Agar Kucing dan Anjing Bebas Rabies, Pemkot Semarang Sediakan Vaksinasi dan Sterilisasi Gratis

Kompas.com - 13/09/2024, 20:42 WIB
I Jalaludin S,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Wali Kota (Walkot) Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, masyarakat perlu mewaspadai anjing dan kucing liar di lingkungan sekitar karena berpotensi membawa virus rabies

Terkait hal itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menggelar vaksinasi dan sterilisasi gratis bagi kucing dan anjing di halaman kantor Dinas Pertanian (Dispertan) Kota Semarang, Jumat (13/9/2024). 

Vaksinasi dan sterilisasi gratis bagi kucing dan anjing itu juga dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Rabies Sedunia. 

Walkot yang akrab disapa Mbak Ita itu menyebutkan, masyarakat perlu berkoordinasi dan melaporkan kepada pemangku wilayah setempat. 

"Banyak pemilik binatang ke sini menyuntikkan vaksin,tetapi yang liar susah. Padahal, yang liar itu potensi membawa virus rabies," ujarnya dalam siaran pers, Jumat.

Baca juga: Hadapi 9 Partai Pendukung Yoyok-Jos, PDI-P Siapkan Strategi Khusus di Pilkada Semarang

Melalui koordinasi, kata Mbak Ita, kucing maupun anjing liar bisa diberi suntikan vaksin rabies untuk mencegah penyebaran virus. 

Selain vaksinasi, sterilisasi juga digelar agar populasi anjing dan kucing liar tidak berkembang pesat. 

Pasalnya, persebaran populasi yang tidak terkendali dapat menambah virus yang akhirnya berdampak pada manusia. 

"Enam puluh persen penyakit menular dari hewan, salah satunya rabies," sebutnya. 

Mbak Ita menyebutkan, cara melakukan pencegahan penyakit rabies adalah mengurangi populasi dari kucing, anjing, dan monyet liar. 

Tentunya bukan pekerjaan yang mudah kalau hanya pemerintah saja yang bergerak sehingga kami menggandeng Dinas Peternakan Provinsi Jawa Tengah, PDHI Jawa Tengah, dan masyarakat pecinta hewan,” ungkap Mbak Ita, sapaan akrabnya.

Baca juga: Gunakan Teknologi TSS, Petani Bawang Merah Semarang Hemat Puluhan Juta Rupiah Sekali Panen

Mbak Ita memastikan, Kota Semarang bebas rabies. Namun, perlu upaya-upaya agar tidak sampai wabah rabies masuk ke Kota Semarang, di antaranya vaksinasi. 

Terkait acara vaksinasi dan sterilisasi itu, dia menyebutkan, masyarakat sangat antusias dalam melakukan vaksin rabies untuk hewan peliharaannya. 

Pada kesempatan itu, masyarakat berbondong-bondong mendatangi kantor Dispertan untuk melakukan vaksinasi maupun sterilisasi. 

“Alhamdulillah hari ini melakukan peringatan Hari Rabies Sedunia. Yang kami tekankan ini peran pemerintah di dalam rangka pencegahan terhadap penyakit rabies,” ujarnya. 

Vaksinasi dan sterilisasi

Sub Koordinator Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Irene Natalia Siahaan menyampaikan, pada peringatan Hari Rabies Sedunia 2024, ada 200 ekor anjing dan kucing baik lokal maupun ras yang mendapatkan vaksinasi. 

Pihaknya juga melakukan sterilisasi gratis untuk 50 ekor kucing, yakni 30 kucing jantan dan 20 kucing betina. 

"Untuk sterilisasi kuota penuh karena kami ada pendaftaran dan skrining pemeriksaan kesehatan dari tim medis,” ujarnya. 

Baca juga: Libur Long Weekend Maulid Nabi, 36.593 Tiket Kereta di Daop 4 Semarang Terjual

Sementara itu, kegiatan vaksinasi dibolehkan meski pendaftaran online sudah digelar hari-hari sebelumnya. 

“Masyarakat yang masih datang langsung on the spot juga kami layani," ujarnya. 

Irene menyebutkan, ada beberapa persyaratan hewan yang bisa divaksin, antara lain minimal berusia lima bulan dan dalam kondisi sehat. 

Sementara itu, persyaratan untuk sterilisasi, hewan harus dalam kondisi sehat dan usia minimal lima bulan, tidak sedang bunting, dan lolos skrining kesehatan dari tim medis. 

"Kami dari tim dinas ada delapan dokter hewan, Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) ada lima dokter, dan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) 20 dokter," sebutnya. 

Irene menyatakan, Kota Semarang saat ini berstatus bebas rabies. Dia berharap, masyarakat yang menjumpai hewan dengan gejala mengarah rabies segera dilakukan pemeriksaan ke dokter hewan. 

Gejala rabies meliputi demam di atas 39,5 derajat, yang juga terlihat kurang nafsu makan, takut, atau sensitif terhadap air dan cahaya. 

Baca juga: Dubes UEA Dukung Pengembangan Pelabuhan Tanjung Emas di Semarang

"Kalau sampai dia gejala parah jatuhnya kejang. Takut cahaya dan air itu yang buat sensitivitas munculnya kejang. Lebih agresif juga," tambahnya. 

Warga kota Semarang, Dini Wulandari, menyambut baik program vaksinasi gratis dari Pemkot Semarang. Dia membawa satu kucing peliharaannya untuk mengikuti vaksin gratis tersebut.

Terkini Lainnya
Percepat Penanganan Banjir, Pemkot Semarang Lakukan Peremajaan Pompa dan Kolam Retensi

Percepat Penanganan Banjir, Pemkot Semarang Lakukan Peremajaan Pompa dan Kolam Retensi

Semarang
Pijar Semar, Wujud Komitmen Pemkot Semarang Lindungi Pekerja Rentan

Pijar Semar, Wujud Komitmen Pemkot Semarang Lindungi Pekerja Rentan

Semarang
Kurangi Pencemaran Udara, Wali Kota Agustina Uji Coba Bus Listrik Trans Semarang

Kurangi Pencemaran Udara, Wali Kota Agustina Uji Coba Bus Listrik Trans Semarang

Semarang
Pemkot Semarang Dukung Pelatihan Dewan Hakim Jelang MTQ Kota Semarang 2025

Pemkot Semarang Dukung Pelatihan Dewan Hakim Jelang MTQ Kota Semarang 2025

Semarang
Banjir Rugikan Ratusan Miliar Rupiah, Pemkot Semarang Tambah Pompa Kapasitas 1.000 Liter per Detik

Banjir Rugikan Ratusan Miliar Rupiah, Pemkot Semarang Tambah Pompa Kapasitas 1.000 Liter per Detik

Semarang
Pemkot Semarang Gelar Festival Wayang Semesta Volume 1, Jaga Tradisi dan Gerakkan UMKM

Pemkot Semarang Gelar Festival Wayang Semesta Volume 1, Jaga Tradisi dan Gerakkan UMKM

Semarang
Pemkot Semarang Tegaskan Aksi di RS Wongsonegoro Murni Masalah Internal Rekanan Swasta

Pemkot Semarang Tegaskan Aksi di RS Wongsonegoro Murni Masalah Internal Rekanan Swasta

Semarang
Tangani Banjir, Walkot Semarang Fokus pada Keselamatan dan Kebutuhan Dasar Warga

Tangani Banjir, Walkot Semarang Fokus pada Keselamatan dan Kebutuhan Dasar Warga

Semarang
Tangani Kesehatan Warga Terdampak Banjir, Wali Kota Agustina Kerahkan Nakes Tambahan

Tangani Kesehatan Warga Terdampak Banjir, Wali Kota Agustina Kerahkan Nakes Tambahan

Semarang
Sinergi Atasi Banjir Kaligawe, Pemkot Semarang Bangun Sodetan Baru dari Hibah Tanah Unissula

Sinergi Atasi Banjir Kaligawe, Pemkot Semarang Bangun Sodetan Baru dari Hibah Tanah Unissula

Semarang
Tanggap Darurat Banjir, Pemkot Semarang Dirikan Dapur Umum di Tiga Kecamatan

Tanggap Darurat Banjir, Pemkot Semarang Dirikan Dapur Umum di Tiga Kecamatan

Semarang
Walkot Semarang Tanggung Pendidikan Anak Korban Rumah Roboh di Kauman

Walkot Semarang Tanggung Pendidikan Anak Korban Rumah Roboh di Kauman

Semarang
Ratusan Peserta Ikuti Sarasehan Pemuda, Wadah Konsolidasi dan Kolaborasi Anak Muda Kota Semarang

Ratusan Peserta Ikuti Sarasehan Pemuda, Wadah Konsolidasi dan Kolaborasi Anak Muda Kota Semarang

Semarang
Rakor Penanganan Banjir, Walkot Agustina Dorong Peningkatan Kapasitas Pompa dan Percepatan Pengerukan

Rakor Penanganan Banjir, Walkot Agustina Dorong Peningkatan Kapasitas Pompa dan Percepatan Pengerukan

Semarang
Pastikan Jaringan Dipulihkan, Walkot Semarang Agustina Perintahkan Diskominfo Cabut Surat Penonaktifan Internet Monitoring CCTV

Pastikan Jaringan Dipulihkan, Walkot Semarang Agustina Perintahkan Diskominfo Cabut Surat Penonaktifan Internet Monitoring CCTV

Semarang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com