KOMPAS.com - Kelurahan Pudakpayung, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), berhasil lolos masuk tiga besar Kelurahan Berprestasi Tingkat Nasional dari Regional II Tahun 2024.
Prestasi itu dicapai setelah melalui serangkaian proses seleksi yang ketat, termasuk peninjauan langsung dan penilaian klarifikasi oleh tim juri dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk kelurahan se-regional II tahun 2024.
Sebagai bentuk dukungan dan apresiasi atas pencapaian tersebut, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu atau akrab disapa Mbak Ita dan jajarannya turut mendampingi Lurah Pudakpayung dalam proses verifikasi serta pemaparan Lomba Kelurahan Berprestasi Tingkat Nasional yang berlangsung di Kemendagri, Jakarta, Kamis (19/8/2024).
Kehadiran Mbak Ita dan jajarannya menjadi bukti dan komitmen Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang dalam mendukung prestasi kelurahan-kelurahan di wilayahnya.
Masuknya Kelurahan Pudakpayung ke dalam tiga besar kelurahan berprestasi tingkat nasional juga menjadi bukti nyata dari upaya dan dedikasi pemerintah serta masyarakat dalam memajukan Semarang.
Atas pencapaian tersebut, Mbak Ita mengaku berterima kasih dan mengapresiasi penghargaan yang diberikan kepada Kelurahan Pudakpayung.
"Tentu ini menjadi penyemangat kota Semarang atas komitmen mengembangkan seluruh kelurahan-kelurahan yang ada di Kota Semarang. Kami tidak membedakan kelurahan itu ada di Semarang bawah, atas, ataupun tengah, tetapi semua sama demi kesejahteraan yang merata di kota Semarang," ujar Mbak Ita dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (20/9/2024).
Mbak Ita menambahkan, dalam sesi pemaparan lomba Kelurahan Berprestasi Tingkat Nasional kali ini, banyak hal yang disorot oleh mentor dan dewan juri. Utamanya, terkait pengelolaan dan penanganan sampah di masyarakat.
Baca juga: REI Jateng Nobatkan Pemkot Semarang Jadi Pemda Terbaik dalam Layanan Perizinan Perumahan
Terkait masalah tersebut, masyarakat di Kelurahan Pudakpayung sendiri telah memulai program pilah sampah dari lingkup terkecil di rumah tangga.
Upaya itu dilakukan agar sampah yang dihasilkan di tingkat rumah tangga dapat dimanfaatkan dan disaring di Bank Sampah Payung Lestari sebelum dilanjutkan ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Secara keseluruhan, Mbak Ita mengakui bahwa banyak inovasi-inovasi yang dikembangkan oleh Pemkot Semarang bersama Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) untuk pengolahan sampah.
"Saat ini, kami sedang mengembangkan proyek bersama BRIN. Salah satunya adalah pengelolaan limbah sampah plastik untuk menjadi bahan bakar setara solar," kata Mbak Ita.
Dalam proyek tersebut, 100 kilogram (kg) sampah plastik yang terkumpul nantinya akan diubah menjadi 100 liter (l) bahan bakar setara solar.
"Ini sudah kami anggarkan melalui Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah (APBD). Jadi, nanti kami bagikan di beberapa titik, termasuk di Pudak payung,” terangnya.
Selain pengelolaan limbah sampah plastik, inovasi selanjutnya dari Pemkot Semarang dan BRIN ditunjukkan melalui upaya budidaya lobster air tawar.
Keunikan dari lobster air tawar terletak pada pola makannya. Lobster-lobster tersebut diberi pakan berupa sampah organik, terutama sayur-mayur.
Hal tersebut tidak hanya membantu mengurangi sampah organik, tetapi juga menghasilkan lobster yang aman dikonsumsi oleh penderita kolesterol tinggi.
"Ini juga salah satu upaya mengangkat potensi di Pudakpayung. Sebab, air di wilayah ini berasal dari sumber mata air yang tidak pernah kering. Hasil budidaya, kalau di tingkat petani, harganya Rp 150.000 per kg dengan biaya operasional hanya Rp 60.000-70.000. Kalau ekspor, harganya bisa mencapai Rp 300.000. Jadi, ini salah satu upaya penanganan sampah organik," ucap Mbak Ita.
Baca juga: Agar Kucing dan Anjing Bebas Rabies, Pemkot Semarang Sediakan Vaksinasi dan Sterilisasi Gratis
Tak hanya persoalan sampah, dewan juri juga menyoroti lahan hijau bagi pemukiman serta proyeksinya untuk masa depan.
Terkait masalah itu, Mbak Ita mengaku bahwa Kelurahan Pudakpayung memiliki peta geospasial.
“Pada 2023, kami menjadi juara kedua tingkat nasional untuk penataan geospasial dan menerbitkan peraturan daerah (perda) tentang rencana tata ruang wilayah (RT/RW). Kami sudah ada rancangan besarnya sejak itu, khususnya terkait perizinan-perizinan perumahan,” tutur Mbak Ita.
Untuk diketahui, Kelurahan Pudakpayung memiliki karakteristik topografi yang berbukit-bukit.
Menanggapi kondisi itu, Pemkot Semarang pun memberikan perhatian khusus pada aspek drainase.
Pemkot Semarang telah meminta para pengembang untuk memperhatikan dengan seksama sistem drainase dalam setiap proyek pembangunan di wilayah tersebut.
"Perizinan kami juga transparan. Kemarin, kami baru menerima penghargaan dari REI Jateng untuk perizinan perumahan terbaik se-Jateng," jelasnya.
Untuk pengembangan potensi di Kelurahan Pudakpayung, ada juga desa wisata serta tempat-tempat bersejarah yang bisa dikembangkan.
"Kami juga baru tahu, setelah ada perjalanan ritual bikhu tudong dari Thailand bahwa di situ adalah tempat pertama kali pentahbisan biksu di Indonesia," ujar Mbak Ita.
Jadi, saat Hari Raya Waisak, bikhu-bikhu itu jalan dan kemudian mampir ke situ. Ini yang akan kami kembangkan jadi salah satu wisata religi," kata Mbak Ita.
Selain itu, ada pula destinasi lain untuk wisata religi, seperti Pagoda dan rumah apung untuk hotel kremasi.
Baca juga: Gandeng BRIN, Mbak Ita Tanam Bawang Merah Lokananta dengan Potensi Panen 20 Ton Per Ha
Mbak Ita berharap, dengan banyaknya potensi tersebut, Kelurahan Pudakpayung bisa menjadi kelurahan terbaik se-Indonesia.
"Tentu ini akan menjadi penyemangat kelurahan lainnya agar bisa maju lagi di tingkat Nasional," ucap Mbak Ita.
Sementara itu, Lurah Pudakpayung Pamirah menjelaskan bahwa banyak potensi di wilayahnya yang telah dikembangkan, termasuk kampung tematik dan pengembangan destinasi wisata.
"Wilayah kami masih hijau dan luas. Namun, kami tetap harus bersama menjaga lahan tetap aman dan tidak serta merta menjadikannya daerah perumahan atau pemukiman," katanya.
"Sebab, berdasarkan peta BPN sudah ada wilayah hijau yang tidak untuk pembangunan dan perumahan. Untuk pelestarian, kami ada penanaman penghijauan dan ada banyak sumur resapan di wilayah atas," jelas Pamirah.
Baca juga: Mbak Ita Resmikan Pikat Wastra, Upaya Memperkuat Fashion Kota Semarang