KOMPAS.com – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan, pemerintahannya mampu menjaga konsistensi Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Semarang di atas provinsi dan nasional.
“Walau belum bisa memenuhi target dari Menteri Keuangan (Menkeu), tapi lonjakannya sudah sangat tinggi,” ungkapnya usai membuka kegiatan Forum Gabungan Perangkat Daerah, Selasa (3/3/2020).
Dalam dua tahun terakhir, terangnya, LPE Kota Semarang terus mengalami peningkatan, yaitu 6,52 persen pada 2018 lalu menjadi sebesar 6,86 persen pada 2019.
Sementara itu, target dari Menkeu Sri Mulyani untuk daerah Jawa Tengah, termasuk Kota Semarang, yaitu mencapai 7 persen.
Baca juga: Usai Pembongkaran, Warga di Semarang Antusias Daftar Sewa Lahan KAI
Untuk itu, Wali Kota yang akrab disapa Hendi ini berencana mewujudkan berbagai kegiatan yang menjadi prioritas pada 2020, termasuk LPE.
Dia pun optimistis pihaknya mampu mempertahankan LPE Kota Semarang seperti sekarang.
Lebih lanjut, Hendi menjelaskan, LPE Kota Semarang dipengaruhi beberapa hal, seperti konsumsi warga masyarakat.
“Untuk kalangan menengah ke bawah mungkin sudah terakomodir, tapi ceruk kaum elit warga Semarang yang belum tergarap," ujar Hendi di hadapan jajaran Kepala Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kota ( Pemkot) Semarang.
Baca juga: 5 Kafe Nuansa Vintage di Semarang, Ada yang Gedungnya Berusia 1 Abad
Selain itu, tambahnya, LPE juga dipengaruhi oleh investasi, nilai ekspor, dan pajak.
Untuk saat ini, Hendi menyebut ada beberapa pekerjaan rumah Pemkot Semarang yang harus tetap dikawal, seperti Kampung Pelangi, Pasar Johar, pelebaran Jalan Gajah dan penambahan pusat kuliner di Semarang.
Adapun, kegiatan tersebut digelar dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2021 di Ruang Lokakrida, Kompleks Balai Kota Semarang.
Pada kesempatan itu, Hendi juga membahas berbagai keberhasilan yang telah dicapai Pemkot Semarang.
Baca juga: Lagi, Semarang Jadi Kota Pembangunan Manusia Terbaik di Jawa Tengah
Capaian itu seperti angka Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenan (Silpa) yang terus menurun dari tahun ke tahun dan opini dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang memberi predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) selama tiga tahun berturut-turut.
“Opini WTP dari BPK jangan dianggap dengan eforia yang berlebihan, karena memang sudah seharusnya," ujar Hendi.
Selain itu, dia juga membeberkan nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Kota Semarang pada 2016 yang semula C meningkat menjadi B pada 2019.
Tak hanya itu, sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), ada beberapa capaian Indikator Semarang hebat lainnya, di antaranya LPE dan Indeks Pembangunan Manusia.
Baca juga: Menjaga Roh Kesetaraan Gender Lewat Pentas Wayang Orang di Semarang
Selain itu, ada pula Nilai Investasi & Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dan Indeks Reformasi Birokrasi, Angka Kemiskinan hingga Tingkat Pengangguran Terbuka.
“Beberapa sudah mencapai target, namun tahun ini dan tahun yang akan datang harus lebih hebat,” harap Hendi.
Sementara itu, terkait kasus virus corona, Pemkot Semarang juga mengimbau agar masyarakat tidak panik.
Hendi mengatakan, masyarakat kini diimbau agar melakukan dan meningkatkan gaya hidup sehat, mulai dari menjaga kebersihan tangan yang rutin.
Lalu, dia juga mengimbau masyarakat untuk menghindari mengusap mata, hidung dan mulut. Kemudian, menutup mulut dan hidung dengan tisu ketika bersin atau batuk.
Baca juga: Pabrik Obat HIV di Semarang Mulai Beroperasi
“Terus jaga kesehatan dan banyak-banyak cuci tangan,” tandas Hendi.