KOMPAS.com - Wali Kota (Walkot) Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, pihaknya telah melakukan pengerukan sedimen di sungai-sungai sebagai langkah preventif untuk menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi.
Bencana hidrometeorologi umumnya berupa banjir, tanah longsor, dan angin kencang yang disebabkan adanya dinamika atmosfer.
Langkah tersebut dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang sesuai himbauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang beberapa waktu yang lalu.
Seperti yang diketahui, meski tengah memasuki musim kemarau, belakangan terjadi hujan lebat di beberapa wilayah Jawa Tengah (Jateng) termasuk Kota Semarang.
Baca juga: Dorong Pemkot Depok Bangun TPST untuk Atasi Masalah Sampah, F-PKB: Bisa Digunakan Puluhan Tahun
Wanita yang akrab disapa Mbak Ita itu mengungkapkan bahwa sampah merupakan salah satu masalah yang harus segera diatasi selain menyiapkan drainase.
“Drainase yang ada saya lihat dalam kondisi baik. Tapi ini ada masalah sampah. Jadi kalau mau membuat drainase sebagus apapun selama ada banyak sampah menumpuk, kemudian sedimennya tidak diambil ya sama saja,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (13/7/2023).
Pernyataan tersebut Mbak Ita sampaikan usai mengikuti upacara Pembukaan TMMD Tahap II di Lapangan Merbau, Rabu (12/7/2023).
Menurut Mbak Ita, perawatan drainase di Kota Semarang perlu ditingkatkan walaupun kondisinya sudah bagus.
Baca juga: Truk Masuk Lubang Galian Drainase Buat Macet di Lembang, Polisi Lakukan Rekayasa Lalu Lintas
Oleh karenanya, kata Mbak Ita, pihaknya menginstruksikan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pemeliharaan Jalan dan Drainase wilayah I, II, III, dan IV Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang untuk rutin melakukan perawatan di wilayah masing-masing.
“Pemkot Semarang juga menambah alat berat seperti backhoe, truk untuk rutin melakukan pengangkatan sedimen-sedimen,” imbuh Mbak Ita.
Ia mengatakan, pihaknya saat ini masih membantu pengerukan di sungai, termasuk Kali Babon.
Pengerukan sedimen di wilayah tersebut dilakukan sesuai dengan aspirasi warga bahwa endapan di Kali Babon sudah tinggi
Baca juga: Apdesi Serahkan 13 Poin Aspirasi Revisi UU Desa ke DPR, Apa Saja?
“Kemudian normalisasi Kali Tenggang. Kami sudah rapat dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR), di sana (Kali Tenggang) juga akan ada perbaikan,” tutur Mbak Ita.
Selain antisipasi banjir, Pemkot Semarang juga berkolaborasi dengan Komando Distrik Militer (Kodim) 0733 dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk mengatasi kekeringan di wilayah Jabungan.
Hal tersebut menjadi salah satu rangkaian Tentara Nasional Indonesia (TNI) Manunggal Membangun Desa (TMMD) Sengkuyung Tahap II tahun 2023 yang dimulai pada 12 Juli 2023 hingga 10 Agustus 2023 di Kelurahan Jabungan, Kecamatan Banyumanik.
“TMMD memiliki kegiatan fisik berupa betonisasi yang akan dilaksanakan di Rukun Tetangga (RT) 3/Rukun Warga (RW) 3, rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH), serta pembangunan satu tandon air bersih yang sangat-sangat dibutuhkan warga Jabungan,” ucap wali kota perempuan pertama di ibu kota Jateng tersebut.
Selain itu, lanjut dia, TMMD memiliki juga memiliki kegiatan nonfisik berupa pemberdayaan masyarakat.
Baca juga: Wakasad Sebut TMMD Akan Bangun Rumah Warga yang Terdampak Gempa Cianjur
Adapun kegiatan nonfisik yang dimaksud, mencakup pemberian bantuan sosial (bansos) warga miskin dan stunting, pasar murah, sosialisasi stunting dan Keluarga Berencana (KB), kegiatan pemberdayaan ekonomi hingga sosialisasi bela negara.
Melalui TMMD, Mbak Ita berharap, semua pihak dapat bergotong-royong untuk mencapai solusi dari permasalahan yang ada termasuk kekeringan.
“Kami atas nama Pemkot Semarang dan keluarga besar warga Banyumanik mengucapkan terima kasih, matur nuwun kepada segenap elemen TNI, khususnya Kodim 0733 yang konsisten menyelenggarakan TMMD,” ucapnya.
Mbak Ita mengatakan bahwa pihaknya butuh sinergi dengan TNI dan Polri untuk membuat Kota Semarang jauh lebih baik.