang dan FKSB Gelar Konsolidasi Antarormas
Mbak Ita mengatakan, pihaknya akan merancang lokasi tersebut menjadi kawasan pengembangan sektor pertanian yang digabungkan dengan pariwisata berkonsep sustainable tourism, baik agrowisata maupun ekowisata.
"Semacam wahana eduwisata khusus pertanian sehingga masyarakat bisa melihat sawah, bisa memancing, bisa ikut menanam, bisa kulineran, dan sebagainya," ujarnya dalam siaran pers, Senin (20/1/2025).
Adapun embung tersebut merupakan bantuan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dari Bank Jateng Cabang Semarang.
Mbak Ita menambahkan, Pemkot Semarang juga meresmikan pembangunan infrastruktur jalan menuju Kampung Tematik Kampung Sawah sebagai bentuk penguatan di sektor pertanian.
"Jalan ini menjadi akses penghubung masyarakat menuju Kampung Tematik Kampung Sawah, ke kelompok tani, juga ke Balai Benih Ikan Dinas Pertanian Kota Semarang," imbuhnya.
Pada kesempatan tersebut, dia juga mengapresiasi semangat mahasiswa jurusan pertanian dari beberapa universitas, seperti Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Universitas Islam Negeri (UIN), yang turut hadir memeriahkan acara.
Baca juga: Pemkot Semarang Pastikan Genangan Air di Perumahan Dinar Indah Sudah Surut
Mbak Ita mengatakan, pihaknya akan terus mendorong anak-anak muda agar menjadi petani milenial.
"Kami terus berupaya mendorong anak-anak muda agar menjadi petani milenial yang mudah secara mekanisasi dan mampu menghasilkan produk-produk pertanian untuk ketahanan pangan," jelasnya.