Tabebuya Hiasi Semarang bak Negeri Sakura, Mbak Ita Ceritakan Perjuangan Bertanam Bunga Ini

Kompas.com - 05/10/2023, 11:55 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

 

 

KOMPAS.com - Kota Semarang menyuguhkan pemandangan cantik dengan kehadiran bunga Tabebuya yang sedang bermekaran. Hal ini seakan membawa suasana kota seperti berada di musim semi ala Negeri Sakura.

Seperti diketahui, tanaman yang dikenal dengan nama pohon terompet emas ini sangat mirip dengan pohon Sakura saat bunganya bermekaran.

Warga Semarang pun berbondong-bondong ingin mengabadikan bunga Tabebuya yang bermekaran di sejumlah lokasi, salah satunya di Jalan Madukoro Raya, Kecamatan Semarang Barat atau di sekitar Banjir Kanal Barat (BKB) Semarang.

"Saya sengaja datang ke sini pagi-pagi (Jalan Madukoro Raya-red) karena ingin foto di tengah suasana mekarnya banyak bunga Tabebuya," kata Mira Kritianti (27), warga Sambiroto, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Kamis (5/10/2023).

Baca juga: Kota Semarang Semakin Panas, Goreng Telur Bisa Tanpa Kompor

Pada awal Oktober 2023, ribuan bunga dari pohon-pohon Tabebuya yang ditanam berjejer bermekaran dengan beragam warna, mulai dari merah muda, kuning, hingga putih.

Mekarnya banyak bunga di pinggir-pinggir jalan kota itu tak lepas dari pengamatan Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu. Ia menyebut bunga Tabebuya memang mekar saat musim panas.

Wanita yang akrab disapa Mbak Ita itu menceritakan bahwa usaha menumbuhkembangkan tanaman tersebut tidak mudah.

Ia mengungkapkan bahwa ribuan pohon Tabebuya yang ditanam tidak semua bisa bertahan hidup.

Baca juga: Vibes Jepang di Kemang Luntur Karena Bunga Tabebuya Berguguran, Warga Masih Banyak yang Datang

"Sebenarnya ada banyak pohon yang sudah ditanam tapi sebagian tidak berhasil. Contohnya di depan Kelenteng Sam Poo Kong dan sepanjang Jalan Pamularsih. Malah banyak yang mati," kata Mbak Ita dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (5/10/2023).

Meski demikian, lanjut dia, banyak pula Tabebuya yang berhasil ditanam dan hidup hingga sekarang.

Oleh karenanya, Mbak Ita berharap, keberhasilan penanaman tersebut menjadi acuan pihaknya ke depan agar Kota Semarang semakin indah.

"Nah, (pohon) yang berhasil (ditanam) itu kan di depan Balai Kota Semarang, Jalan Karang Ayu, dan Jalan Madukoro Raya arah Bandara Jenderal Ahmad Yani," ujarnya.

Baca juga: Penyelundup 7 Ekor Kanguru Pohon Asal Papua Divonis 1 Tahun 3 Bulan Penjara

Sebagai upaya lebih lanjut, wali kota perempuan pertama Kota Semarang itu meminta dinas terkait menata ulang dan melakukan klastering kembali tanaman tersebut.

Dengan begitu, perawatan tanaman lebih mudah dan tertata saat tiba musim hujan.

Penanaman di lokasi tertentu

Sementara itu, Sekretaris Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperwaskim) Kota Semarang Murni Ediati mengatakan, lokasi penanaman pohon memang dipilih di ruas jalan protokol dan taman-taman kota.

Ia mencontohkan, selain ada di ruas Jalan Pemuda, ada juga yang paling menonjol di sepanjang Banjir Kanal Barat.

Baca juga: Antisipasi Banjir, Mbak Ita Bersama Warga Bersih-bersih Banjir Kanal Barat

"Sudah kali kesekian pohon-pohon itu mekar, tapi pada tahun ini (2023) memang terlihat lebih cantik dan segar. Tanaman Bunga Tabebuya yang di Banjir Kanal Barat ini banyak sumbangan dari corporate social responsibility (CSR) berbagai pihak," kata Murni.

Tabebuya (Handroanthus chrysotrichus) atau biasa disebut pohon terompet emas adalah sejenis tanaman yang berasal dari negara Brasil dan termasuk jenis pohon besar.

Bunga Tabebuya seringkali dikira sebagai Sakura oleh kebanyakan orang, karena memiliki bentuk yang mirip. Namun, kedua tanaman ini sebenarnya tidak berkerabat.

Pohon Tabebuya sendiri memiliki beberapa kelebihan, di antaranya daunnya tidak mudah rontok pada saat musim berbunga. Oleh karenanya, bunga ini terlihat sangat indah dan lebat.

Selain itu, akar pohon Tabebuya tidak merusak rumah atau tembok walau berbatang keras.

Baca juga: Cerita Warga Kemang Banyak yang Foto Prawedding Saat Bunga Tabebuya Bermekaran

Setiap spesies Tabebuya memiliki warna yang berbeda-beda. Saat ini warna yang banyak dikenal adalah putih, merah muda, kuning, kuning jingga, magenta, plum, dan merah dengan panjang 3-11 sentimeter (cm), berbentuk terompet dan bergerombol.

Terdapat motif garis warna ungu di dalam bunga Tabebuya. Saat musim berbunga, pohon ini mampu menghasilkan jumlah bunga yang sangat banyak dan tidak putus sejak awal musim kemarau hingga menjelang musim hujan.

 

Terkini Lainnya
Pemkot Semarang Cairkan Rp 25 Juta per RT untuk HUT RI ke-80

Pemkot Semarang Cairkan Rp 25 Juta per RT untuk HUT RI ke-80

Semarang
Lewat Pakta Integritas, Walkot Semarang Pastikan Pengadaan Barang dan Jasa Bebas Korupsi

Lewat Pakta Integritas, Walkot Semarang Pastikan Pengadaan Barang dan Jasa Bebas Korupsi

Semarang
Denok dan Kenang Semarang 2025 Sudah Dinobatkan, Agustina Minta Mereka Jadi Duta Pembangunan

Denok dan Kenang Semarang 2025 Sudah Dinobatkan, Agustina Minta Mereka Jadi Duta Pembangunan

Semarang
Targetkan Bangun 177 Koperasi Merah Putih, Agustina: Harus Dirancang sesuai Kebutuhan Riil Warga Semarang

Targetkan Bangun 177 Koperasi Merah Putih, Agustina: Harus Dirancang sesuai Kebutuhan Riil Warga Semarang

Semarang
Perkuat Kualitas Pendidikan PAUD, Wali kota Semarang Agustina Jalin MoU dengan Yayasan Kemala Bhayangkari

Perkuat Kualitas Pendidikan PAUD, Wali kota Semarang Agustina Jalin MoU dengan Yayasan Kemala Bhayangkari

Semarang
Karnaval Paskah 2025 Kota Semarang, Masyarakat Sambut dengan Damai dan Gembira

Karnaval Paskah 2025 Kota Semarang, Masyarakat Sambut dengan Damai dan Gembira

Semarang
Kabar Gembira, Pemkot Semarang Sediakan Layanan Cepat PBG bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah

Kabar Gembira, Pemkot Semarang Sediakan Layanan Cepat PBG bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah

Semarang
10.000 Jemaat Ikuti Karnaval Paskah 2025, Pemkot Semarang Siapkan Rekayasa Lalin

10.000 Jemaat Ikuti Karnaval Paskah 2025, Pemkot Semarang Siapkan Rekayasa Lalin

Semarang
Sejumlah Titik di Kota Semarang Tergenang Air, Walkot Agustina Turun Langsung Periksa Keadaan

Sejumlah Titik di Kota Semarang Tergenang Air, Walkot Agustina Turun Langsung Periksa Keadaan

Semarang
Biayai BPJS Kesehatan 10 Ribu Warga Tak Mampu, Pemkot Semarang Tambah Anggaran UHC Rp 15 Miliar

Biayai BPJS Kesehatan 10 Ribu Warga Tak Mampu, Pemkot Semarang Tambah Anggaran UHC Rp 15 Miliar

Semarang
Agar Efisien dan Transparan, Pendaftaran SPMB TK hingga SMP Negeri Dibuka secara Online

Agar Efisien dan Transparan, Pendaftaran SPMB TK hingga SMP Negeri Dibuka secara Online

Semarang
Kota Semarang Bakal Gelar Karnaval Paskah 2025, Simbol Kerukunan Umat Beragama 

Kota Semarang Bakal Gelar Karnaval Paskah 2025, Simbol Kerukunan Umat Beragama 

Semarang
Walkot Agustina Ingin Kota Semarang Jadi Juara Umum Popda Jateng 2025

Walkot Agustina Ingin Kota Semarang Jadi Juara Umum Popda Jateng 2025

Semarang
Respons Keluhan Warga, Pemkot Semarang Kebut Perbaikan Kontainer Truk Sampah

Respons Keluhan Warga, Pemkot Semarang Kebut Perbaikan Kontainer Truk Sampah

Semarang
Jalin Kerja Sama Pendidikan dengan Kota Nanjing, Pemkot Semarang Buka Peluang Pertukaran Pelajar

Jalin Kerja Sama Pendidikan dengan Kota Nanjing, Pemkot Semarang Buka Peluang Pertukaran Pelajar

Semarang
Bagikan artikel ini melalui
Oke