Pasar Genuk Sepi karena Pedagang Berjualan di Pinggir Jalan, Mbak Ita: Akan Kami Tata Ulang

Kompas.com - 12/01/2024, 16:10 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Wali Kota (Walkot) Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang akan menata ulang tempat berjualan di Pasar Genuk yang kini dinilai tidak tertib.

Sebelumnya, Walkot yang akrab disapa Mbak Ita tersebut mendapat keluhan dari pedagang Pasar Genuk terkait banyaknya pedagang atau penjual yang dinilai tidak tertib karena berjualan di luar pasar. 

Hal itu membuat dampak ekonomi menurun bagi pedagang yang berjualan di dalam pasar karena banyak calon pembeli yang tidak mampir ke pasar.

Selain itu, akses jalan ke pasar menjadi macet dan kawasan menjadi kumuh akibat banyak pembeli yang berhenti sembarangan di lapak-lapak pedagang luar. 

Oleh karena jajaran Pemkot Semarang mengecek kegiatan pasar yang terletak di Kelurahan Genuksari, Jumat (12/1/2024) tersebut.

Baca juga: Harga Sayur Melonjak, Mbak Ita Tinjau Pasar-pasar Tradisional di Kota Semarang

Setelah mengecek pasar, Mbak Ita mengaku banyak pedagang yang berjualan di luar pasar karena lapak utama para pedagang berada di lantai dua sehingga banyak calon pembeli yang enggan untuk berbelanja.

“Dari Paguyuban Pedagang dan Jasa Pasar (PPJP) ini mengeluh banyak pedagang di luar. Padahal pedagang itu sudah mendapatkan tempat di Pasar Genuk,” ujarnya. 

Oleh karenanya, pihaknya bakal mengatur kembali lapak-lapak yang ada di Pasar Genuk. Dengan begitu, para pedagang yang kebanyakan pedagang sayur itu tidak risau dan kegiatan jual-beli bisa nyaman dilakukan.

“Mungkin mereka mau, tetapi jadi sepi pembeli dan mereka akhirnya turun untuk jualan di luar. Kasihan juga sehingga tadi saya melihat untuk mencoba mengubah layout yang ada di Pasar Genuk yang ada di bawah,” ujarnya.

Dia menegaskan, kondisi itu perlu ditata ulang, sehingga Pemkot Semarang dan PPJP akan berusaha berkoordinasi agar pedagang dan pembeli bisa nyaman. 

Baca juga: Kendalikan Banjir di Semarang, Mbak Ita Minta Dinas Terkait Siapkan Penyaring Sampah

Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu juga meminta Dinas Perdagangan Kota Semarang untuk melakukan pendataan ulang terkait pedagang dan lapak-lapak kosong. 

Di sisi lain, dia berharap upaya-upaya tersebut bisa membuat para pedagang tidak lagi berjualan di luar.

“Secepatnya kami tata lagi, nanti diinventarisasi sehingga tadi yang kosong akan diisi,” ungkapnya. 

Mbak Ita mengatakna, pihaknya berencana membuat menjadikan satu ruang untuk berjalan sayur yang lebih bagus.

“Makanya nanti kami coba review pedagang berapa, di dalam berapa sehingga nanti bisa jualan bener,” paparnya.

Baca juga: Kendalikan Banjir di Semarang, Mbak Ita Minta Dinas Terkait Siapkan Penyaring Sampah

Dampak negatif berjualan di luar pasar

Sementara itu, Ketua PPJP Pasar Genuk Bambang Yusuf mengatakan, berjualan di luar pasar tidak memberikan dampak ekonomi bagi pedagang utama serta mengganggu kenyamanan lalu lintas.

“Di luar banyak pedagang kaki lima (PKL), di sana tidak ada retribusi, terus di dalam ada retribusi, otomatis di dalam pada menjerit,” ungkapnya. 

Selain itu, kata dia, banyak penjual yang gulung tikar karena kalah saing dengan pedagang di luar. 

“Karena di luar itu mudah, segalanya bisa mudah, membeli pakai motor pun bisa (tanpa harus berhenti untuk parkir),” katanya. 

Baca juga: Program Prioritas Pemkot Semarang pada 2024, dari Penanganan Banjir Rob hingga Pariwisata

Bambang menyebutkan, sebagai ketua dia tidak berani untuk menegur karena dampak sosialnya sangat berisiko.

Ke depan, ia mendorong Pemkot Semarang untuk memperhatikan permasalahan tersebut, mengingat banyak yang semakin nekat berjualan di luar pasar.

“Sudah berulang-ulang. Pernah ditertibkan, tetapi balik lagi, bahkan saat baru ditertibkan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), ya, langsung balik lagi,” imbuhnya.

Bambang juga mengaku pihaknya kerap mengingatkan para pedagang yang berjualan di luar. 

Dia menyebutkan, tidak semua pedagang yang berjualan di luar pasar adalah pedagang dari Pasar Genuk.

Bambang mengatakan, pedagang di luar sangat merugikan pedagang di dalam karena mereka tidak memberikan kesempatan pembeli untuk tahu dagangan yang ada di dalam pasar. 

Selain itu, pedagang luar juga tidak memenuhi kewajibannya, yakni membayar retribusi seperti pedagang di dalam.

Baca juga: Selamatkan Ratusan Anjing Penjagalan, Pemkot Semarang Diapresiasi Komunitas Pecinta Hewan

Oleh karena itu, Bambang meminta para pedagang di luar agar berjualan di dalam pasar. 

 

 

Terkini Lainnya
Pemkot Semarang Cairkan Rp 25 Juta per RT untuk HUT RI ke-80

Pemkot Semarang Cairkan Rp 25 Juta per RT untuk HUT RI ke-80

Semarang
Lewat Pakta Integritas, Walkot Semarang Pastikan Pengadaan Barang dan Jasa Bebas Korupsi

Lewat Pakta Integritas, Walkot Semarang Pastikan Pengadaan Barang dan Jasa Bebas Korupsi

Semarang
Denok dan Kenang Semarang 2025 Sudah Dinobatkan, Agustina Minta Mereka Jadi Duta Pembangunan

Denok dan Kenang Semarang 2025 Sudah Dinobatkan, Agustina Minta Mereka Jadi Duta Pembangunan

Semarang
Targetkan Bangun 177 Koperasi Merah Putih, Agustina: Harus Dirancang sesuai Kebutuhan Riil Warga Semarang

Targetkan Bangun 177 Koperasi Merah Putih, Agustina: Harus Dirancang sesuai Kebutuhan Riil Warga Semarang

Semarang
Perkuat Kualitas Pendidikan PAUD, Wali kota Semarang Agustina Jalin MoU dengan Yayasan Kemala Bhayangkari

Perkuat Kualitas Pendidikan PAUD, Wali kota Semarang Agustina Jalin MoU dengan Yayasan Kemala Bhayangkari

Semarang
Karnaval Paskah 2025 Kota Semarang, Masyarakat Sambut dengan Damai dan Gembira

Karnaval Paskah 2025 Kota Semarang, Masyarakat Sambut dengan Damai dan Gembira

Semarang
Kabar Gembira, Pemkot Semarang Sediakan Layanan Cepat PBG bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah

Kabar Gembira, Pemkot Semarang Sediakan Layanan Cepat PBG bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah

Semarang
10.000 Jemaat Ikuti Karnaval Paskah 2025, Pemkot Semarang Siapkan Rekayasa Lalin

10.000 Jemaat Ikuti Karnaval Paskah 2025, Pemkot Semarang Siapkan Rekayasa Lalin

Semarang
Sejumlah Titik di Kota Semarang Tergenang Air, Walkot Agustina Turun Langsung Periksa Keadaan

Sejumlah Titik di Kota Semarang Tergenang Air, Walkot Agustina Turun Langsung Periksa Keadaan

Semarang
Biayai BPJS Kesehatan 10 Ribu Warga Tak Mampu, Pemkot Semarang Tambah Anggaran UHC Rp 15 Miliar

Biayai BPJS Kesehatan 10 Ribu Warga Tak Mampu, Pemkot Semarang Tambah Anggaran UHC Rp 15 Miliar

Semarang
Agar Efisien dan Transparan, Pendaftaran SPMB TK hingga SMP Negeri Dibuka secara Online

Agar Efisien dan Transparan, Pendaftaran SPMB TK hingga SMP Negeri Dibuka secara Online

Semarang
Kota Semarang Bakal Gelar Karnaval Paskah 2025, Simbol Kerukunan Umat Beragama 

Kota Semarang Bakal Gelar Karnaval Paskah 2025, Simbol Kerukunan Umat Beragama 

Semarang
Walkot Agustina Ingin Kota Semarang Jadi Juara Umum Popda Jateng 2025

Walkot Agustina Ingin Kota Semarang Jadi Juara Umum Popda Jateng 2025

Semarang
Respons Keluhan Warga, Pemkot Semarang Kebut Perbaikan Kontainer Truk Sampah

Respons Keluhan Warga, Pemkot Semarang Kebut Perbaikan Kontainer Truk Sampah

Semarang
Jalin Kerja Sama Pendidikan dengan Kota Nanjing, Pemkot Semarang Buka Peluang Pertukaran Pelajar

Jalin Kerja Sama Pendidikan dengan Kota Nanjing, Pemkot Semarang Buka Peluang Pertukaran Pelajar

Semarang
Bagikan artikel ini melalui
Oke