KOMPAS.com - Wali Kota (Walkot) Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengaku berduka atas dua kejadian anak meninggal dunia akibat hanyut di aliran air saat hujan deras.
Untuk diketahui, dua anak meninggal dunia karena hanyut saat bermain di sungai terjadi di Kota Semarang dalam kurun waktu satu pekan.
Adapun peristiwa pertama kejadian itu terjadi terhadap bocah berusia 13 tahun berinisial AR di Sungai Kalibabon wilayah Kudu, Kecamatan Genuk, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Rabu (10/1/2024).
Sementara kejadian kedua terjadi ketika korban berusia 9 tahun berinisial MNA tengah bermain di aliran sungai Kagok, Kelurahan Wonotingal, Kecamatan Candisari, Kamis (11/1/2024) sekitar pukul 14.00 Waktu Indonesia Barat (WIB).
Demi menghindari kejadian serupa, Gubernur yang akrab disapa Mbak Ita tersebut pun meminta kepada masyarakat umum, khususnya yang tinggal di sekitar sungai, untuk menjadi pengawas bagi anak-anak.
Menurutnya, hal itu diperlukan sebagai bentuk kepedulian antarsesama manusia, khususnya di lingkungan kampung.
Oleh karena itu, ia ingin agar orang dewasa tak ragu untuk menegur anak-anak yang tengah bermain di sekitar sungai saat hujan deras agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Baca juga: Mbak Ita: Proses Pembangunan Tanggul Laut di Semarang Capai 62 Persen
“Untuk anak-anak, kalau hujan deras sebaiknya di rumah saja dan belajar. Sebab, kita tidak tahu air bah ini bisa datang seketika. Kadang di sini tenang, tetapi dari hulu alirannya deras. Sedangkan orang dewasa harus menjaga anak-anak agar tidak main keluar rumah saat hujan deras. Nah, ini tugas kita sebagai orangtua atau tetangga. Kalau melihat anak bermain di kondisi hujan deras) bisa ditegur,” ujar Mbak Ita dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu (14/1/2024).
Selain mengingatkan warga yang ada di sekitar sungai, Mbak Ita juga mengharapkan peran masyarakat di wilayah Semarang bagian atas.
Ia juga meminta kepada masyarakat di wilayah tersebut untuk bisa saling mengingatkan dan mengabarkan ketika hujan deras melanda.
“Mungkin nanti harus ada semacam sistem peringatan dini kalau aliran air di hulu sana kencang dan curah hujannya tinggi. Jadi, tolong beritahukan kepada warga lain. Apalagi, sekarang sudah ada aplikasi Libas dari Polrestabes Semarang. Kami juga masih melakukan upaya menjadikan satu data, tetapi informasi ini bisa cepat terkonfirmasi kepada masyarakat,” terangnya.
Jika membutuhkan bantuan pengamanan di sungai, lanjut Mbak Ita, masyarakat bisa mengajukannya langsung ke Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang.
Namun, dirinya tetap menekankan agar setiap warga bisa saling mengingatkan dan menjaga anak-anak di lingkungannya.
“Jadi, jangan lupa saling mengingatkan antarmasyarakat. Kalau ada kejadian seperti itu lagi bisa laporan ke pemerintah agar dibuatkan pengamanan atau semacam tanda larangan atau pagar dan sebagainya,” ucap Mbak Ita.
Baca juga: Pasar Genuk Sepi karena Pedagang Berjualan di Pinggir Jalan, Mbak Ita: Akan Kami Tata Ulang