KOMPAS.com - Perahan-lahan wajar baru Kota Lama di Semarang mulai menampakan wujudnya.
Hal ini terjadi setelah revitalisasi tahap I yang menggarap drainase jalan, pemasangan material batu andesit, hingga lampu, dan street furniture mulai terselesaikan.
Transformasi kawasan Kota Lama Semarang sekarang pun menjadi pembuktian Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dalam merealisasikan visi misi pembangunannya.
Pasalmnya, Revitalisasi Kota Lama Semarang menjadi salah satu bagian dari program kerjanya Hendrar yang diajukan saat mendaftar sebagai Wali Kota Semarang pada 2015.
Baca juga: Keseriusan Ganjar Ingin Jadikan Kota Lama Semarang Seperti Arbat di Moskow
Kala itu Hendi, biasa akrab disapa Wali Kota Semarang tersebut bertekad untuk dapat menjadikan kawasan Kota Lama Semarang yang semula kumuh, menjadi icon pariwisata Kota Lumpia.
Upaya merealisasikan komitmennya dalam mengembangkan Kota Lama dimulai saat ia berhasil terpilih menjadi wali kota Semarang periode 2016-2021.
Hendi memasukkan Kota Lama sebagai salah satu kawasan strategis bidang sosial budaya pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2016-2021.
Revitalisasi pun mulai dikerjakan pada 2017 dengan dukungan dari pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR. Kementerian ini membantu Hendi mendorong adanya perubahan di kawasan bersejarah Kota Semarang tersebut.
Kini sebanyak 80 persen dari 116 bangunan gedung cagar budaya sudah mengalami revitalisasi.Pihak swasta dan pemilik gedung pun dapat menggunakan kembali bangunannya menjadi beragam kegunaan.
Baca juga: Kota Lama Semarang Bakal Dilengkapi Museum VW
Revitalisasi juga disertai dengan memanfaatkan gedung-gedung tua di kawasan Kota Lama sebagai kawasan ekonomi dan bisnis.
Gedung tua cagar budaya tersebut disulap menjadi perkantoran, restoran, café, kedai kopi dan tempat wisata. Jauh dari kesan kumuh, angker dan rawan kriminalitas seperti stigma yang melekat pada Kota Lama sebelumnya.
Bangunan lain juga telah disulap oleh Pemerintah Kota Semarang menjadi galeri seni dan tempat pameran produk UMKM guna lebih memperkenalkan potensi UMKM Kota Semarang kepada setiap pengunjung Kota Lama.
Tak hanya berhenti di situ, Pemerintah Kota Semarang terus pula mempersiapkan fasilitas dan sarana lain demi mendukung informasi berkaitan Kota Lama.
Dinas Tata Ruang Kota Semarang juga meluncurkan aplikasi 'Kota Lama Semarang' di Playstore dan Appstore untuk mendukung pelayanan informasi terkait bangunan cagar budaya.
Melalui aplikasi tersebut, pengunjung mendapatkan info lebih lanjut terkait 116 bangunan cagar budaya di Kota Lama hanya dengan menggunakan QR Code.
Sedangkan pusat layanan informasi berupa Klinik Pengawasan Bangunan Kota Lama yang berada di Gedung Oudetrap memberikan pelayanan konsultasi rencana konservasi terhadap aset cagar budaya, pusat data cagar budaya kota lama, dan pendampingan kegiatan di Kota Lama Semarang.
Baca juga: Kota Lama Semarang Berpeluang Besar Jadi Kota Pusaka UNESCO
Atas pencapaian positif saat ini, Hendi selaku Wali Kota Semarang mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang ikut berkontribusi.
"Sedari awal ketika ditanya apa kendala yang akan dihadapi dalam merevitalisasi Kota Lama, saya katakan bahwa hampir seluruh bangunan cagar budaya yang ada adalah milik swasta, termasuk BUMN," jelas Hendi, seperti dalam keterangan tertulisnya, Senin (26/8/2019).
"Maka ketika hari ini banyak pihak mengatakan Kota Lama berhasil berubah, maka jelas ini bukan kerja pemerintah saja, melainkan semua pihak yang memiliki kesama visi dengan kami," tegasnya.
Selanjutnya, revitalisasi Kota Lama tahap II dijadwalkan akan mulai dikerjakan pada September 2019. Kali beberapa hal yang akan digarap antara lain terkait infrastruktur, media literasi museum, serta pengerjaan street furniture di sejumlah titik.
Hendi mengharapkan melalui revitalisasi tahap akhir tersebut Kota Lama Semarang dapat layak menyandang predikat world heritage UNESCO 2020.