KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menggelar festival pangan pendamping beras bertajuk Promosi Pangan Lokal Enak dan Bergizi (Pisang Legi) di Bundaran Simpang Lima Semarang bersamaan dengan kegiatan Car Free Day (CFD), Minggu (12/11/2023). Lebih dari 300 stan peserta memeriahkan Cooking Vaganza dan program Pisang Legi.
Wali Kota (Walkot) Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, festival pangan tersebut merupakan upaya pihaknya dalam mengajak dan menggelorakan semangat kepada masyarakat untuk mengurangi ketergantungan terhadap konsumsi beras.
"Kegiatan ini adalah upaya terus menerus untuk menggelorakan, memberikan semangat, dan mengajak masyarakat, bahwa kenyang ini tidak harus pakai nasi, beras. Ada pilihan alternatif makanan lain sebagai pengganti karbohidrat nasi," kata wanita yang akrab disapa Mbak Ita itu dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (13/11/2023).
Dengan program Pisang Legi, lanjutnya, masyarakat juga didorong untuk memanfaatkan pangan lokal pendamping beras sebagai makanan enak dan bergizi dalam menu sehari-hari.
Baca juga: Panen Raya Tahun Depan Mundur 2 Bulan, Siap-siap Harga Beras Bisa Naik
Mbak Ita mengungkapkan bahwa festival pendamping beras tersebut merupakan kali kedua diselenggarakan setelah Oktober 2023 dengan 114 stan.
“Kini berkembang jadi lebih dari 300 stan yang terdiri dari rumah sakit (rs), pusat kesehatan masyarakat (puskesmas), sekolah, hotel, bahkan jajaran organisasi perangkat daerah (OPD) Pemkot Semarang," imbuhnya.
Tak hanya itu, kata Mbak Ita, Badan Pangan Nasional (Bapanas) juga memberikan dukungan dalam festival pendamping beras Pisang Legi kali ini.
"Alhamdulillah hari ini, Senin (13/11/2023), dari Bapanas memberikan support. Bapanas membagikan ratusan pisang, minuman olahan yang semuanya merupakan pangan lokal," ujarnya.
Baca juga: Apakah Keripik Pisang Baik untuk Kesehatan?
Kegiatan festival pangan pendamping beras "Pisang Legi" merupakan kampanye mengenai pentingnya pola konsumsi pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA).
Dalam Festival Pisang Legi, beraneka ragam makanan dan kudapan berbahan baku nonberas dan nonterigu tersaji.
Pada agenda tersebut, Pemkot Semarang menggandeng lebih banyak peserta, mulai dari OPD, organisasi wanita, PHRI, PPJI camat se-Kota Semarang, Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Semarang, serta instansi yang bergerak di sektor kesehatan.
Masing-masing peserta stan membuat minimal 50 porsi untuk kemudian dibagikan secara gratis kepada masyarakat di area CFD Simpang Lima Semarang.
Baca juga: Ada CFD dan Aksi Bela Palestina, Jalan dari Summarecon Bekasi hingga BCP Akan Ditutup
Sementara itu, Sekretaris Utama Bapanas Sarwo Edhy mengatakan, pihaknya mendukung kegiatan Pisang Legi yang dilaksanakan oleh Pemkot Semarang.
"Konsepnya sudah jelas di sini, di mana kita memasak dari sumber pangan lokal, nonberas dan nonterigu. Apalagi Ibu Wali Kota Semarang juga mendemonstrasikan masakan pendamping beras, yakni opor singkong yang bergizi namun mudah dibuat," katanya.
Sarwo Edhy mengaku kagum dengan kreativitas Walkot Semarang yang mengampanyekan makanan pendamping beras dengan sangat apik.
"Saya baru tahu, bahwa ternyata ibu wali kota (Mbak Ita) orangnya kreatif dan inovatif," ucapnya.
Baca juga: Kisah Kharel yang Fobia Nasi Putih, Dipicu Mimpi yang Terjadi di Rumah Sakit
Sarwo Edhy mengimbau masyarakat untuk mengurangi nasi dan mengonsumsi pangan alternatif dari sumber pangan lokal yang bersumber dari karbohidrat lain.
"Indonesia merupakan negara makmur, di mana negara ini mempunyai 77 komoditas karbohidrat yang bisa kita jadikan pangan alternatif pengganti nasi atau beras," jelasnya.
Senada dengan Sarwo Edhy, Deputi Bidang III Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Andriko Noto Susanto mengatakan, konsumsi pangan berbasis nonberas merupakan program nasional menuju mandiri pangan dan daulat pangan.
"Bu wali kota (Mbak Ita) ini hebat, jadi konsepnya bagus, kegiatannya bagus, implementasinya juga bagus. Hari ini, Senin (13/11/2023), kita melihat di Simpang Lima full manusia dari ujung ke ujung dan ini bukti bahwa pangan lokal kita bisa menjadi kekuatan besar untuk menunjang kedaulatan pangan," ucapnya.