KOMPAS.com – Wali Kota (Walkot) Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu bersama jajaran Eselon II di Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang memantau kondisi wilayah Kota Semarang melalui kegiatan bersepeda bersama, Selasa (14/5/2024).
Pada kegiatan tersebut, wanita yang akrab disapa Mbak Ita ini menyusuri sepanjang Kali Semarang di belakang Balai Kota (Balkot) Semarang hingga Kelenteng Tay Kak Sie yang berada di kawasan Pecinan.
"Saya menyusuri sungai-sungai ini karena Kali Semarang ini wajah Kota Semarang yang membelah kawasan kota dengan permukiman," ujar Mbak Ita melalui keterangan persnya, Rabu (15/5/2024).
Saat meninjau kawasan Kali Semarang, dirinya mengimbau Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang untuk membuat blue print drainase di setiap kelurahan yang dilewati Kali Semarang. Hal ini bertujuan agar area tersebut tetap bersih.
Baca juga: Suhu di Arab Saudi 40 Derajat Celsius, Jemaah Haji Semarang Diminta Bawa Vitamin
"Saya tadi mengumpulkan lurah dan camat. Saya minta untuk menyosialisasikan ke warga agar menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah ke sungai," katanya.
Dirinya berkata, permasalahan sampah di sungai tersebut perlu ditangani secara serius karena dapat mengakibatkan terbentuknya sedimentasi yang berujung pada terjadinya banjir, terutama saat musim hujan dengan curah hujan yang tinggi.
Berkaitan dengan hal itu, Mbak Ita mengaku pihaknya melalui DPU Kota Semarang akan melaksanakan pengerukan sedimentasi di sungai-sungai.
"Hanya saja, salah satu problem di sini yakni adanya pulau-pulau beton di tengah sungai yang merupakan bekas pondasi lama. Itu sudah diupayakan pembersihan pakai drill namun belum berhasil, sehingga kami akan coba segala cara agar tidak menghambat aliran sungai," tutur Mbak Ita.
Baca juga: Cerita Penjual Perlengkapan Haji di Semarang, Omzet Capai Rp 20 Juta Per Hari
Selain itu, ujar Mbak Ita, permasalahan lain yang ada di Kali Semarang adalah maraknya gulma atau tanaman liar yang tumbuh.
Ia mengatakan, gulma tersebut dapat menghambat aliran air sehingga dapat menyebabkan limpasan saat musim hujan.
"Mumpung musim kemarau, kami akan menginventarisir dan melakukan pembenahan sungai sehingga air sungainya bersih, warga pun kami minta tidak membuang sampah sembarangan," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang Yudi Wibowo menyampaikan, masyarakat perlu untuk terlibat langsung dalam mempercantik wajah Kota Semarang.
"Seperti arahan Ibu Walkot, pejabat wilayah seperti RT, RW, lurah dan camat harus betul-betul mengedukasi masyarakat bahwa sungai itu wajah kita, wajah Kota Semarang," kata Yudi.
Baca juga: Mengenal Urban Hiking Semarang, Komunitas Pejalan Kaki yang Hobi Menanjaki Perkampungan
Hal itu dapat diwujudkan salah satunya dengan tidak membuang sampah di sungai. Untuk itu, perlu adanya penegakan peraturan daerah (perda) yang memberikan efek jera.
“Misal, mereka yang membuang sampah sembarangan dikenai denda Rp 50.000 dan dipublikasi di media. Ini memang enggak seberapa dendanya tapi bisa membuat efek jera," jelas Yudi.