KOMPAS.com - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menerima penghargaan Manggala Karya Kencana dari Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN) di Grand Merapi Ballroom, PRPP Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Jumat (28/6/2024).
Pemberian penghargaan tersebut juga menjadi bagian dari acara peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) Ke-31.
Anugerah Manggala Karya Kencana merupakan penghargaan tertinggi untuk sosok yang dinilai mempunyai dedikasi tinggi terhadap program pengendalian penduduk, Keluarga Berencana ( KB), dan pembangunan keluarga.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menyematkan pin dan menyerahkan penghargaan tersebut secara langsung kepada Mbak Ita, sapaan akrab Wali Kota Semarang.
Dalam sambutannya, Hasto memberikan ucapan selamat atas prestasi yang diraih para kepala daerah. Ia berharap, kepala daerah dan stakeholder terkait bisa menjadi contoh dan motivasi bagi wilayah masing-masing.
Ia juga berterima kasih kepada Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah (Jateng) dan Wali Kota Semarang karena telah menyelenggarakan acara tersebut.
“Beliau yang menyelenggarakan acara ini dari awal sampai akhir. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Gubernur Jateng dan Wali Kota Semarang beserta jajarannya," kata Hasto dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (29/6/2024).
Baca juga: Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB
Sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), lanjut Hasto, penganugerahan Bangga Kencana yang merupakan tanda penghargaan di bidang pembangunan keluarga kependudukan dan keluarga berencana difokuskan pada pembangunan sumber daya manusia (SDM).
Oleh karena itu, BKKBN bersama-sama kepala daerah melakukan intervensi variabel atau faktor yang efektif untuk mencegah potensi stunting baru. Salah satu yang perlu diperhatikan adalah berat badan lahir rendah (BBLR) atau prematur serta pengetahuan atau pendidikan ibu.
Melalui inovasi luar biasa, ia berharap, BKKBN bisa menyasar faktor-faktor yang sensitif untuk menurunkan stunting dan sekaligus mempercepat kualitas SDM menuju Indonesia Emas 2045.
"Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2023 mungkin masih kurang pas di mata bupati dan wali kota karena penurunan angka stunting-nya kecil. Kami sedang melakukan pengukuran serentak di bawah naungan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia Dan Kebudayaan (Menko PMK) dan Wakil Presiden yang insyaallah selesai pada akhir Juni 2024,” ujarnya.
Hasto menjelaskan, berdasarkan survei tersebut, capaian intervensi serentak pencegahan stunting (ISPS) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng mencapai 98 persen dan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang 99 persen.
Menurut Hasto, capaian ISPS Pemkot Semarang bisa menembus 100 persen jika tidak ditinggal Mbak Ita menerima penghargaan penurunan stunting dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Baca juga: Lewat Inovasi Penanganan Stunting, Pemkot Semarang Raih Penghargaan Pelayanan Publik dari PBB
Penghargaan yang diraih Mbak Ita dari PBB, lanjut Hasto, juga menjadi satu kebanggaan bagi Indonesia.
"(Penghargaan) itu juga (menjadi) kebanggaan kita. Oleh karena itu, kami mengucapkan selamat untuk Wali Kota Semarang,” paparnya.
Mbak Ita pun bersyukur lantaran Semarang kembali meraih penghargaan. Menurutnya, penghargaan Manggala Karya Kencana bisa menjadi penyemangat dalam menurunkan stunting hingga mencapai zero stunting di Ibu Kota Jateng.
Pemkot Semarang pun terus berupaya menekan angka stunting pada berbagai subyek, mulai dari anak-anak, ibu, ibu hamil, remaja putri, calon pengantin, dan bahkan keluarga.
"Sekali lagi, kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung Pemkot Semarang mendapatkan Manggala Karya Kencana, mulai dari stakeholder, instansi vertikal, hingga masyarakat,” kata Mbak Ita.
Dirinya juga menegaskan bahwa pengentasan stunting di Kota Semarang bisa terwujud berkat kolaborasi bersama dari semua pihak, mulai dari pemerintah, stakeholder, dan masyarakat yang berkomitmen untuk menurunkan stunting di Ibu Kota Jawa Tengah.
"Banyak inovasi yang kami buat, salah satunya program pengentasan stunting dengan Sayangi, Dampingi Ibu dan Anak Kota Semarang (SANPIISAN)," kata Mbak Ita.
Tak hanya itu saja, lanjut Ita, dalam upaya penurunan stunting, pihaknya juga mengimplementasikan pemberian makanan dari buku resep masakan Megawati—Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Ia menilai pada dasarnya, masakan-masakan untuk mengatasi stunting itu mudah, murah, dan juga bisa disantap oleh semua keluarga.
"Alhamdulillah buku resep masakan yang pertama kemarin termasuk yang berhasil mengantarkan kami pada prestasi ini,” lanjutnya.
Mbak Ita pun menambahkan bahwa resep dari Megawati bermanfaat di dalam penurunan angka stunting dan ibu hamil kekurangan energi kronik di Kota Semarang.
“Pemberiannya tidak hanya di daycare Rumah Pelita tapi diperuntukkan bagi balita stunting dan ibu hamil kekurangan energi kronik yang ada di Kota Semarang,” tutur Mbak Ita.
Ia menilai bahwa kombinasi antara pemberian makanan dari resep Megawati serta pola asuh yang ada di daycare dapat menurunkan 62 persen angka stunting pada 2023.
“Maka dari itu, terus kita kembangkan yang semula diterapkan pada dua daycare menjadi 10 daycare Rumah Pelita pada 2024, bahkan pada semester satu ini, angka penurunannya sudah 32 persen. Diharapkan, pada 2025 semua kecamatan sudah memiliki daycare Rumah Pelita dengan konsep yang sama, yaitu pemberian makanan serta pola asuh,” terangnya.